Terimakasih sudah membaca Abbashana sejauh ini, semoga suka dengan gaya aku dalam menulis ya temen-temen. (☆▽☆)
Jangan lupa pencet tombol vote dan follow akun aku sebagai tanda dukungan sebagai seorang penulis, agar lebih bersemangat!
____
"Sha? Sayang? Kamu lihat kunci mobil?" Tanya Abbas sembari menuruni tangga, dia memakai jasnya dan membereskan diri dengan buru-buru seperti tengah dikejar sesuatu.
Ashana yang tengah terbaring santai diatas sofa menonton film kesukaannya menatap kebingungan kearah Abbas, sejenak dia memikirkan keberatan benda yang baru saja suaminya tanyakan.
"Hah.. kunci mobil? Emang kamu mau kemana, Kak?" Tanyanya balik, beranjak dari sofa kemudian membuka sebuah kotak dimana semua per-kuncian disimpan.
Sempat hening sebentar, tangan laki-laki beraroma maskulin di sana sibuk mengotak-atik handphonenya. Dia mendengar Ashana bertanya, tapi menunda jeda untuk menjawab pertanyaan tersebut karena fokusnya tengah berantakan. Abbas tak pernah seperti itu, sesibuk apapun dia dengan pekerjaannya mau jauh atau dekat Ashana, jika perempuan kesayangannya bertanya secepat mungkin Abbas pasti akan menjawabnya.
Kening Ashana berkerut, dia sudah menyodorkan kunci yang dimintai oleh Abbas namun sosok dihadapannya kini ternyata sedang sangat fokus menghadapi sesuatu dilayar handphonenya. Ashana termangu sebentar, menunggu Abbas kembali dalam kesadaran raganya.
"Kak! Kuncinya?" Tegur Asha.
"Iya, makasih, sayang!" Jawab Abbas, tanpa mengalihkan pandangannya sama sekali dari layar handphone.
"Mau kemana?" Tanya Ashana serius, mukanya mulai mendatar, suasananya hatinya mulai kesal diabaikan.
"Rumah sakit. Sebentar sayang, aku lagi balas chat. Ada kecelakaan beruntun." Jawabnya, kurang jelas layak orang kepanikan.
"Kak-" belum sempat Ashana melanjutkan perkataannya, Abbas tiba-tiba menghampirinya dan mengecup sekilas kening Ashana.
"Aku pergi dulu ya, kamu baik-baik di rumah jangan kemana-mana terus hubungi aku kalau ada apa-apa. Kecelakaannya parah, korbannya banyak. Assalamualaikum!" Pamitnya keluar dari pintu rumah. Namun tiba-tiba kembali lagi untuk mengucap satu kalimat. "Sha, ingat pesan aku.." lalu dia menghilang dibalik pintu begitu saja dalam beberapa detik. Secepat itu Abbas berpindah tempat dan kepribadian.
Menatap ke sekeliling rumah yang sudah sepi, Ashana tertegun. Dia sendiri lagi.
Nasib menikah dengan seorang dokter yang sibuknya tiada habis, Ashana banyak ditinggal sendirian ditengah malam maupun ditengah hari libur. Abbas adalah dokter yang sangat kompeten. Sebenarnya Ashana sangat kesal karena sering ditinggal tiba-tiba, tapi dia lebih merasa sangat bangga memiliki seorang suami yang menekuni dan sungguh-sungguh dalam pekerjaannya.
Tidak jadi masalah. Namun terkadang, menjadi sebuah boomerang.
...
Siang dihari libur, Ashana memilih untuk membuka tokonya yang berada ditengah kota. Toko yang dia bangun sendiri, kini telah berkembang menjadi toko besar yang terkenal. Ashana ingat jelas dimana ia baru saja merintis usahanya ini, berawal dari masa-masa SMA karena terpacu oleh drama Ibu Ratih dan menantunya, hingga menjadi sebuah toko kecil-kecilan yang selalu Abbas tawarkan pada teman-teman kerjanya dengan sedikit cara paksaan ternyata hingga menjadi toko lumayan besar yang menjadi kesukaan banyak orang. Panggil saja usaha tersebut Abbasha's Shop, yang menjual banyak jenis kue dan makanan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abbashana ✓ [REVISI]
Fiksi RemajaSemuanya tak adil. Tapi setelah kamu datang, semuanya menjadi lebih menyenangkan karena kamu mengajarkan aku bagaimana cara ikhlas di setiap saat aku merasa bahwa dunia tak adil. Terimakasih Abbas, telah membawaku kembali kedalam ingatan yang pernah...