5. Pasukan Tuyul

1.3K 142 6
                                    

"Peraturannya sangat mudah!" Kata Vincent dengan setengah berteriak.

Dari pintu yang dibuka oleh ksatria pengawas ujian, puluhan atau bahkan ratusan bocah berkepala botak berlarian ke arah para penantang tower. Ujung daun telinganya runcing dan bentuk muka mereka bermacam-macam. Ada yang benar-benar mirip bayi manusia, ada yang bermata merah, dan ada yang bermulut vertikal.

"Tuyul.." ucap salah seorang penantang sambil melotot.

"Kalian hanya perlu bertahan selama 15 menit dan kalian akan dinyatakan lulus ujian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian hanya perlu bertahan selama 15 menit dan kalian akan dinyatakan lulus ujian. 15 menit adalah standar waktu tunggu hingga bantuan dari ksatria senior datang apabila ksatria pemula meminta bantuan." Vincent menjelaskan. Orang-orang berlarian panik.

"Aaaaaaaarrrgghhhh!" Terdengar suara teriakan yang membuat orang-orang berhenti untuk menengok ke arah datangnya suara. Disana, seorang pria dewasa digigit lehernya oleh makhluk botak bermulut vertikal.

Darah segar memancur keluar dari lehernya. Dia berusaha melepaskan gigitan makhluk itu dengan wajah yang penuh keputusasaan dan ketakutan. Tidak lama kemudian, orang tersebut tak bergerak dengan mata masih melotot tak berkedip. Dia mati.

Ketakutan orang-orang semakin menjadi-jadi. Terdengar teriakan dan jeritan dimana-mana. Para penantang berlarian dipenuhi rasa panik. Monster-monster itu melompat-lompat dan menggigit para penantang.

"Aku sudah mengira kita akan menghadapi tuyul di tantangan pertama karena mereka mudah dilawan, tapi aku tidak mengira jumlahnya akan sebanyak ini. Darimana mereka bisa mengumpulkan tuyul sebanyak ini?" Teman William, yang berada tidak jauh dariku, menebas tuyul-tuyul yang datang kepadanya.

Rupanya rombongan William dan Nicolaus sudah membentuk formasi masing-masing. Mereka sudah terlalu sibuk untuk bertengkar dengan satu sama lain. Ayunan senjata mereka seperti tarian yang telah dilatih bertahun-tahun. Gerakannya sangat efisien, saling memunggungi, yang satu melindungi yang lain.

"Hey kemana orang tua anak-anak ini?!" Jeff rupanya masih sempat bercanda.

"Kita jangan sampai terpisah!" Aku berkata pada dua temanku, terinspirasi setelah melihat William dan Nicolaus. Mereka mengambil posisi di belakangku. Kami mencoba bertarung dalam formasi, meniru kedua kelompok tadi.

"Hey Jeff, kamu agak kesini sedikit! Aku kewalahan." Liz mengeluh sambil memukul tuyul-tuyul yang melompat ke arah kami, sesekali dia menggunakan ketapelnya untuk menyerang tuyul yang masih jauh.

"Tidak bisa! Mereka terlalu banyak!" Jeff menghindari tuyul yang menyerang alih-alih memukul mereka. "Aku baru tahu ternyata tower ini merupakan peternakan tuyul."

"Kalau kamu punya waktu untuk berbicara, lebih baik kau bantu memukul bocah-bocah gundul ini! Kalau hanya menghindar, tuyulnya jadi ke tempatku!" Protes Liz. "Ivo, bantu aku!" Liz berteriak.

"Aku bisa saja membantumu. Tapi nanti siapa yang melawan tuyul yang datang dari arah sini?" Kataku sambil terus menghalau tuyul yang datang.

Tidak bisa. Kita tidak pernah berlatih untuk ini. Paling banyak kita berusaha untuk bertarung tiga lawan enam, bukan tiga lawan puluhan yang melompat-lompat seperti ini. Tidak sulit membaca gerakan mereka. Terlihat dengan sangat jelas kemana mereka melompat dan bagian mana yang akan mereka serang. Namun masalahnya jumlah mereka terlalu banyak. Lenganku berdarah karena beberapa kali terkena gigitan dan cakaran. Liz menyerang dengan ketapelnya. Sedangkan Jeff lebih banyak menghindar daripada menyerang.

The Trials of SatriakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang