Sejak mengetahui jenis kelamin cucunya, Papi menjadi pendiam. Biasanya dalam seminggu akan tiga kali berkunjung ke rumah atau menginap, tapi akhir-akhir ini Papi tak pernah muncul. Saat Nora ke rumah orang tuanya, Papi hanya bertanya tentang keadaannya juga kandungannya, setelah itu menyibukkan diri sendiri.
Kata Mami, Papi merajuk karena jenis kelamin cucunya bukan laki-laki. Hal yang sangat Papi inginkan. Sikap Papi membuat Nora merasa sedih dan berimbas pada Kalandra. Nora mengalami mood swing sehingga Kalandra harus ekstra sabar menghadapi Nora.
Seperti hari ini, Kalandra tak pergi ke kantor karena Nora yang menangis hanya karena menonton sebuah film. Saat Kalandra melarangnya karena tak ingin melihat Nora menangis, Nora malah marah-marah dan berakhir merajuk. Mendiamkannya, meski ia berusaha keras membujuk Nora dengan berbagai segala cara.
"Mau kubuatin smoothie alpukat?" Kalandra menawarkan, meski Nora tetap diam, Kalandra tetap beranjak ke dapur. Mulai membuatkan satu mangkuk smoothie alpukat. Setelah itu, ia segera kembali ke kamar. Menaruh mangkuk tersebut di hadapan Nora. Istrinya saat itu kini duduk di sofa, fokus membaca buku.
Kalandra duduk di sebelah Nora, ia mengecek ponselnya. Lalu menoleh menatap Nora yang mulai menikmati smoothie buatannya.
"Besok jadwal ketemu dokter." Nora hanya berdehem. Hal itu membuat Kalandra tersenyum karena Nora meresponnya. "Kita ajak Papi sama Mami, gimana?"
Nora membalas tatapannya. "Mami pasti ikut." Ekspresi Nora muram, ia menggigit sendok lalu menaruh kembali sendok di dalam mangkuk. "Tapi kalau Papi ..."
"Biar aku yang bicara."
Nora menatap skeptis Kalandra. "Yang ada kalian bakal berantem."
Kalandra tertawa pelan. "Percaya sama aku."
Dan Nora benar-benar tercengang karena tak menyangka jika Kalandra bisa bicara pada Papi, ikut bersama mereka untuk memeriksa kandungannya. Sangat penasaran dengqn apa yang Kalandra ucapkan pada Papi sehingga Papi kini berada bersama mereka dan tentunya ada Mami juga.
Saat bertanya pada Mami, apakah Kalandra meminta bantuan pada Mami untuk bicara dengan Papi, Mami sama sekali tak membantu Kalandra.
Kali ini Nora melakukan USG 4D karena sangat ingin melihat jelas buah hatinya. Nora dibaringkan di meja pemeriksaan, lalu dokter kandungan mengoleskan gel di perut dan menempelkan transduser.
Alat tersebut digeser-geser selama pemeriksaan untuk mendapatkan visualisasi janin yang optimal. Hasil pemeriksaan berupa gambar bergerak yang bisa dilihat di layar monitor.
Tatapan Nora fokus ke layar monitor, begitupun Kalandra, Papi dan Mami.
Dokter mulai menjelaskan hasil pemeriksaan sambil mengamati pergerakan janin. Memperlihatkan jari-jari mungil janin tersebut yang telah lengkap.
"Dokter, itu jenis kelaminnya bener-bener perempuan?" Mami segera menyikut perut Papi yang bertanya. Air matanya yang hendak menetes karena melihat sang cucu harus surut karena pertanyaan Papi. Mendelik tajam pada Papi yang merengut.
"Iya Pak." Dokter pun memperlihatkan. Kemudian lanjut menjelaskan jika posisi janin sudah benar. Posisi janin sudah berada di bawah. "Anaknya lincah ya, Bu, Pak," sambung dokter tersebut melihat pergerakan janin di dalam perut sana.
"Iya. Setiap hari saya ngerasain gerak-gerak terus di dalam sana," sahut Nora tersenyum. Tatapannya tak putus dari layar monitor. Tangan kanannya tak lepas menggenggam tangan Kalandra. Kemudian ia mengalihkan tatapan, mendongak menatap suaminya yang tatapannya fokus menatap layar monitor dengan ekspresi sangat serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
When He Loves Me
ChickLit|Sequel I Hate Men| I Hate Men.... But when he loves me, I feel peace and happiness... -Annora Shabira Satrio ▪︎Oct, Copyright ©2022 NanasManis