Jangan lupa vote dan komen nya ya!
Selamat membaca sayang-sayangku 💚
BAGIAN TIGA PULUH DELAPAN : I'M HERE!
Jevan menarik paksa Gio bangun seraya mencengkram kerah bajunya kuat. Sorot matanya yang tajam membuat Zella tidak mengenali Jevan. Jevan si paling lembut itu kini berubah menjadi kasar. Berkali-kali Jevan melayangkan tinjuan tepat sasaran ke wajah Gio hingga babak belur parah.
"Kak, STOP!!" Namun hasilnya sia-sia, Jevan tak menghiraukan Zella. Cowok itu masih tetep kekeh memberi pelajaran pada Gio.
"Lo macem-macem sama gue sama aja lo cari mati sama gue, NGERTI!!" Ujar Jevan dengan nada tinggi.
Gio terkikik geli, "Bukan gue yang cari mati sama lo tapi gue yang bisa bikin nyawa lo melayang!" Gio benar-benar manusia psikopat, Zella bisa melihat jelas cowok licik itu bakal melakukan apapun pada Jevan.
Hendak melayangkan tinjunya lagi, Zella dengan sigap berlari kearah Jevan dari belakang.
"Kak udah, kak!" Zella melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Jevan, agar cowok itu tenang.
Sebelah tangan Jevan menggantung di udara, napas Jevan naik turun.
"Kiw! Kiw! Ternyata selera lo cewek murahan ya?" Ledek Gio ditengah masih dalam bahaya dari seorang Jevan.
"Mau lo apa njing! Gue nggak bakalan segan-segan masukin lo ke penjara!" Ancam Jevan penuh penekanan.
"Silahkan aja gue kagak takut, Hukum disini tuh bisa pake duit, gampang!" Tawa Gio mengudara. Jevan mulai tersulut emosi kembali, tetapi Zella menarik Jevan pergi dari Villa itu, Pandangan Jevan tak lepas dari Gio yang terduduk di lantai, memuntahkan cairan merah kental keluar dari mulut cowok bejat itu.
"Anjing lo Jevan!" Gio merintih perih. Ia mengambil ponsel dari dalam saku jaket hijau. "Gue nggak bakalan kalian bahagia!" Sumpah nya.
•••
"Naik!" Perintahnya dengan nada tegas, Zella terkesiap mendengar hal itu. Gadis itu lebih baik nurut, mungkin emosi Jevan masih belum stabil.
Perjalanan pulang, Zella diam-diam menangis sembari menyender ke punggung lebar cowok itu. Meskipun Jevan fokus nyetir, Jevan masih bisa mendengar tangisan gadis itu, ia biarkan Zella nangis sepuasnya. Ia jadi merasa bersalah tadi perkataan nya agak menyakitkan bagi Zella.
"Zella, kamu lapar nggak?" Tanya Jevan memecah keheningan.
"Enggak-" Perut tak berpihak padanya, terdengar jelas oleh Jevan, perut Zella berbunyi minta diisi.
"Boong," Sudut bibir Jevan terangkat. "Lucu banget cewek gue apa gue kokop aja kali ya?"
"Aku memang lapar, tapi sikap kak Jevan bikin aku takut tadi," Ungkap nya sembari terisak pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVANGAR (Sequel Zayyan Harquel) ✓
Fiksi Remaja[ FOLLOW AKUN KU DULU SEBELUM BACA ] [LENGKAP] "Kamu mungkin nggak pernah perawatan mangkanya tunangan kamu lebih milih temanmu sendiri." Jika mendapatkan perkataan seperti itu apa yang kalian rasakan? Marah, Iya. Pengen banting orang itu juga, iya...