09 | AS

113 8 0
                                    

"KAK!" Teriak Asha, dikala lagi dihari Minggu menyambut.

Abbas yang tengah membuat sarapan didapur sontak terkaget mendengar teriakan Asha dari lantai atas. Ah gadis itu memang hobi teriak-teriak, Abbas bahkan sudah ingin tak heran, tapi suara nyaringnya selalu saja mengagetkan.

"Kenapa?" Sahut Abbas lembut.

Selalu lembut, lembut sampai Asha bahkan tak bisa mendengarnya dari kejauhan.

"KAK ABBAS! SINI LO!" Teriaknya sekali lagi.

Abbas mematikan kompornya, lalu ia hendak berjalan menuju lantai dua untuk menghampiri Asha namun gadis itu sudah terlebih dahulu turun dengan muka marahnya. Dia masih menggunakan mukena. Abbas tebak Asha ketiduran seusai shalat subuh dan baru bangun.

"Kenapa?" Tanya Abbas.

"Itu didepan pintu kamar stella jeruk yang pasang lo kan? Gila, untung gue masih hidup.." protes Asha dengan nada tinggi.

Alisnya menyatu menjadi satu, nafasnya terlihat terengah-engah seperti sedang sesak nafas.

"Loh?"

"Lo gak tahu apa seberbahaya apa stella jeruk untuk kehidupan? Bisa mati muda kalau gini caranya."

Abbas menajamkan pandangannya, ada yang salah? Ia padahal sengaja menaruh pewangi itu didepan kamar Asha supaya lorong menjadi wangi. Apa wanginya merusak suasana kamar Asha?

"Gak suka?"

"BAU! GAK SUKA, ENEK! YANG KOPI AJA!"

Asha memijit keningnya perlahan, dadanya masih sesak bangun-bangun disuguhi wangi semerbak Stella jeruk. Mungkin bagi beberapa orang wangi, tapi Asha paling tak bisa dan tak suka menghirup udara yang tercampur Stella jeruk.

"Ada kayu putih di kotak obat, hirup dalam-dalam, habis itu mandi, turun lagi kita sarapan! Hari ini saya mau ikut kajian, kamu mau ikut?" Tawar Abbas.

"Boleh, tapi lama gak? Soalnya ada janji sama Rakha nanti sore.. ehe!"

"Udah baikan? Kenapa gak putus aja?" Tanya Abbas, wajahnya terlihat tak suka dengan nada datar.

"Udah, tadi malem baikan. Kita hari ini mau jalan di deket sini kok, tenang aja!"

Abbas mengangguk walau benaknya tak percaya bahwa lokasi mereka berkencan sedekat itu dengan rumah.

Laki-laki itu turun dari tangga untuk menuju ke dapur kembali, melanjutkan masakannya. Mood nya agak menjadi berantakan.

Kehidupan Abbas dan Asha rasanya seperti simulasi sepasang suami istri, tapi yang satu sibuk membuat peraturan serta sibuk dengan tugas kuliahnya yang belum selesai. Dan satu lagi sibuk menjadi bucin bersama sang pacar didepan si sibuk nugas. Rasanya Abbas dimadu secara terang-terangan oleh sang istri.

Jika diceritakan, mungkin ceritanya tak akan selesai dalam sekali pertemuan. Sangking panjangnya, Asha bahkan tak mengingat kisah panjangnya itu bersama Abbas dahulu.

Iya, mereka memang sudah memiliki kisah sejak kecil. Dibesarkan dalam satu rumah besar yang sama, bermain bersama, tumbuh bersama, menangis bersama hingga tertawa bersama.

Dulu mereka serumah karena sesuatu hal. Begini ceritanya.

Pada awal mula kisah, Firdan adalah kekasih Maryam. Namun keadaan keluarganya sangat menolak dan menentang sebuah hubungan percintaan diluar pernikahan, seperti Asha yang dilarang pacaran oleh Ayman, itu juga dialami oleh Maryam saat muda.

Dua tahun hubungan Maryam dengan Firdan, mereka berpisah karena Maryam tiba-tiba dijodohkan dengan Ayman keluarga kerabat dekat Ayah Maryam.

Tak lama setelah Maryam menikah dengan Ayman, Firdan mengumumkan pernikahannya dengan Inggit, hasil dari perselingkuhannya dari saat bersama Maryam selama berpacaran.

Disitu Maryam hancur. Ayman sebagai seorang suami yang jelas-jelas sudah mempunyai tanggung jawab penuh terhadap Maryam, menggerakkan diri untuk memperbaiki semuanya dan Firdan pun terang-terangan terus meminta maaf pada Maryam karena telah berselingkuh dahulu. Jujur, Firdan takut ia terkena karma dari perbuatannya tersebut, entah karma untuk dirinya maupun keturunannya.

Beberapa bulan Firdan berlutut tanpa malu menjelang pernikahannya, meminta maaf kepada Maryam yang tak ingin menoleh sedikitpun lagi.

Saat itulah Ayman menjadi penengah bagi masalah itu, dia memutuskan untuk tinggal bertetanggaan dengan Firdan entah apapun alasannya. Beberapa hari menjelang pernikahan Firdan, tiba-tiba Maryam memaafkan laki-laki itu serta sudah bisa menerima kenyataan bahwa mereka sudah menemukan kebahagiaannya masing-masing.

Layak tak terjadi apa-apa, mereka berdua tinggal bersebelahan dengan kondisi rumah yang terhalang antar tembok. Membesarkan anak-anaknya masing-masing, bahagia masing-masing, dan faktanya beberapa tahun itu tak ada apa-apanya jika sekarang harus berbahagia masing-masing.

Abbas dan Asha tubuh besar bersama, sampai mereka masuk sekolah dasar untuk pertama kalinya untuk Asha dan Abbas sebagai penanggung jawab gadis kecil tersebut, disana dia sudah berusia 10 tahun ketika Asha masih baru 6 tahun. Asha ditemukan tak sadarkan diri setelah terbentur sebuah pembatas jalan ketika pulang sekolah karena bergurau dengan teman sekelasnya.

Sejak itu, keluarga Asha pindah. Mereka mencari pengobatan di negara luar untuk kesembuhan sang anak, karena benturan itu menyebabkan semua ingatan Asha hilang.

Abbas tahu itu semua terjadi karena dirinya, beberapa tahun Abbas terus menerus menyalahkan dirinya. Menyesal, kecewa pada diri sendiri. Dan mulai saat itu, Abbas benar-benar menjadi pribadi yang pendiam, banyak menyendiri dan mudah terlarut dalam hal kecil.

Sekarang, ketika Abbas bertemu kembali dengan Asha setelah 12 tahun silam lamanya. Gadis itu malah tak mengenali bahkan mengetahui nama Abbas-pun tidak. Padahal dulu, yang selalu mengelap tangisan Asha kecil itu adalah Abbas.

Dan jika boleh jujur, Asha ini adalah cinta pertama Abbas. Gadis cantik berbulu mata lentik, dengan manik mata berwarna coklat muda dan senyum manisnya yang selalu ceria. Abbas selalu jatuh cinta jika memandangnya.

Tapi sepertinya, dia sudah mencintai yang lain. Abbas paham dan mengerti hal itu. Seperti apa yang dikatakannya, siapapun yang berani jatuh cinta harus berani sakit hati. Tak semuanya harus selalu seperti apa yang kita inginkan.

Teruslah mencintai seseorang walau dia mencintai orang lain. Kenapa tidak? Sebelum memang para saksi menyatakan sah. Itu prinsip Abbas saat ini.

Manusia itu memang mahluk lucu, kadang dicintai malah mencintai yang lain. Yang mencintai malah tak dianggap. Tapi balik lagi, siapa yang berani jatuh cinta maka harus berani sakit hati. Semuanya punya konsekuensi, kadang ada saat dimana kita berhasil dan ada saat dimana kita gagal.

Dalam percintaan pun  sama halnya seperti itu.

*

*

*

*

Angkat tangan yang dicintai malah mencintai yang lain?

Abbashana ✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang