19. William Si Jenius

618 72 3
                                    

IVAN PATUPANG

"Berikan gadget kalian." kata John yang sedang mengalungkan pedang ke leherku.

"Ayo cepatlah!" Alex melakukan hal yang sama pada Andy.

Awak sih yakin pedang ini ndak akan bisa menggores kulit awak do, tapi awak ndak tahu dengan Andy do, awak ndak tahu sehebat apa ilmu kebal dia dan lawannya do. Andy melirik kepada awak, pelan-pelan tangannya dimasukkan ke dalam saku untuk mengambil gadget. Dia mengedipkan mata, dengan cepat dia mendorongkan telapak tangannya ke arah Alex menggunakan magnetisme, dan Alex terpental sejauh tiga meter. Hal tersebut membuat John terkejut, dia mengayunkan pedang untuk menebas leher awak.

Tentu saja ndak mempan do. Awak menendang John hingga terjatuh. Awak menghampirinya yang belum sempat berdiri, memegang kerah bajunya, dan mengangkatnya. Dengan sekuat tenaga awak membantingnya ke lantai hingga membuatnya ndak sadarkan diri do. Awak merogoh saku celananya, mengambil gadgetnya, dan berjalan ke arah Alex yang kini sedang dibidik oleh Andy.

"Hahahaha dasar bodoh! Berani-beraninya kamu menyerang orang timur!"

Alex berlari meninggalkan John. Clep! Anak panah menancap di betisnya dan dia terjatuh.

"Berani-beraninya kamu lari dari orang timur." kata Andy congkak.

Awak memegang kerah baju Alex untuk mengangkatnya, namun dia mengangkat tangannya terlebih dahulu.

"Stop! Aku menyerah! Ini ambil gadgetku, kukira kalian hanya kacung Daniel, heheheh..." ucapnya.

"Kacung Daniel?! Wah kamu teh benar-benar ingin mati ya!" Andy terlihat sangat tersinggung.

Alex mengambil gadget dari sakunya dan menyerahkannya kepada awak. Setelah memencet-mencet beberapa tombol, terdengar suara koin beradu pertanda transaksi telah berhasil. Meski awak sedang sibuk mengutak atik gadget miliknya dan John untuk mentransfer uang ke gadget awak, dia ndak berani menyerang awak do. Awak mengambil masing-masing 1000 koin dari gadget mereka.

"Sudah selesai?" tanyanya. "Bisa aku minta gadgetku kembali?"

Awak memberikannya tanpa komentar, mengisyaratkan bahwa dia harus segera pergi kalau ndak mau awak buat pingsan seperti temannya do.

"Ah! Sial sekali aku ini." katanya sambil memukul lantai.

Alex pergi dan menghampiri John yang sedang ndak sadarkan diri do. Dia membopongnya dan membawanya pergi.

"Bodoh sekali mereka teh pergi menyerang penantang lain dengan membawa gadget." Andy kembali duduk. "Kalau aku, tentu gadgetnya akan kusembunyikan dulu di suatu tempat. Sini transfer bagianku! Jangan lupa kau juga masih punya hutang padaku."

Setelah mentransfer uang ke Andy, saldo awak masih ada 1300 koin. Lumayan, hanya dengan melawan dua orang, awak bisa mendapatkan uang makan untuk sehari tanpa harus menyelesaikan ujian. Berarti, sekarang saatnya tidur lagi dan menunggu mangsa lain yang cukup bodoh untuk datang dengan sendirinya.

*****

IVORY MANGGALA

Nafasku terengah-engah, keringatku bercucuran. Bertarung dengan sembilan plus enam orang dalam waktu sesingkat ini belum pernah aku lakukan sebelumnya. Rasanya mirip seperti menjalani ujian di lantai satu, hanya saja kali ini yang dilawan adalah manusia.

Kami bertiga memeriksa satu per satu kantong para penantang yang kami kalahkan.

"Baru lantai lima saja sudah sesusah ini ya, bagaimana nanti lantai seratus ya." keluh Adolf.

The Trials of SatriakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang