36

101 65 31
                                    

Hai hai hai! Selamat membaca dan semoga suka.

Vote dan komen-nya jangan lupa


Tugas-nya sudah selesai untuk melindungi semua orang yang dia cintai, sekarang giliran tuhan lah yang menjaga -nya

Tugas-nya sudah selesai untuk melindungi semua orang yang dia cintai, sekarang giliran tuhan lah yang menjaga -nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Pintu ruang ICU Yang sedari tadi mereka tunggu akhirnya kembali terbuka. Kali ini bukan dokter maupun suster yang keluar, melainkan seluruh tim medis yang menangani Agler didalam sana juga ikut muncul sembari membawa brankar, tidak henti -hentinya mereka meneteskan airmata dikala harus menerima kematian Agler prabumi.

"Tunggu!" Tahan marischa. Sembari berjalan mendekat ke arah laki-laki yang sudah tertutupi kain. Saat ini perasaan seketika sedang di permainkan,baru saja dia mendapatkan suatu fakta tentang lelaki tersebut, tetapi mengapa dia harus pergi begitu saja dengan cepat-nya.

Marischa menumpukan kepalanya di sisi brankar. Perempuan itu begitu sangat kehilangan,dia sangat sakit,dia tidak kuat harus menerima takdir seperti ini.

"Kak...," panggil marischa,sembari tertawa tipis. "Udah lama ya,kita gak pernah ketemu lagi,eh sekali ketemu malah udah beda alam ajah, lucu banget ya" lirih-nya.

"Ca, ikhlas," ujar anneth dengan suara getar. Perempuan tersebut juga Sama sangat kehilangan...laki- laki berhidung mancung itu sudah lama sekali menjadi teman-nya , sekitar tujuh belas tahun sudah mereka bersama , tentu sangat tidak mudah untuk menerima kejadian ini..

"Gue belum bisa Nerima neth,Gue hancur." Marischa menatap penuh luka ke arah Agler. "Gue nggak sanggup, gue masih pengen cerita banyak sama dia..."

Marischa mengusap kedua pipinya yang basah. "Gue jahat Sama dia...dia terlalu pintar memendam semua perasaan-nya.. gue bego gue gak sepeka itu sama dia.. kenapa dia harus punya perasaan dengan orang seperti gue..."

"Kalo gue tau. akan seperti ini, gue lebih milih untuk terus lupa ingatan.gue juga gak mau dekat terus Sama dia.. kalo gue cuma bisa bikin dia sakit.." marischa memandang kosong kearah Agler.

"Dia orang baik,Lo gausah takut. Dia pasti udah ngertiin Lo," Ujar Baraka dingin, laki - laki yang bersandar di dinding sembari bersedekap dada ,cuma bisa menatap mereka jengah, tapi walaupun kelihatan cuek pria itu juga ikut merasakan kehilangan -nya.

Sementara itu, disana Areksa bersandar pada tembok dengan tangan yang tak henti-hentinya menjambak rambutnya sendiri . sungguh lelaki itu tidak akan menyangka sahabat paling dekat dengannya akan pergi cepat seperti ini.

"Tenang disana ger, makasih sudah hadir diantara kita , kita gak bakal lupa ajaran baik yang Lo beri, jiwa Lo memang udah pergi tapi raga Lo selalu di dekat kita semua.."

" Tidur yang tenang bos, gue janji gabakalan suka bolos pelajaran lagi.. gue bakal lebih rajin untuk membangun masa depan, makasihhh udah selalu ingetin gue tentang masa depan.bos," ucap varrel. dengan air mata yang sudah membendung.

Ibhas tersenyum memperhatikan Mereka. Hingga akhirnya tatapan tajam-nya mengarah ke arah Agler. "yang katanya mau jadi saingan, malah pergi. Curang banget Lo" sindir ibhas sedikit bercanda.

Zergan yang masih memperhatikan mereka.akhirnya berjalan mendekati Mayat Agler itu "baru juga gue ngerasain punya temen yang bisa gue anggap Abang seperti Lo. Lo baik banget jadi orang bang,pantes orang juga ikut baik sama Lo,"

"bahagia disana bang,sekarang ijinin gue ya, untuk menjaga orang- orang yang selama ini lo cintai" zergan menjauh lalu mendekat disisi samping marischa sembari mengulas senyuman.

"Selamat tidur, malaikat pelindung.sampai bertemu di kehidupan selanjutnya."

Kalau pun, dunia tidak bisa bikin kita hidup dengan tenang, percaya lah bahwa skenario tuhan itu sudah bener- bener ada..












****

SE U NEXT PART

CERITA DIA [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang