57. Tuan Putri Ava

171 24 1
                                    

Enam tahun yang lalu. Ava berumur 7 tahun.

"Ujaaang!" Bibi memanggil Ujang yang sedang bermain ksatria-ksatriaan bersamaku. "Sini kamu!"

Bibi datang dan menarik paksa lengan ujang hingga membuatnya menangis.

"Maaf tuan putri!" Bibi menunduk-nunduk minta maaf dan menyeret ujang pergi.

Dibalik pintu, aku mendengar samar-samar bibi sedang memarahi ibunya ujang.

"Teteh ini bagaimana sih! Urus anak yang benar dong! Tidak sepantasnya Ujang bermain bersama tuan putri!"

"Maafkan saya teh. Saya benar-benar minta maaf."

Bibi yang lain datang dan menghampiriku.

"Tuan putri, ayo dandan dulu. Malam ini temannya tuan putri akan datang kemari."

Bibi menggandengku untuk masuk ke kamar. Aku dipakaikan baju cantik dan rambutku dikepang sambil duduk.

"Tuan putri mau pakai sepatu yang mana?" tanya bibi menawariku beberapa sepatu.

"Yang pink." jawabku.

"Yang ini ya? Yuk pakai kaos kaki dulu."

Bibi memakainkan kaos kaki dan sepatuku. Kaos kakinya warna putih dan berenda, dengan sedikit bagian transparan. Sepatunya berwarna pink mengkilat berhiaskan berlian di atasnya.

"Waah, cantik sekaliii!" kata bibi.

Aku senyum-senyum didepan kaca.

"Sekarang ayo kita ke meja makan!" bibi menggandeng tanganku keluar kamar.

Bibi membuka pintu ruang makan. Disana ada Ayah yang sedang berbincang dengan tamunya.

"Nah! Itu dia putriku!" kata ayah saat melihat aku yang baru saja datang.

"Haloo tuan putriii!"

"Wah! Cantiknyaaa!"

Para tamu menyapaku. Aku tersenyum pada mereka, seperti apa yang selalu diajarkan bibi-bibi kepadaku. Aku bertanya-tanya, mana temanku? Aku tidak melihat ada anak seusiaku disini.

"Sini Ava! Kamu duduk di sebelah sini!" Ayah menyuruhku untuk duduk di sebuah kursi kosong di sebelah kiri ibu. Disebelah kiriku ada seorang remaja, dia adalah tamu yang paling muda. Ini... temanku? Dia terlihat berbeda sepuluh tahun dariku.

"Adrian ini baru lulus dari akademi ya?" Ibu bertanya pada seorang tamu perempuan di depannya.

"Iya, rencananya dia akan masuk ke tower tahun ini."

"Wah! Bagus! Bagus!" Kata ayah. "Nanti setelah dia menyelesaikan tantangan tower, kita nikahkan mereka. Hahahahaha."

Hah? M-menikah?

Tawa kencang ayah diikuti oleh semua orang yang ada di meja ini kecuali aku.

***

Ava berumur 11 tahun.

"Sang putri pun menikah dengan sang pangeran, lalu mereka hidup bahagia selamanya." Bibi membacakan buku cerita yang dipegangnya.

"Ceritanya jelek!" Protesku.

"Kenapa jelek, tuan putri?"

"Buku-buku yang bibi ceritakan akhir-akhir ini membosankan! Mana buku cerita petualangan ksatria yang biasanya? Itu jauh lebih seru!"

"Aduh... Bukunya yang itu sudah tidak ada tuan putri. Baca buku-buku baru ini aja... ya?"

"Tidak mau! Aku kan mau jadi ksatria!"

The Trials of SatriakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang