Nora mengunjungi rumah Aurora karena kesepian berada di rumah sendirian. Meski akhir pekan dan Kalandra tidak kerja, tapi suaminya itu diajak pergi memancing bersama Papi.
Tiba di rumah kakaknya tersebut yang cukup sepi. Tidak menemukan dua keponakannya.
"Lula sama Agas pergi bareng Bang Ardan, Kak?" tanyanya pada Aurora.
"Mami ajakin cucu-cucunya pergi jalan-jalan. Kalau Ardan pergi bareng Papi."
"Mancing?" Aurora mengangguk.
"Kamu gak baca grup chat keluarga?"
Nora menyengir dan menggeleng.
"Yuk, kita ke rumah sebelah." Ajak Aurora seraya menggaet lengannya. Mereka pun pergi ke rumah sebelah, tepatnya ke rumah Orion dan Megumi. Di sana juga sepi karena tak ada si kembar yang biang rusuh.
Megumi terlihat sumringah. Wajahnya dilapisi masker. Jadi saat bicara, mulutnya tak terlalu terbuka.
"Lo abis yoga?" tanya Aurora.
"Iya. Hari ini, hari bebas gue mempercantik diri. Gak ada anak-anak ataupun laki gue yang gangguin," ujar Megumi lalu menawarkan Aurora dan Nora minuman. "Kalian langsung ambil aja di kulkas."
"Siapin dong Gumi. Kami kan tamu," sahut Aurora membuka toples kristal lalu memakan permen cokelat.
"Biar aku," sahut Nora. Beranjak dari stool bar dan membuka lemari pendingin. Sementara si tuan rumah sedang membuat jus semangka.
"Kalian ada rekomendasi ke suatu tempat, gak? Masa kita di rumah doang?" ujar Megumi setelah Nora kembali duduk di stool bar sebelah Aurora. Sementara Megumi berdiri di seberang mereka, mulai menuang jus semangka tersebut ke gelas.
Nora dan Aurora saling tatap lalu menggeleng. Membuat Megumi berdecak pelan.
"Bu, ada kang paket di luar." Sahutan ART Megumi menarik perhatian Megumi. Segera Megumi keluar lebih dulu kemudian kembali masuk bersama dua ART yang masing-masing membawa dua paket di tangan mereka. Menyuruh ART-nya tersebut menaruhnya di atas meja. Membuat Aurora dan Nora dapat melihatnya saat memutar tubuh. Mereka pun ikut bergabung bersama Megumi yang mulai melakukan unboxing.
"Kak Gumi beli seragam sekolah?" tanya Nora mengerjap bingung seraya mengangkat baju sekolah yang menurutnya terlalu pendek.
Megumi tertawa melihat tampang bingung adik iparnya itu.
"Ih Nora, itu bukan seragam sekolah. Tapi seragam buat empat enam-empat enam," sahut Aurora.
Nora langsung mengingat perkataan Sharma tentang, 'empat enam-empat enam'.
"Sebenarnya empat enam-empat enam itu apa sih?"
Megumi semakin tertawa diikuti Aurora.
"Itu lho Dek. Mantap-mantap," sahut Megumi.
"Mantap-mantap?" Nora masih mengernyit bingung.
"Making love," sahut Aurora. Seketika wajah Nora memerah. Ia meletakkan baju seragam tersebut.
"Wow so sexy!" seru Megumi seraya menunjukkan kostum maid. Tentu bukan kostum biasa. Nora telah mengerti jika kostum-kostum di hadapannya ini tau kegunaannya.
"Kak Rora juga suka pake ginian?" tanya Nora. Aurora mengangguk.
"Gumi saranin. Kakak beli. Ternyata bener. Ardan seneng kalau Kakak pake kostum-kostum gini."
"Apalagi ditambah muka lo polos, Ra. Makin mengganas si Ardan," sahut Megumi membuat Aurora tertawa malu. Kemudian Megumi menatap adik iparnya yang satu lalu menaruh satu paket yang belum ia buka ke atas pangkuan Nora. "Itu buat lo aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
When He Loves Me
ChickLit|Sequel I Hate Men| I Hate Men.... But when he loves me, I feel peace and happiness... -Annora Shabira Satrio ▪︎Oct, Copyright ©2022 NanasManis