Ketegangan terpancar di ruang keluarga. Kalandra dan Papi saling tatap tanpa ekspresi setelah pembicaraan mereka.
Nora yang menghampiri dua pria itu mengernyit. Membuatnya tak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, "Kalian kenapa? Papi? Mas Kala?" Menatap secara bergantian Papi dan Kalandra. Kedua pria itu menatapnya.
"Soal yang semalem, Yang," ujar Kalandra.
Nora pun mengingat jika semalam mereka membicarakan untuk tinggal di rumah Kalandra setelah seminggu tinggal di sini.
Nora duduk di sebelah Kalandra, menatap Papi yang duduk di sofa tunggal.
"Terus Papi gak setuju?"
"Rumah ini kan gede. Kalian tinggal di sini aja. Kalau di rumahnya suamimu, terus kalau suamimu pergi kerja, nanti kamu sendirian."
"Kan aku bisa ke sini," balas Nora dengan senyum tipis. Kalandra ikut tersenyum. Melihat hal tersebut membuat Papi mendengus pelan.
"Ya udah terserah kalian!" Kemudian Papi beranjak.
Nora menghela nafas pelan, kemudian menatap Kalandra. "Mas Kala ngomong baik-baik kan ke Papi?"
"Udah. Tapi kamu tau Papi, kan?"
Nora pun diam.
"Nanti aja kita bahas. Nanti kita telat. Ayo." Kalandra berdiri, mengulurkan tangannya pada Kalandra. Segera Nora berdiri meraih tangan Kalandra.
Mereka pergi untuk bertemu dengan Dokter Amanda. Kali ini Nora tak sendirian, ada Kalandra yang menemani.
Amanda lebih dulu bicara pada Kalandra, memberitahu Kalandra hal-hal yang harus Kalandra lakukan dalam menghadapi Nora, apalagi jika anxiety Nora kambuh. Kemudian mereka fokus ke Nora. Kali ini pemulihan Nora tentang Nora yang masih memiliki rasa takut untuk bersentuhan secara jauh dengan Kalandra.
"Pelan-pelan aja. Secara bertahap." Dokter Amanda menatap pasangan suami istri tersebut secara bergantian, kemudian fokus menatap Nora. "Awal mula kamu dekat dengan suamimu gimana?"
Nora tak langsung menjawab, ia menoleh menatap Kalandra. "Aku beranikan diri dan percaya sama Mas Kala. Apalagi Mas Kala bikin aku nyaman."
"Nah, gimana kalau kamu nerapin hal itu?" Dokter Amanda kembali menatap Kalandra. "Pak Kalandra tau caranya membuat Nora nyaman. Jadi, Pak Kalandra lakukan hal itu." Lalu kembali menatap Nora. "Dan Nora. Pak Kalandra itu suami kamu. Kamu percaya sama dia. Dia gak akan nyakitin kamu, kan?"
Nora mengangguk, kemhdian menoleh pada Kalandra yang tersenyum tipis. Tangannya yang sedari tadi digenggam Kalandra, diusap dengan pelan membuat Nora merasa semakin tenang.
Mereka langsung pulang setelah sesi pertemuan dengan Dokter Amanda.
"Kamu mau ngapain?" tegur Kalandra saat melihat Nora yang menarik koper.
"Bukannya kita mau ke rumahnya Mas?" tanya Nora.
"Tapi kan Papi ngelarang," sahut Kalandra. Nora diam sejenak, menatap Kalandra yang seperti biasa tanpa ekspresi.
"Terus maunya Mas gimana?"
"Aku mau ngomong dulu ke Papi. Jadi hari ini kita batal ke rumah kita."
Nora pun mengangguk. Mengembalikan koper ke tempat asalnya.
"Kamu istirahat dulu. Aku mau turun ke bawah."
"Iya Mas." Kalandra pun keluar dari kamar meninggalkan Nora yang memilih untuk beristirahat.
Kalandra turun ke lantai bawah dan berpapasan dengan Mami.
"Papi mana, Mi?"
"Oh ada di taman taneman hiasnya Mami. Lagi bantuin Mami nyiram taneman."
KAMU SEDANG MEMBACA
When He Loves Me
ChickLit|Sequel I Hate Men| I Hate Men.... But when he loves me, I feel peace and happiness... -Annora Shabira Satrio ▪︎Oct, Copyright ©2022 NanasManis