kesedihan yang di terima!

148 58 5
                                    

Waktu Sudah Menunjukkan Pukul Sepuluh malam . Namun Agler sama sekali tidak ada niatan untuk beranjak pergi dari markas untuk mengistirahatkan seluruh tubuhnya ,Sejak dari tadi , dirinya terus-menerus melamun  memikirkan sesuatu .

Anak - Anak lain sedari tadi juga hanya bisa memperhatikan wajah Agler yang terlihat Sangat lesu. Sore tadi, tiba - tiba saja mereka di perintahkan untuk bertemu di markas , tanpa ada penjelasan yang lengkap;

Mereka juga sama sekali belum mengetahui Alasan logis, yang sudah terjadi seperti apa  sehingga mampu membuat mereka terlihat sangat membingungkan  dari sikap aneh Agler yang masih saja terdiam duduk di depan antara mereka.

" Cepet ngomong,ger .mau jadi batu Lo ?," gumam Aldres, yang sangat berusaha untuk membuat Agler agar mau  berbicara, karena dirinya sudah tidak bisa untuk menahan rasa ngantuk nya lagi,

" kalo mau tidur. Tidur duluan, biarin Agler menangkan pikiran nya dulu, mungkin dia juga belum siap buat berbicara" perintah Areksa . Yang sontak, mampu membuat mereka saling  mengerti dan kembali untuk berahli dengan kegiatan mereka masing - masing.

Walaupun, Areksa juga belum mengerti apa yang sedang terjadi oleh teman nya itu . Dia akan selalu berusaha untuk menjadi sosok pertama Kali yang bisa membuat isi hati teman - temannya Agar lebih tenang disaat ada masalah apapun itu,

" Tq " Kata Agler sembari memberikan senyuman tipis oleh temannya itu , sehingga membuat Areksa yang melihat juga ikutan membalas senyuman nya juga.

" Lanjutin urusan Lo, gua mau ngajak mereka keluar .biar pikiran Lo juga tenang" ucap Areksa lagi . Dengan tangan yang sempat dirinya tepuk ke pundak Agler itu;

Setelah kepergian mereka,dengan perasaan yang sudah sedikit tenang dan juga damai kini Agler terlihat  sedang ingin mengambil sebuah buku dengan juga sebuah pulpen , untuk dia gunakan.

Marischa zeolie. Dia kembali kehidupan saya , setelah beberapa tahun kita berpisah,saya tidak pernah menyangka pertemuan kali ini bisa membuat saya harus selalu menahan perasaan hati.


****

Flashback

"Lo benar, tidak berniat.  mau untuk memperbaiki hubungan kita, seperti dahulu ?" Pertanyaan tersebut tiba-tiba terucap dari Zevan ,Setelah sedari tadi hanya berdiam diri memperhatikan marischa,

Marischa. terus-terusan, cuma bisa memberikan senyuman tipis sembari menghabiskan satu mangkok bakso;

Dia. dan juga zevan, sudah ada di berada disebuah taman yang tidak jauh dari sekolah hanya untuk sekedar saling tukar cerita;

" Apa untungnya. buat gua kalo Semisalkan gua Nerima Lo ,lagi?" Marischa menanggapi.

Mendengar hal itu. Seketika pandangan mata Zevan perlahan mengarah ,ke arah lain dengan coba berulang - ulang kali mencoba menghela nafas dengan kasar.

" Sebelumnya gua sangat amat menyesal, sudah menyia - nyiakan ketulusan cinta Lo buat gua."

Marischa yang masih mendengar ucapan itu,semakin di buat bertanya - tanya.

" Gua... Mau kita bisa memperbaiki hubungan itu untuk kedua kalinya lagi, gua benar- benar menyesal, gua cinta Lo marischa." 

Marischa membeku di tempat.perasaan seketika mulai berantakan ,tangan serta jemari miliknya mendadak terasa dingin ,di sertai pikiran yang semakin banyak. Dia benar-benar tidak menyangka .kalo orang yang selama ini dia rindukan itu, sama- sama saling ingin kembali, namun dengan keadaan yang tidak tepat.

******

Bertahun-tahun belakang ,interaksi Marischa dengan gavindra tidak lagi mengasikan seperti dahulu ,Bahkan untuk sekedar berangkat bersama mereka sama- sama begitu enggan. Terkadang, marischa ingin sekali sekedar bertegur sapa.  tapi, niat nya itu selalu urug, karena merasa takut. Seandainya, waktu itu marischa tidak memaksa, Arga. untuk pergi bersamanya, Mungkin kejadian itu .tidak akan pernah terjadi.

Saat ini, di ruang tamu marischa diam-diam. Mencoba untuk memasuki rumah , hatinya juga ikut merasa resah, karena.terlalu takut untuk berjalan mengarah ke kamar nya.

Belum berjalan. Kedalam tiba-tiba niat marischa seketika urung , disaat Tanpa disengaja, tatapan marischa dengan gavindra sempat berpas-pasan. Marischa  sendiri,yang melihat hal itu hanya bisa menggigit - gigit bibir karena gemetaran.

"masih.ingat pulang Lo!!" kata Gavindra, dengan nada ketus."sama siapa. Lagi, sekarang hm?"lanjut nya.

Marischa yang mendengar nya , sesekali hanya bisa berusaha memejamkan mata.supaya dirinya itu bisa merasa kondusif.tanpa berlama-lama marischa terlihat sangat antusias terus menatap dengan tatapan intimidasi nya itu.

"emang masalah ya?"jawab,marischa membela.

Gadis itu. berusaha, melanjutkan jalannya kearah kamar. dengan menenteng tas kecil miliknya itu.

Mendengar dan melihat itu.Gavindra merasa tertantang ,lelaki itu dengan gesit berjalan kearahnya.

" Aww!!" Jerit marischa saat tiba-tiba saja gavindra menarik rambutnya .

" Sakit? Siapa suruh Lo membantah,hahh!!" Tanya gavindra yang masih setia menarik rambutnya milik adik nya itu.

" ma- maaf" balas marischa.terlihat sendu, dia lebih memilih untuk mengalah, dari pada membela yang bisa membuat nyawanya melayang?

" Dengerin gua.gua paling gak suka di tantang, sekali lagi gua denger Lo membantah, gak segat- segat  gua bakal buat Lo tidak berdaya" Ancam Gavindra. yang langsung membanting marischa, dan pergi dari sana.

Disisi lain.marischa yang masih memegang kepala karena pusing sebab benturan tadi,cuma bisa menangis sesak atas apa yang sedang terjadi sekarang.

"  maafin gua bang, kalo gua tau tentang kejadian itu, pasti gua gak bakal memaksa ayah untuk pergi." Ucap marischa. Sambil berusaha menetralkan, tangisan nya itu.

****

Tunggu kelanjutan nya nanti ya, jangan lupa kasih bonus vote.serta komentar nya juga terimakasihh kalian🧡

CERITA DIA [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang