"Awas ya Zian!! Gue getok kepala lo!"
Kalandra yang baru masuk ke area dapur menghentikan langkahnya. Tak berapa lama pintu kamar mandi di hadapannya terbuka. Gadis yang ia ketahui teman Kalee tersebut--karena sering ke sini, menatapnya dengan mata membulat dan mulut yang siap mengeluarkan suara, tapi diurungkan. Seperti biasa jika menatapnya dengan pandangan takut.
"Em ... lampu kamar mandi mati. Aku kira Zian yang matiin," ujar gadis itu gugup dengan senyum canggung.
"Lo nuduh gue?" Suara Kalandra yang dingin serta tatapan tajam membuat Nora langsung menggerakkan kedua tangannya tanda tidak.
"Eng-enggak."
Kalandra mengamati kedua kaki Nora yang bergerak gelisah. Ia mendekat membuat Nora menggeser badannya. Menekan saklar lampu dan lampu sama sekali tak menyala. Berarti lampu tersebut mati. Kemudian kembali menatap Nora yang langsung meliarkan tatapannya karena mengamatinya.
"Lo mau buang air kecil?"
Nora kembali menatapnya. "I-iya Mas."
"Naik ke lantai dua. Masuk aja kamar dekat tangga."
Gadis itu pun naik ke lantai atas. Kalandra pun beralih untuk membuka kulkas. Tak mendengar suara dari para bocah yang berisik membuatnya bertanya-tanya. Hanya menemukan Nora, berarti yang lainnya tak ada.
Tak berapa lama, Nora kembali turun. Berterima kasih padanya dengan senyum malu-malu. Hendak keluar ke ruang tamu, tapi ia bersuara membuat gadis itu berhenti melangkah.
"Kalee mana?"
Nora memutar tubuhnya menghadap ke arahnya yanh sedang membuka bungkus mie.
"Kalee pergi sama Sharma dan Zelo buat beli perlengkapan prakarya. Kalau Zian ..." Nora menoleh ke arah depan. Ia tak mendengar suara Zian. "Kayaknya gak ada ...," gumamnya pelan. Namun kemudian matanya membulat saat menyadari jika hanya berdua di rumah ini dengan Kalandra. Ia kembali menatap ke arah Kalandra yang sedang memasak mie. "A-aku ... aku keluar dulu Mas."
Hendak membawa langkahnya lagi, tapi Kalandra kembali menghentikannya. "Lo mau mie?"
Nora ingin menolak, tapi melihat ekspresi Kalandra yang menurutnya menyeramkan, ditambah rambut gondrong pria itu membuat Nora akhirnya mengangguk. Membawa langkahnya mendekat dan duduk di meja makan. Ia bisa menghirup aroma lezat mie goreng tersebut.
"Lo temen sekelasnya Kalee?" tanya Kalandra saat mereka menikmati mie goreng buatan Kalandra di meja makan.
"Bukan. Aku adik kelasnya Kalee."
"Pacarnya?"
Mata Nora membulat lalu menggeleng. "Bukan!" Kelepasan berteriak lalu menutup mulutnya dengan telapak tangan karena panik kemudian bergumam minta maaf. Ekspresi Kalandra tetap datar membuatnya meringis takut. "A-aku bukan pacarnya Kalee," cicitnya.
"Terus kenapa lo sering ke sini?"
Nora mengangkat pandangannya lagi. "Sharma yang selalu ajak aku buat nemenin dia."
Kalandra pun tak merespon, sibuk menghabiskan mienya. Nora pun melanjutkan makan, buru-buru makan. Saat hendak mencuci piringnya, Kalandra melarang. Nora sekali lagi berterima kasih kemudian berlari keluar.
Kalandra mendengus pelan melihat tingkah bocah itu yang masih saja takut jika melihatnya.
Tak berapa lama rumah kembali riuh akibat suara para bocah-bocah. Suara Nora yang sedari tadi begitu pelan saat ia mengajaknya bicara, dapat ia dengar saking kerasnya. Gadis itu tipe perempuan yang cerewet.
KAMU SEDANG MEMBACA
When He Loves Me
ChickLit|Sequel I Hate Men| I Hate Men.... But when he loves me, I feel peace and happiness... -Annora Shabira Satrio ▪︎Oct, Copyright ©2022 NanasManis