58. Pothil

194 22 1
                                    

AVA PUTRI NISKALA

Setelah menunggu beberapa lama, Ivory sadar.

"....Dimana aku?" Tanyanya.

"Di klinik." Aku dan Jeff menjawab bersamaan, membuat suasana jadi canggung.

"Oh... apa yang terjadi?"

Jeff melirikku, aku anggap itu sebagai gestur bahwa aku yang harus menjelaskan.

"Setelah kamu melepas kalung itu, kamu kesurupan lagi."

"Hmmm... ya..." Ivo tertunduk lemas. "Aku memang sengaja menyerahkan tubuhku. Aku rasa kalau aku tidak melakukannya, aku akan kalah."

"Kalung itu tidak cukup kuat untuk mengalahkan lawanmu?" Jeff bertanya.

Ivo menghembuskan nafas panjang, dia terlihat sangat kelelahan.

"Aku tidak kuat memakainya terlalu lama... Bahkan aku hampir pingsan di tengah pertarungan."

"Hmmm... Sepertinya kita harus mempelajari kekuatan kalungmu ini dengan serius, Vo...?" kata Jeff.

"Bagaimana kalau kita coba tanyakan pada Vincent? Mungkin dia punya informasi yang kita tidak tahu." aku mengusulkan.

Ivo mengangguk.

"Huff, Ivo... Aku tidak menyangka kalau kamu sebodoh ini. Kamu baru saja menghabisi utusan Kerajaan Pakujajar, lho." kata Jeff. "Aku juga bodoh, tapi aku tidak sebodoh itu untuk sampai berani berurusan dengan pihak kerajaan."

"Tapi kamu tadi juga bertengkar dengan ksatria?"

"Beda lah! Yang tadi itu ksatria pengawas ujian tower. Kalau yang kamu habisi ini utusan kerajaan!"

"Ahh... begitu ya? Aku sama sekali tidak memikirkan itu saat memutuskan untuk bertarung..."

"Pasti mereka tidak akan tinggal diam... Bisa panjang urusannya kalau wakil ketua tahu." Jeff melirikku. Nada bicara Jeff seperti sedang menyalahkanku.

Ivory menunduk, aku meremas bajuku.

Jeff menghela nafas panjang. Dia terlihat begitu frustasi. "Semalam aku kurang tidur. Kamu tidak apa-apa kalau aku tinggal?" tanya Jeff.

"Ya... aku rasa aku tidak akan kenapa-kenapa." balas Ivo.

"Oke, aku tidur dulu." kata Jeff segera melengos pergi.

Pandangan Ivory mengikuti Jeff pergi, dan tidak bergerak meski pintu sudah tertutup.

"Maaf, karena aku, kamu dan Jeff jadi kena masalah." kataku.

"Hmm... Tidak apa-apa, akulah yang memutuskan untuk bertarung. Tapi bukan itu yang sekarang ini aku pikirkan." Ivory kembali menunduk. "Apakah aku cukup kuat untuk mengalahkan Nicolaus? Selama ini kupikir aku sudah cukup kuat, tapi pertarungan tadi membuktikan kalau ternyata aku ini masih sangat lemah."

Pemandangan ini mengingatkanku pada situasi dua tahun yang lalu. Saat Ivo awal-awal berlatih bersama Vincent. Saat dia merasa bahwa semua masalah yang dia alami terjadi karena dia lemah. Saat dia selalu tergoda untuk menggunakan kekuatan misterius yang ada dalam dirinya.

"Jangan membandingkan kemampuanmu dengan seorang ksatria, ya jelas beda, atuh!" Aku berusaha untuk membuat Ivory tidak menyalahkan dirinya lebih jauh.

Ivory tidak menanggapi.

"Lagipula mengapa tadi kamu melawan ksatria itu? Itu kan bisa membahayakan keselamatanmu!"

"Kamu bilang tidak mau ikut dengannya... jadi aku mengusirnya."

Aku sedikit tersentak mendengar jawaban Ivory. Dia melakukannya untukku?

The Trials of SatriakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang