Sederhana, menceritakan kisah tentang Agler yang selalu berusaha ikhlas akan penyakit yang dideritanya. serta marischa yang ingin merasakan bahagia.
Ingin tau lebih lanjut?
Let's baca selengkapnya!
tahap awal. tulisan masih belum ada yang dirapih...
Kita yang memulai sebuah rencana, dan kita juga yang mengakhiri rencana tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
"Naya bilang papa gak perlu perduli lagi dengan urusan Naya,Dari dulu papa juga gak pernah perduli tentang itu!"
Ganja yang awalnya sibuk dengan urusan kantor di laptop-nya terpaksa berhenti setelah mendengar ucapan Kanaya tadi, "belajar dari siapa kamu,bisa bicara seperti itu Sama papa"tanya ganja, sedikit meninggikan suara.
"Tidak ada yang ngajarin ,itu memang fakta kan.?"
" Papa itu munafik, papa selalu menceritakan tentang kehidupan kita yang selalu bahagia, padahal itu semua palsu!!"
" PAPA TERLALU MEMENTINGKAN MARTABAT, DARI PADA KELUARGA PAPA SENDIRI!"
PLAK!
Tamparan keras terdengar setelah ganja berhasil mendaratkan satu tamparan kearah pipi kiri Kanaya hingga berhasil menciptakan jejak kemerahan, sudut bibirnya bahkan ikut terasa nyeri dan juga panas di sekitaran wajah gadis itu,
"JAGA UCAPAN KAMU NAY, PAPA GAK MENYANGKA KAMU BiSA MENGELUARKAN KATA -KATA SEPERTI ITU!"
" PAPA BEGINI JUGA BUAT KALIAN, AYAH GAK MAU KALIAN SENGSARA SEPERTI PAPA DULU.HIDUP DALAM KEMISKINAN!!"
Kanaya tertawa pelan mendengar penuturan ganja yang berhasil menggelitik perutnya." Maksud papa, kita harus merasakan hidup dalam kehampaan tanpa sosok ayah begitu maksud-nya?" Tondong -nya
" Yah. kita cuma mau hidup dalam keharmonisan keluarga,kita gak perlu hidup dalam kekayaan, justru itu membuat kita selalu merasa bosan."
Ganja terdiam.Namun, ganja masih tetap dengan pendirian-nya. Ganja tidak mau menghilangkan impian -nya begitu saja.
" Jangan mengajarkan papa tentang keharmonisan,kita sekarang hidup serba duit,kamu sekolah juga butuh duit,jadi kamu diam saja kalo gak mengerti tentang dunia,"
" Tapi aku cuma butuh kasih sayang pah" lirih Kanaya sedikit pedih.
" Jangan minta aneh- aneh kamu. Kalo hidup saja masih sa-..."
"UDAH CUKUP!"
Teriakan yang menggelegar itu berhasil mengalihkan perhatian mereka. Sosok orang itu ialah Agler yang sudah menatap mereka dengan ekspresi lelah dan juga kesal dengan keributan yang sedang terjadi.
" Kalian tidak capek dengan semua ini? Setiap hari keributan selalu terjadi!!! ,Apa perlu ada yang mati? Baru semua masalah ini bisa kembali normal??"
"Ger, maksud kamu ap-"
Belum ganja usai berbicara dengan cepat Agler langsung menyela, " buat apa mementingkan kekayaan? Kalo hidup selalu di Kekang dengan pekerjaan?" Agler berdecih pelan diakhir kalimatnya.
" Sepenting itu kah pekerjaan dari pada keluarga sendiri?"
"Betul. Kaya memang membuat kita bahagia, tapi apakah harus dengan cara menghilangkan keharmonisan keluarga?, Apakah keharmonisan keluarga menurut papah itu tidak terlalu penting?..."
Ganja terdiam mendengar penuturan Agler yang sedikit membuat-nya bungkam. Amarah-nya seketika meredam, Agler benar-benar berhasil membuat ganja tidak bisa berkutik lagi.
" Agler mohon. Supaya ayah bisa lebih bijak lagi,dalam memilih tanggapan." peringat-nya sebelum memilih untuk pergi dari tempat itu.
Sementara itu, Kanaya yang mendengar semua keributan antara ayah dan juga Agler cuma bisa menitikan air mata ketika mendengar semua perkataan mereka yang lumayan membuat hati kecil-nya begitu sesak.
****
Cowok dengan baju yang sedikit berantakan itu terus berlari kencang tampa berhenti sejak tadi. Buliran keringat bahkan sudah membasahi wajah serta lehernya.
Suasana di area kompleks bahkan juga terlihat sangat sepi tidak ada kegiatan masyarakat disana..
"gue capek sialan."
Agler terus berlari lantaran terlalu begitu tertekan dengan suana rumahnya, sudah setiap hari-nya kejadian ini sering terjadi..setiap ada masalah Agler lebih memilih untuk pergi ketempat sunyi ketimbang menyendiri didalam kamar..
Disisi lain, Agler yang tidak begitu teliti dengan arah sekitar.tidak menyadari sudah ada mobil berukuran besar berjalan kearah lelaki itu..
Tidak berselang lama ,mobil berukuran cukup besar itu benar-benar berhasil menabrak remaja lelaki itu,didepan mata seseorang yang sedari tadi sempat memperhatikan-nya , Agler sudah tergeletak di atas aspal dengan darah yang sudah kemana-mana..
Remaja lelaki itu masih terlihat sangat terkejut dengan apa yang sudah dia lihat,badan-nya begitu lemas untuk melihat kejadian seperti ini..
" Agler sayang papa...." Ucap Agler sebelum kedua matanya terpejam sempurna.