37

118 64 47
                                    

Hai hai hai! Selamat membaca dan semoga suka.

Vote dan komen-nya jangan lupa.

Cerita kami penuh pertanyaan, semoga abadi dalam kenangan

Cerita kami penuh pertanyaan, semoga abadi dalam kenangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


gadis dengan sebuah buku harian di genggamannya terus berjalan dengan air mata yang sudah membasahi pipi, bibirnya seketika merasa gemetar, badan-nya juga ikut merasa kaku ketika sudah menemukan sebuah nisan bertuliskan AGLER PRABUMI.

Tidak ,ini salah. Kenapa orang asing tersebut justru membawanya kesebuah makam aneh. Dia pengen ketemu kaka-nya bukan sebuah makam,lelucon sekali.

"Gue gamau bercanda. Sekarang cepet kasih tau gue dimana Agler," lirihnya, karena masih tidak percaya.

Merasa tak tega, seorang laki-laki yang masih setia membuti-nya berulang kali juga tidak bisa menahan sesak, sungguh dia juga pernah merasakan tentang itu. " Berusaha lah ikhlas, biarin dia hidup dengan tenang Tampa ada beban lagi."

Kanaya terduduk lemas, tatapannya kosong. Matanya memerah, hatinya terasa sakit mendengar kenyataan ini. Kenyataan yang tak pernah benar-benar ia duga.

" Lebih baik gue yang mati duluan! Gue gabisa bertahan kalo Agler gaada lagi di dekat gue" tangisan-nya

"Gue nyesel! Gue nyesel .... Engga bisa nahan Agler keluar.... Gue nyesel pas kejadian itu gue lebih nurut buat pergi sama papa...."lirih-nya.

Melihat keadaan Kanaya semakin lemah. Dengan cepat laki- laki tersebut langsung memeluk tubuh mungil Kanaya dengan lembut, Sehingga tangisan Kanaya mulai terdengar oleh-nya. Sesak? Sungguh.

Perlahan tangan cantik itu. Mulai Mengelus papan nama tersebut, memeluknya sesaat. Tangannya ia letakkan pada tanah berhamburan bunga.

"bang..." panggil Kanaya.

"tidur yang nyenyak ya, sekarang kan beban-nya udah gaada. Abang udah tenang. Jadi Abang gak perlu lagi mengeluh sakit lagi kan... " Lirih-nya sembari menahan tangis.

Kanaya membaringkan wajahnya pada gubukan tanah. Sembari memeluk tanah tersebut sembari membayangkan sosok yang tengah ia rindukan itu.

"Sekarang siapa lagi yang bakalan jaga aku,? Siapa lagi yang bakal ngelarang - larang aku makan mie? Siapa lagi" celoteh Kanaya dengan
berderai air mata.




SEE U NEXT PART

CERITA DIA [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang