48. Jari Kelingking

195 36 2
                                    

Sebelumnya, di fase pertama festival satu suro.

IVORY MANGGALA

Teng! Teng! Teng! Lonceng tanda selesainya fase pertama dibunyikan.

"Selamat kepada seluruh penantang yang mengenakan mahkota! Kalian lolos ke fase dua!" pembawa acara berbicara menggunakan pengeras suara. "Untuk kalian yang tidak lolos, silahkan meninggalkan arena dan naik ke tribun."

Para penantang berduyun-duyun berjalan pergi sambil menggerutu, menyisakan hanya beberapa penantang saja di arena. Seseorang berambut merah yang masih bertahan di arena telah menarik perhatianku.

Dia–

Dadaku seketika langsung berdegup dengan sangat kencang. Darahku naik ke atas kepala. Kepalaku rasanya seperti mau meletus. Kebencian menjalar ke seluruh tubuhku. Dialah yang aku cari selama ini.

Akan kubunuh kau,

Nicolaus!!

Badanku bergerak sendiri tanpa diperintah, kakiku berlari sekuat tenaga untuk bisa secepat mungkin mencekiknya.

Bruak!

Tubuhku terpental ke samping. Seseorang telah menabrakku. Para penonton di tribun sontak menjadi gaduh. Aku berusaha berdiri dengan cepat dan bersiaga untuk bertarung. Mataku mencari-cari siapa yang barusan menyerangku.

Disana berdiri seorang pria bertopeng. Aku ingat betul topeng yang dia pakai, topeng putih bermata biru, orang ini yang menculik Ava! Mengapa dia menyerangku di saat penting seperti ini?!

"Oh! Ada apa ini?" kata pembawa acara. "Seorang penantang di arena tiba-tiba saja diserang oleh teroris!"

"Minggir kau! Sekarang bukan waktunya untuk ini!!" Aku melesatkan beberapa pukulan ke arahnya, namun badannya dikeraskan dengan tenaga dalam. Aku berusaha mengincar persendiannya, tapi dia selalu memposisikan diri agar aku kesulitan.

Sepertinya dia telah mempelajari kemampuanku.

"Kau ingin dikeluarkan dari tower?! Ingat, kau belum menyelesaikan misimu!"

"Aku tidak peduli! Aku harus membunuhnya sekarang!!" Aku berlari ke arah teroris itu.

Tok! Tok! Tok!

Dia menyerangku menggunakan dua jari.

Gerakan apa itu? Kenapa... Tubuhku tidak bisa bergerak...?

Clang! Clang! Clang!

Tiba-tiba terdengar suara besi beradu dari arah depan.

"Mati kau!" teriak seseorang dari arah suara tersebut.

Sepertinya Nicolaus sedang diserang oleh penantang lain. Mereka beradu tombak untuk saling tusuk.

"Seorang penantang secara ilegal telah menyerang penantang lain! Ini adalah pelanggaran berat!" pembawa acara menjelaskan apa yang sedang terjadi.

Tidak! Hanya aku yang boleh menghabisi Nicolaus! Arghh! Ini bukan waktunya untuk berkelahi dengan para teroris ini.

Sial... Badanku belum bisa bergerak...

Teroris keparat!

"Gaaaarrgh!" Penantang yang menyerang Nicolaus berteriak dan mengayunkan tombaknya dengan membabi buta.

Clang! Tombak si penyerang tersebut terlepas dari tangannya karena dihalau oleh seorang ksatria yang baru saja datang.

"Dua ksatria telah memasuki arena untuk membereskan kekacauan-kekacauan ini!" kata pembawa acara.

The Trials of SatriakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang