Nora menghela nafas pelan, merasa gugup untuk keluar dari kamar bertemu dengan orang-orang, terutama Kalandra.
Bersiap membuka pintu, tapi ia kembali mengurungkan dan mulai mengatur laju nafasnya. Ia benar-benar gugup.
Setelah merasa siap, ia pun membuka pintu dan matanya membulat melihat Kalandra. Tangan pria itu menggantung di udara, sepertinya hendak mengetuk pintu.
Nora tersenyum canggung, kemudian menggigit bibirnya pelan. Berusaha tak menatap Kalandra karena merasa gugup.
"Kamu kenapa?" tanya Kalandra lembut. Nora menggeleng pelan dan berusaha agar membalas tatapan Kalandra meski ia semakin merasa gugup. "Ayo."
"Mau ke mana?" tanya Nora saat Kalandra mulai menggandeng tangannya.
"Kita sarapan di luar." Mereka mulai menuruni tangga.
"Lho bukannya di bawah sarapannya udah siap?"
"Emang kamu mau sarapan bareng-bareng mereka?" Langkah Kalandra berhenti, otomatis Nora juga. Keduanya saling bertatapan.
Nora yang mengingat kejadian terciduk tidur berdua dengan Kalandra di atas ranjang membuatnya kembali merasa malu. Ia menunduk salah tingkah.
Kalandra pun kembali melanjutkan langkahnya, tak lupa menggenggam tangan Nora.
"Ck, ck, ck. Baru aja kemarin kelihatan frustasi, sekarang senyum mulu. Hati-hati Mas, gigi lo nanti kering."
Sindiran tersebut langsung Kalandra dapatkan setelah tiba di lantai dasar. Arah tangga yang langsung berhadapan dengan meja makan yang kini dipenuhi para pasangan lainnya.
Kalandra langsung mendatarkan ekspresinya. Zian yang melihat itu tertawa pelan lalu mengeluarkan ponselnya. "Ra, Mas Kala." Keduanya refleks menatap Zian yang ternyata mengambil foto mereka.
"Zian, lo mau apain fotonya?" tanya Nora. Zian tersenyum.
"Enggak kok. Gue kirim ke lo berdua." Tentunya mengirim juga pada Kalee. Yang dibalas Kalee dengan emotikon, '👍🙃'. Serta kalimat, 'ga tau mau bahagia atau sedih'.
'Ikhlasin bro, ngalah sama yang lebih tua', tentu dengan tawa Zian membuat Kalea yang duduk di sampingnya, mengintip ponsel Zian lalu berdecak menatap suaminya itu yang masih saja menggoda Kalee.
"Kalian mau ke mana?" tanya Orion, matanya memicing menatap kedua orang itu bergandengan tangan, tapi tak mengatakan apapun.
"Sarapan di luar."
"Megumi udah buat sarapan, sarapannya disini aja."
"Ck! Biarin deh By. Mereka kan butuh waktu berdua. Kok kamu gak ngertiin sih?" Megumi menyela menatap jengkel suaminya lalu menatap Kalandra dan Nora. "Udah, sana kalian pergi." Seraya tersenyum manis.
Kalandra pun membawa Nora keluar. Memutuskan untuk makan di luar.
"Kita naik sepeda, ya? Tempatnya agak jauh dari sini," ujar Kalandra setelah keluar dari rumah. Nora mengangguk. Saat hendak meraih sepeda yang ia pakai kemarin, Kalandra mencegah.
Pria itu telah duduk di atas sepeda yang digunakan Orion kemarin, lalu menepuk pelan besi melintang sepeda tersebut, isyarat agar ia duduk di sana.
Nora menatap Kalandra ragu.
"Ya udah, kalau kamu gak mau ..." Ucapan Kalandra terhenti saat Nora tiba-tiba duduk dengan posisi miring di hadapannya. Kepala Nora sebatas dadanya. "Gak pa-pa nih? Kamu nyaman kan posisi kayak gini?"
Nora mengangguk, kedua tangannya telah memegang tengah-tengah kemudi sepeda.
Kalandra sedikit membungkuk hingga dadanya menyentuh kepala Nora. Mulai mengayuh sepeda tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
When He Loves Me
ChickLit|Sequel I Hate Men| I Hate Men.... But when he loves me, I feel peace and happiness... -Annora Shabira Satrio ▪︎Oct, Copyright ©2022 NanasManis