Suara kecupan mengisi kamar tersebut tiada hentinya. Kalandra menegakkan kepala, menatap Nora yang memejamkan mata dengan erat. Tangannya mengusap lengan Nora dengan lembut lalu naik untuk menangkup rahang Nora lalu mengusap pipi Nora dengan lembut membuat Nora membuka mata karena tak lagi merasakan kecupan Kalandra di setiap bagian tubuhnya.
Nora memiringkan kepala, tangan kanannya ia angkat untuk menangkup wajah Kalandra. Tersenyum tipis menatap suaminya tersebut.
"Mau lanjut?" tanya Kalandra yang diangguki Nora. "Gak usah nutup mata, oke?"
"Kenapa?" tanya Nora, kini Kalandra berada di atas tubuhnya. Kedua lengan Kalandra ditekuk untuk menahan bobot badannya agar tak menindih badan Nora.
"Biar kamu lihat siapa yang nyentuh kamu." Kalandra menyampurkan rambut Nora yang menutupi kening, mengunci tatapan Nora. "Biar bayangan masa lalu buruk gak terlintas di kepalamu."
Nora mengangguk pelan kemudian melenguh pelan saat Kalandra kembali mengecup kulit lehernya.
Tatapan Kalandra naik untuk melihat ekspresi Nora lalu mulai mencium. Bukan lagi sekedar mengecup. Ia pun mendengar suara desahan tertahan keluar dari bibir Nora. Badan Nora menggeliat. Kepalanya dipeluk dengan erat, apalagi saat tangan kirinya mengusap dada turun ke perut hingga ke bawah perut Nora.
Nora tersentak, Kalandra pun menarik tangannya. Keduanya kembali bertatapan. Kalandra mengusap rambut Nora. Merasakan keringat di rambut Nora.
"Kenapa berhenti?" tanya Nora dengan nafas tersengal. Setiap malam, mereka melakukan hal seperti ini. Dimulai dari Nora yang hanya memakai pakaian dalam. Kalandra yang menyentuh setiap inci tubuhnya. Kemudian, Kalandra mulai mencium setiap inti tubuhnya. Seperti saran dari Dokter Amanda, mereka melakukannya secara bertahap, pelan-pelan. Mencoba demi mencoba. Membuat Nora merasa nyaman dengan kegiatan intim tersebut.
"Kamu serius?"
Nora mengangguk pelan.
Tanpa memutus pandangan, tangan kiri Kalandra kembali turun ke bawah perut Nora. Menyentuh dengan ringan area bawah tersebut.
Nora menggigit bibirnya, kedua tangannya mencengkeram pundak Kalandra. Kedua kakinya merapat.
Hanya sapuan ringan, tapi mampu membuat badan Nora meremang. Darahnya berdesir.
"Cium, boleh?"
Nora mengangguk lemah. Pandangannya pun menatap langit-langit kamar saat Kalandra masuk ke balik selimut yang menutupi badannya. Suara desahan Nora kembali keluar. Badannya menggeliat. Ia mencengkeram bantalnya. Merasakan bagian bawahnya disentuh sesuatu. Tak berapa lama Nora keluar. Kalandra keluar dari balik selimut, kembali menindih Nora. Menyeka peluh dari kening Nora.
Nafas Nora tersengal, dadanya naik turun secara cepat.
"Kamu baik-baik aja?"
"Ya." Nora tersenyum, ia mengusap wajah Kalandra yang sama berkeringat dengannya.
Kalandra menunduk untuk mengecup pipi Nora.
"Aku ngerasa gak adil." Nora mengusap dada Kalandra.
"Ngerasa gak adil kenapa?" tanya Kalandra mengkerutkan keningnya.
"Setiap malam Mas Kala lihat aku telanjang, sedangkan aku gak pernah."
"Kamu mau lihat aku telanjang?"
Nora menganggui pelan, lalu melarikan pandangannya untuk menatap dada Kalandra. Tak berani membalas tatapan tajam Kalandra.
Kalandra beringsut menegakkan punggung keluar dari selimut yang menutupi badan Nora.
KAMU SEDANG MEMBACA
When He Loves Me
ChickLit|Sequel I Hate Men| I Hate Men.... But when he loves me, I feel peace and happiness... -Annora Shabira Satrio ▪︎Oct, Copyright ©2022 NanasManis