akhir dari segalanya?

165 58 13
                                    

"marischa zeolie?"

Semua empat perempuan yang sedang berjalan beriringan di depan ,seketika terhenti disaat mendengar suara panggilan dari salah satu pria dibelakang mereka. Yang juga mampu membuat mereka sedikit lambat untuk pergi kearah kantin;

" Saya.mau minta maaf,atas kesalahan saya waktu insiden kemarin,itu benar-benar di luar kendali saya, saya tidak mampu menahan rasa emosi saya waktu itu ." kata Agler,Disela-sela keheningan mereka;

"Emang agler ngelakuin kesalahan apa?"

"Baru kali ini,gua ngelihat Agler ,meminta maaf seniat  itu;"

"Agler ,Lo gak kemasukan kan?"

Ucap teman-teman Mereka yang masih sedikit terkejut dan juga tidak menyangka atas apa yang sudah terjadi sekarang.

Tetapi..... ternyata niat maaf saja , tidak akan  selalu mulus , justru untuk bicara satu kata saja , terlalu sulit untuk di lakukan marischa. Sehingga membuat Agler hanya bisa  selalu harus menetralkan rasa emosi nya, disaat harus setia menunggu satu ucapan perempuan itu,

"Gue gak butuh maaf Lo itu, masalah Lo bukan sama gue, kalo lu mau kelar dalam permasalahan ini, ketemu saja sama zevan, masalah Lo sama dia kan?" Kata Marischa dingin,tidak ada ekspresi di wajahnya. 

Agler menyeringai "gua disini tulus minta maaf sama Lo,gua gasuka ada nama orang lain keluar dari topik ini" kata Agler ketus. Yang membuat teman - temannya tidak percaya mendengar tuturan Agler.

"Egois Lo ternyata" kata Marischa dengan nada tidak suka,lalu melanjutkan langkahnya berjalan ,tanpa memperdulikan lelaki  itu yang menatap nanar kearahnya.

" Gila!! Lo salah kata tuh ger" ujar aldres.

" Lain kali ,kalo bicara harus yang lembut biar tidak seperti ini kejadiannya" peringat Areksa.

" Nangis anak orang, mampus Lo ger" varrel menambahi.

" Bukan urusan gue , toh niat gua ,cuma mau minta maaf sama dia." Balas Agler dingin.

" Lo malahan. Justru mempersulit keadaan" kata ibhas yang masih setia membaca buku miliknya itu,tanpa berniat untuk menatap Agler.

***

"Denger - denger nih ya.katanya, kalo ada orang, kelamaan marah-marah gajelas sama cowok, itu tanda nya orang tersebut bakalan berjodoh;"

Marischa menoleh sinis ke arah mereka,yang sekarang tengah duduk di sebelahnya ,sembari berusaha menampilkan ekspresi konyol kepadanya. Selepas perdebatan di kantin tadi, mereka memutuskan untuk pergi sama- sama keatas rooftop. hanya sekedar untuk mencari ketenangan.

Tidak ada Suara yang keluar dari mulut mereka. Sehingga mampu membuat situasi di tempat itu seketika menjadi garing tidak ada kehidupan sama sekali. " lu ada masalah sama Agler? kenapa lu gamau cerita sama kita , lu gak ingat kalo ada kita semua yang selalu di sisi Lo?"

marischa menghembus nafas berat.dia memainkan ponsel genggam nya sejenak sebelum menjawab, "gak penting bukan urusan gue ,dan juga bukan urusan kalian,biarkan Agler yang memikirkan masalah nya sendiri."

"gua gak tau bagaimana nasip Lo nanti,yang pasti gua cuma mau Lo siapin mental semisalkan Lo ketemu Agler lagi"  peringat arelyn tentu membuat marischa sukses bingung sendiri dengan penuturan hal tersebut.

" Jangan mengusik kalo tidak mau diusik,kata kata itu. sukses terucap oleh nya ,setelah kejadian beberapa tahun yang lalu;" jelas jegika menambahi.

Disisi lain . marischa yang masih setia dengan obrolan itu,cuma bisa memandang mereka - mereka jengah.dan terus- menerus membuang pikiran aneh yang sempat terlintas di otak nya .

****

Agler melangkahkan kakinya lunglai menuju kamar yang berada di lantai atas. Seperti biasa, suasana rumahnya terasa begitu sepi bagaikan rumah yang kosong karena ditinggal oleh pemiliknya.

Sebelum masuk ke kamarnya, ada sesuatu benda sedikit berhasil mencuri perhatian Agler. Kemudian tanpa banyak pikir, Agler pun memutuskan untuk mengambil benda tersebut, " memories tentang dirinya"

Tangan Agler bergerak cepat, membuka buku memory itu pada halaman paling tengah Di sana dia bisa melihat ada sebuah gambar ketiga anak remaja ,Lalu di bawahnya terdapat sebuah tulisan yang membuat perasaan Agler sedikit bercabing -cabing.

berpuluh - puluh tahun,kita bersama, bertahun - tahun juga kami merindukan kehadiran mu; saya tidak mengharapkan  hal lain,selain kita bertiga bisa berkumpul sama - sama kembali, seperti dahulu. Sebelum saya harus pergi menjauh......

Agler dengan segera menutup buku memory miliknya itu saat tanpa sadar sebulir air matanya menetes mengenai bagian halaman yang dia baca.
"marischa jika benar Lo itu jeoli, gue berharap Lo bisa datang kembali pada kita,jika kamu hanya mirip dengan nya maaf gua pernah lancang menaruh perasaan dengan Lo".

****

suasana kantin sma garuda sangat ramai oleh siswa-siswi yang berbelanja keperluan di tempat ini, banyak siswa yang rela berdesak-desakan sejak tadi, tetapi suasana ini justru tidak menyurutkan agler untuk membatalkan langkahnya dan berbalik, cowok itu tetap berjalan, menepis semua orang yang antri panjang di kantin itu,

"kasi gue jalan!" sentak agler yang langsung dihindari oleh semua yang ada di sana. seakan mereka tau ,bahwa membatah cowok itu sama saja seperti bermain - main dengan singa.

laki- laki ber almet osis kebanggaan. nya itu ,hanya menatap. para anak - anak lain disana dengan semena - mena, sehingga membuat para murid sana, membicarakan hal tersebut.

"banyak jalan yang luas disitu,ga lihat?" tanya salah satu perempuan cuek, sembari mengingatkan kesalahan agler.

"bukan urusan lo,gak perlu ikut campur" kata agler.dengan nada,sedikit di tinggikan.

" lo ngerti peraturan?" kata marischa mengingatkan.

agler yang masih setia mendengarkan,hanya bisa mengeraskan rahangnya nya itu. "malas.baca" balas agler santai.dengan ekspersi yang sama sekali tidak perduli

"munafik,ini yang dinamakan ketua osis?. aturan sendiri ajah masih di langgar, bagaimana dengan aturan lain;" ujar marischa.

" berisik!"

bugh

dengan perasaan memburu.tampa sadar, begitu singkat nya agler mendorong marischa dengan tenaga yang sedikit pelan,namun karena keseimbangan yang dimiliki marischa berkurang,mampu membuatnya mau tidak mau dirinya harus terjatuh di tempat itu.

semua pasang mata,yang sedang melihat kejadian tersebut.sama - sama tidak bisa berbuat banyak,selain berdiam dengan mengamati kejadian disana.mereka begitu takut untuk berurusan dengan pria bermarga prabumi itu,

"maaf ca.gue harus melakukan ini," batin agler sendu.dan juga bersalah.

lelaki dengan almet nya itu, tidak lama berlangsung pergi meninggalkan kerumunan disana, mata milik nya sedikit lelah.atas kejadian sekarang ini;

hembusan nafas dari marischa.yang dia rasakan, disaat melihat perubahan yang dialami agler, sukses membuat nya merasa sangat tidak terduga.

" kalo lu mau. berubah sikap,kenapa harus dengan cara mempermalukan gue seperti ini."









****

terimakasih sudah membaca. see you ❤️🙌

CERITA DIA [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang