Kalandra menahan diri untuk tidak menatap Nora. Berusaha bersikap tak acuh, meski dadanya bergemuruh kencang karena senang akhirnya bisa melihat Nora lagi setelah empat bulan lamanya tak melihat wanita itu.
Tapi ini satu-satunya cara....
"Apa?! Nora pura-pura gak kenal Mas?!" Ingatan Kalandra berkelana pada beberapa bulan yang lalu. Sesaat ia keluar dari rumah sakit, meski dianjurkan harus tetap beristirahat di rumah, tapi Kalandra tetap nekat ke rumah orang tua Nora. Datang ke sana, ia disambut seorang ART, saat meminta untuk bertemu dengan Nora, hal yang membuat Kalandra tercenung saat Nora seakan tak mengenalnya membuatnya bersedih.
"Bener-bener gak tau berterima kasih?! Mas udah nolongin dia! Selama beberapa bulan kalian bersama, lo selalu ngertiin dia?! Bahkan sekalipun dia gak pernah jenguk lo, Mas!" Kalea emosi tak terima dengan perlakuan yang di terima kakaknya.
"Le, jangan emosi. Lo tau kan Nora tuh ..." ucapan Kalee dipotong Kalea.
"Gak usah bela dia! Lo gak kasihan sama kakak lo sendiri?!"
"Yang." Zian menarik istrinya agar duduk. Kalau Kalea emosi, sudah pasti istrinya itu susah ditenangkan.
Kalandra sendiri hanya mampu termenung.
"Cari aja perempuan lain, Mas. Masih banyak kok yang mau sama lo. Yang lebih baik dari Nora. Yang gak kenakak-kanakan. Yang gak ..."
"Kalea!" Kalandra memotong, menatap dingin Kalea yang langsung bungkam.
"Lo gak berada di posisinya Nora. Rion kan udah jelasin, kalau Nora nyalahin dirinya sendiri atas apa yang terjadi pada gue." Saat Kalandra tersadar, orang yang ia cari tak ia temui. Barulah keesokan harinya Orion datang, ia mencari Nora dan pria itu menjelaskan tentang kesehatan mental Nora yang kembali memburuk. Kalandra pun mengerti, tak lagi meminta agar Nora menjenguknya.
Mereka sama-sama terluka....
Kalandra mengalami luka fisik dan Nora yang mengalami luka batin.
Diperparah dengan kematian Patra.
Kalandra masih tak mengerti kenapa pria itu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya tepat di depan mata Nora. Apakah pria itu benar-benar berniat membuat Nora menderita seumur hidup?
Kalandra frustasi. Nora semakin menjauh darinya.
"Nah gimana kalau ..."
Kalandra langsung menyambar Zian. "Kalau apa?"
"Kalau lo ubah sikap, Mas." Zian tersenyum lebar. Tiga bersaudara tersebut menatapnya bingung.
Akhirnya Kalandra mengikuti saran dari Zian. Berusah keras bersikap ceria yang murah senyum, bahkan pura-pura tak mengenal Nora juga dan mengajak wanita itu terus menerus untuk berkenalan. Menyusul Nora ke desa tenggalalang.
Bukannya mendapat sambutan dari Nora. Usaha Kalandra pun berakhir sia-sia.
Lalu Kalee memberi usulan. "Mas Kala kembali bersikap dingin aja."
"Wah maksud lo apa, Kal? Jangan bilang lo mau nikung Mas Kala?" Zian yang menyahut. Mengompori.
Kalee berdecak kesal pada sahabat sekaligus kakak iparnya tersebur.
"Dengerin gue dulu." Kalee segera menyahut sebelum Kalandra tersulut oleh ucapan Zian. "Gini Mas. Nora kan masih cinta sama lo, tapi karena rasa bersalahnya bikin Nora bersikap seperti itu. Coba lo bersikap seakan acuh tak acuh, pasti Nora bakalan berpikir, bertanya-tanya, 'Kok Mas Kala berubah?', 'Kok Mas Kala gak ngejar-ngejar aku lagi?' Pasti Nora bakal penasaran, Mas. Bukan malah bikin Nora ilfeel."
KAMU SEDANG MEMBACA
When He Loves Me
ChickLit|Sequel I Hate Men| I Hate Men.... But when he loves me, I feel peace and happiness... -Annora Shabira Satrio ▪︎Oct, Copyright ©2022 NanasManis