SPECIAL PART I

8.3K 696 64
                                    

Suara orang muntah mengisi kamar mandi. Beberapa kali menunduk untuk mengeluarkan apapun yang begitu mendesak ingin dimuntahkan, namun yang keluar hanyalah berupa cairan bening. Badannya lemas, ia memegang perutnya yang terasa kembung.

Sudah tiga hari ia seperti ini, awalnya hanya mengira jika masuk angin, makanya ia meminum obat masuk angin, tapi ia tak kunjung sembuh. Perasaan dan badannya terasa lemas.

Bahkan kini tak mampu beranjak dari kamar mandi. Tetap duduk di lantai seraya memegang perutnya.

"Mas Kala?"

Kalandra menegakkan kepalanya, Nora segera menghampirinya. "Muntah lagi?"

Kalandra mengangguk lemah. Nora pun membantunya berdiri. Mereka tiba di ranjang. Segera Nora membalurkan minyak kayu putih di seluruh badan Kalandra, lalu memberikan air minum untuk Kalandra. Menyuruh suaminya itu untuk baring kembali.

Tadinya Nora masih tidur, tapi saat merasakan tak ada yang memeluknya, ia pun memutuskan untuk bangun mencari Kalandra dan menemukan suaminya itu terlihat lemas di kamar mandi. Sudah terhitung tiga hari Kalandra seperti ini membuatnya merasa cemas.

"Kita ke dokter aja ya, Mas?" Nora duduk di tepi ranjang. Mengusap kening Kalandra yang memejamkam mata, tapi ia tau jika Kalandra tak tidur.

"Gak usah."

"Tapi udah tiga hari lho kamu kayak gini. Sampai gak bisa makan."

Tak ada lagi suara dari Kalandra.

"Ya udah. Aku buatin bubur, ya?" Nora kemudian meringis mendengar pertanyaannya sendiri. Kemampuan masaknya tentu nol besar. Sudah pasti menyuruh ART membuatnya.

Memang, sejak Nora hamil, sudah ada tiga ART yang tinggal di rumah tersebut. Salah satunya juru masak, jadi Nora menyuruh Mbak Tina membuat bubur untuk Kalandra.

Nora pun menyiapkan buah apel, pir dan anggur untuk Kalandra. Lalu duduk untuk menghubungi Mami. Meminta nomor dokter yang biasa dipanggil ke rumah untuk memeriksa orang tuanya jika sakit ataupun dia sebelum menikah.

"Mas Kala yang sakit. Dari kemarin muntah terus." Nora menggeleng pelan mendengar sahutan Mami dari seberang sana. Menduga jika Kalandra terkena muntaber. "Bukan muntaber, Mi. Muntahnya tuh ..." Nora seketika terdiam. Kondisi Kalandra mengingatkannya pada dirinya saat usia kandungannya berusia enam minggu. Sepanjang trimester pertama ia mengalami morning sickness. Muntah, mual, perasaan tak nyaman, lemas, tak bisa makan bahkan beranjak dari tempat tidur saja ia tak bisa. Baru seminggu lamanya Nora berhenti setelah usia kandungannya tiga belas minggu.

Nora tersenyum mendengar perkataan Mami di seberang sana. Ia mengelus perutnya yang kini tidak lagi rata.

Setelah berhenti bicara dengan Mami. Nora pun kembali masuk ke kamar bersama Mbak Tina yang membawa piring buah serta bubur untuk Kalandra.

"Makasih ya Mbak."

"Sama-sama Bu." Mbak Tina pun keluar. Nora menatap Kalandra yang telah terlelap. Wajah suaminya terlihat pucat. Membuatnya merasa cemas.

Ia mengingat saat mengalami morning sickness Kalandra tak pernah meninggalkannya, bahkan memilih work from home. Jika ada pertemuan bersama klien hanya menyuruh Ivanka menggantinya.

Nora menghela nafas pelan, ia duduk di tepi ranjang. Tangannya terulur untuk mengusap kening Kapandra.

Pernah membaca tentang suami yang mengalami morning sickness. Bagi laki-laki, morning sickness bisa menjadi salah satu gejala dari sindrom couvade. Kondisi ini dianggap sebagai bentuk kehamilan simpatik ketika suami mengalami gejala kehamilan seperti yang dirasakan istri tanpa benar-benar hamil.

When He Loves MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang