10. Sejarah Satriakarta

1K 121 3
                                    

ELIZABETH INDRASWARI

"Aduh, bagaimana ini? Aku sudah baca ini berkali kali tapi tidak paham." Jeff merengek sambil melempar buku dengan judul 'Sejarah Dunia Volume Satu'.

"Memangnya kamu bisa baca?" ledek Ivo yang memegang buku 'Etika Dasar Ksatria'.

"Hey! Aku tidak sebodoh itu!" Jeff mengambil lagi buku yang tadi dia lempar sambil ditertawakan Ivo.

"Buku yang kamu baca itu isinya apa sih?" tanya Jeff.

"Tidak tahu, dari tadi aku hanya memandanginya sambil melamun. Hahaha."

Hmmm. Tidak ada harapan untuk mereka berdua. Ini sudah hari ketiga kami berada di lantai ini dan mereka belum menyelesaikan satu buku pun. Padahal bukunya tidak terlalu tebal, menurutku. Aku sudah menghabiskan semua buku itu dalam waktu dua hari. Buku-buku seperti ini tidak ada apa-apanya bagiku.

Bab-bab awal sejarah dunia berisi tentang kondisi dunia sebelum Satriakarta berdiri. Kemudian dilanjutkan peristiwa-peristiwa penting di awal-awal masa berdirinya Satriakarta, dan dilanjutkan penggambaran kondisi di masa sekarang. Buku itu sangat menarik, bagiku.

Satriakarta berdiri sejak lebih dari seratus tahun yang lalu, bersamaan dengan runtuhnya peradaban manusia saat itu dikarenakan kemunculan para setan dalam bentuk fisik mereka. Satriakarta didirikan oleh Maharaja, sosok yang menyelamatkan manusia dari kepunahan. Meski sudah berusia lebih dari seratus tahun, Maharaja masih tetap awet muda. Beberapa orang percaya bahwa dia bukanlah manusia, tapi dewa yang hidup abadi.

Ada empat kerajaan di Satriakarta yaitu Paganibuang di utara, Pakujajar di timur, Renobuwono di Selatan, dan Barkara di barat. Sudah tak terhitung banyaknya peperangan yang terjadi semenjak Satriakarta berdiri. Namun ada dua perang besar yang mengubah sejarah. Perang Besar Pertama (PB1) adalah perang melawan pemberontakan dimana Maharaja dan empat raja bertarung bersama untuk melindungi masyarakat di dalam wilayah tembok pertama dari para pemberontak yang menginginkan harta mereka. Para pemberontak ini dipimpin oleh orang-orang yang menginginkan kekayaan. Masyarakat yang pada zaman dahulu bertarung di sisi para raja kini disebut sebagai para bangsawan tinggi. Mereka adalah orang-orang yang membangun kerajaan ini sejak awal.

Untuk mencegah terjadinya pemberontakan selanjutnya, Maharaja membangun sistem ksatria seperti yang dikenal sekarang. Ksatria pada zaman dahulu dipilih secara langsung oleh Maharaja secara pribadi dengan mengajak mereka duel satu persatu. Ksatria ini bertugas untuk melawan monster yang muncul di dalam tembok dan menjadi tentara untuk menghadapi pemberontak. Ksatria-ksatria yang terpilih pada awal masa keabadian saat ini menjadi sosok-sosok yang terkenal dan berpengaruh di Satriakarta.

Status ksatria sangat tinggi di tatanan sosial masyarakat. Menjadi ksatria merupakan suatu tugas yang mulia. Mereka adalah pelindung umat manusia. Saking spesialnya, negeri ini dinamai Satriakarta, yang berarti tanah para ksatria yang makmur.

Puluhan tahun kemudian, manusia di dalam tembok pertama membangun tembok kedua dengan cara bekerja sama dengan manusia di luar tembok dan menjanjikan mereka gelar bangsawan. Gelar bangsawan memiliki kedudukan satu tingkat dibawah bangsawan tinggi. Mereka bisa tinggal di dalam tembok pertama. Mereka bertugas melayani bangsawan tinggi. Mereka bekerja untuk para bangsawan tinggi agar para bangsawan tinggi bisa memikirkan hal yang lebih penting untuk kerajaan.

Namun para bangsawan ini tidak bekerja sendiri. Tugas mereka adalah sebagai pengelola, bukan pekerja. Mereka mengelola aset-aset bangsawan tinggi. Misalnya, tanah. Para bangsawan bisa menyewakan tanah di wilayah tembok kedua kepada masyarakat luar. Para penyewa ini nantinya bisa mengolah tanah tersebut untuk perkebunan tanpa takut diserang monster.

Mereka yang menyewa tanah di wilayah dalam tembok kedua disebut sebagai kelas menengah. Sekarang ini, kelas menengah bisa dibagi menjadi dua yaitu kelas menengah atas yang mampu menyewa tanah dan kelas menengah bawah yang tidak mampu menyewa tanah. Kelas menengah bawah bekerja pada kelas menengah atas.

The Trials of SatriakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang