Sudah terhitung 1 minggu dari kejadian saat itu. Sudah 2 kali juga Junho dan temannya bertemu Karina. Bertemu dengan keluarga Kiyong dan anggota kepolisian pun sudah. Untuk update kasus, mereka sudah menemukan identitas pelaku memang. Tapi mereka belum berhasil menemukanya, karena entah disengaja atau tidak dia selalu berpindah - pindah tempat. Mobil yang menjadi barang bukti sudah di temukan terlebih dahulu, di pembuangan barang bekas. Mungkin memang dia sengaja melakukanya, agar tidak terlacak. Tapi ya polisi berhasil mengamankan mobilnya, tapi sayangnya tidak mendapat bantuan apapun dari isi mobilnya.
Kemarin malam mungkin menjadi hari terbahagia Nana dan Kiyong sepertinya. Karena saat mereka sedang berjaga, Karina membuka matanya. Nana bahkan sampai menangis. Kiyong bahkan sudah ingat ponselnya, dia menyusul ke parkiran berlari. Untungnya Hyunjin baru saja mau pulang saat itu.
Pagi ini Karina sudah benar - benar sadar. Ya kalau di tanya bagaimana kondisi ya masih lemas tentu saja. Rasanya badan remuk semua sampai ke tulang - tulang, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Karina juga belum banyak bicara, mungkin ya dia masih bingung.
"Kita sarapan dulu ya."
Nana baru saja selesai membantu membasuh wajah Karina, dan mengganti bajunya juga di bantu perawat sekalian mengganti perban juga.
Nana mengambil semangkuk bubur yang baru saja di antar tadi."Aku yang sehat saja tidak selera melihat makanan rumah sakit. Apalagi orang yang sakit."
Karina memperhatikan Nana dalam diam. Entahlah pertama kali membuka matanya dan yang dia lihat adalah Nana, lalu dia juga melihat Nana menangisinya. Itu pertama kali dalam hidupnya, ada orang yang menangis untuknya. Seperti ada orang yang mengharapkanya.
"AAaaaa."
Karina membuka mulutnya dan menerima sedikit suapa bubur. Ya mau di tanya rasanya bagaimana, ya sudah begitu adanya.
"Nanti kalau sudah lebih baik, kita makan yang lebih enak ya."
Sebelumnya Nana sempat meminta pada Karina, apa boleh kalau tidak memberitau dulu kerabatnya. Nana ingin 1 hari saja diberi waktu bersamanya. Dan entah Karina mengiyakanya tanpa bertanya alasan apapun.
"Tidak ada alergi makanan kan ?"
Karina menggelengkan kepalanya.
"Eomma ..."
Seseorang baru saja masuk kedalam ruangan, ternyata di bungsu Jeno. Jeno mendekati Nana, dan membungkus sekilas pada Karina.
"Aku akan ke Jeju."
"Mendadak sekali."
"Kami mendapat kabar, kalau orang itu ada disana. Jadi aku, Chanyeol Hyung, Shownu Hyung, dan Johnny Hyung akan mengecek kesana. Masalah menginap atau tidaknya belum pasti, jadi kami hanya persiapan dulu saja. Sisanya menunggu kabar lain disini."
"Ya sudah, hati - hati. Berikabar kalau sudah sampai sana."
"Ne, arraseo. Ini aku bawakan sarapan untuk eomma. Ada pure buah mangga juga, Hyung bilang Karina bisa memakanya."
"Gomawo."
"Aku berangkat dulu kalau begitu."
Seperti biasa, di keluarga Nana mereka kan memberikan kecupan dan juga pelukan sebelum berangkat bekerja. Pertama kalinya untuk Karina melihat itu, dan dia merasakan kehangatanya.
"Kita lanjutkan makannya, maaf ya jadi terganggu."
Nana melanjutkan menyuapi Karina makan, Nana gemas sekali sebenarnya melihat Karina. Seperti melihat bayi kucing penurut yang menggemaskan.
"Dia anak bungsuku Jeno, salah satu anggota kepolisian yang mengurus kasusmu. Lalu Dokter kemarin yang kau temui, itu anak keduaku Hyunjin. Kau hanya belum bertemu anak sulungku, Yeonjun. Mungkin nanti sore dia akan berkunjung. Aigoo, kenapa aku mengoceh begini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unite
FanfictionSebenarnya kalian hanya butuh 'Lingkungan' dan 'Orang - Orang' yang tepat. Kalian mungkin kadang merasa terasingkan, tidak di terima sekitar, di perlakukan tidak adil, atau di acuhkan. Dan hal kurang baik lainnya. Disisi lain ... Disaat kalian berad...