Hai hai hai!!
Sayang apa kabar? Bagaimana harinya?
Jangan lupa bintang dan komennya, ya!
****Hari hari masih tetap berlanjut seperti biasa, menulis dan menulis. Inilah yang dilakukan Agler setiap hari nya,Tampa ada kata muak yang dia ucapkan.toh tulis-menulis menurut nya adalah salah satu aktivitas yang tidak akan pernah dia tinggali.
"Lupain,lupain, ayo ger semangat Lo pasti bisa lupain marischa," gumam Agler yang terlihat sangat prustasi.
Alih - alih selalu melampiaskan kekesalannya,hanya dengan tulisan. Membuat Agler merasa muak,akhirnya menengok ke jendela dan mendapatkan sebuah motor yang terparkir:
"Mau gak mau gue harus lakuin ini," gumam Agler. kemudian pergi dari tempat sana,
*****
Agler memberhentikan motornya setelah kebut-kebutan di jalanan. Tidak jauh dari tempatnya,kini yang dia lakukan sekarang hanya sekedar menatap rumah yang cukup realistis, sebelum untuk melangkah kakinya kesana.
Belum untuk melangkah. Niat nya justru urung, ketika menyadari Marischa sudah melihatnya dari atas rooftop kamarnya. Mau tidak mau justru membuat nya hanya bisa menghela nafas lelah;
"Mau ngapain lo ke sini?" tanya marischa, nada bicaranya terdengar begitu malas.
Agler melirik sekilas gitar yang dia tenteng,seulas senyuman sedikit terpancar di mukanya. "Lagi latihan ternyata,"
Marischa mengacak rambutnya kasar. Dia sangat capek untuk sekarang ini, " pergi sana,buang waktu gue ajah." Usirnya Tampa beban.
"Seenggaknya lo kasih gua kesempatan ,lo terlalu egois kalo harus lakuin gue seperti ini" ucap nya terlihat lebih tenang.
Sementara, perempuan yang berada di depannya itu cuma bisa terdiam."Apa gue disini terlihat tidak perduli dengan lo? Engga kan? kenapa lu terlalu takut."
"keras kepala juga Lo ya.ternyata," ucapnya pelan.
"maksud,Lo?"
memilih mengacuhkan marischa. Untuk sekarang justru hatinya begitu tergores dengan sikap yang diberikan oleh Marischa padanya.
***
Berhari-hari telah berlalu, hari ini lelaki bernama Agler sudah bisa kembali masuk sekolah seperti biasa, walaupun kondisi lelaki itu belum sepenuhnya pulih.tidak membuat nya untuk bermalas-malasan saja dirumah;
"Buat masalah apa?."
Agler menaikkan sebelah alisnya. Dia baru saja menyelesaikan tulisan demi tulisan disebuah taman , Namun, ketenangan Agler cukup sedikit terganggu dikarenakan tidak sengaja bertemu dengan Anneth malviena ditempat itu.
"Ngapain?" tanya Agler malas tanpa mau memandang nya. Anneth sendiri yang merasakan sikap Agler itu tidak henti -henti merasa Janggal,sebab baru kali ini dia merasakan ada yang aneh dengan cowok itu.
Untuk sesaat, anneth memilih untuk berdiam dahulu dengan tatapan miliknya yang sedikit tajam.hingga akhirnya berucap "gausah dipikirin. Takut gue kalo Lo stress" ucapnya,sedikit jenaka.
Agler tertawa samar. "Bisa juga lawakan Lo."
"Serius gue bang" ucap anneth sedikit membela.karena tidak mau dianggap ucapannya itu hanya sebuah candaan saja,
Jauh di luar pikiran anneth.Agler justru hanya terlihat biasa ajah dengan hal itu, sehingga , membuat anneth yang melihat tingkah nya merasa lelah akan sikapnya.
" Terimakasih atas kepedulian Lo tentang ini, tapi maaf gue belum bisa mendengar ucapan Lo yang saat ini." Hardik Agler. dengan ekspresi yang cukup terlihat cuek.
" Jangan nyari - nyari gue dulu .kalo masih sayang dengan perasaan lo." Tegasnya yang langsung berlalu dari tempat itu.
" Harus menggunakan alasan apalagi,agar perasaan ini tidak terlihat nyata"
****
SEE U ❤️
![](https://img.wattpad.com/cover/311905881-288-k853186.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA DIA [ END]
Ficção AdolescenteSederhana, menceritakan kisah tentang Agler yang selalu berusaha ikhlas akan penyakit yang dideritanya. serta marischa yang ingin merasakan bahagia. Ingin tau lebih lanjut? Let's baca selengkapnya! tahap awal. tulisan masih belum ada yang dirapih...