15 | THIRTY NINE HOURS II

5.9K 703 45
                                    

Nora telah naik ke dalam mobil. Menurunkan kaca jendela untuk melihat langsung Kalandra yang berdiri di luar. Calon suaminya itu memasang ekspresi datar dan Nora tau jika Kalandra tak rela jika ia pulang. Melihat hal tersebut membuat Nora tersenyum geli.

"Aku pulang ya, Mas?"

Waktu tiga puluh sembilan jam telah berakhir. Mereka melakukan banyak hal. Mulai dari memasak bersama. Menonton film bersama. Jalan-jalan menggunakan sepeda motor, dan kegiatan menyenangkan lainnya.

Tapi meski seperti itu, Kalandra seakan waktu tiga puluh delapan jam bersama Nora masih kurang.

"Mas Kala ...," panggil Nora karena Kalandra hanya diam.

Kalandra menghela nafas pelan. Ia pun melangkah mendekat lalu membungkuk, menumpukan kedua tangannya di bingkai jendela. "Aku boleh minta waktumu lagi? Sampai besok aja? Kamu nginep lagi, ya?"

"Mas, bentar lagi kita bakal bersama-sama terus," ujar Nora gemas. Calon suaminya itu meminta dengan ekspresi datar. Kalau orang lain melihatnya pasti terlihat aneh. Tapi, di mata Nora, hal tersebut terlihat menggemaskan.

"Kalau minta cium, boleh?" balas Kalandra langsung.

Nora melepas sabuk pengamannya, memajukan wajahnya ke bingkai jendela hingga Kalandra menangkup wajahnya dan mempertemukan bibir mereka.

Kalandra melepaskan tautan bibir mereka. Tangannya yang menangkup wajah Nora, mengusap dengan lembut pipi Nora. "Nginep di sini, ya?"

"Mas Kala mau Papi ke sini dan marah-marahin Mas Kala?"

Kalandra langsung mengggeleng. Lalu mengkerutkan keningnya terlihat bepikir. Kemudian menegakkan punggungnya.

"Aku penasaran ..."

"Penasaran apa?"

"Kok bisa Papi ijinin kamu. Bahkan kamu sampai nginep? Papi tau?"

Nora tersenyum. "Kalau Papi tau. Aku gak mungkin ada di sini."

"Terus? Dibantuin Gumi lagi?"

Nora menggeleng. "Papi dan Mami lagi pergi liburan." Setelah mengatakan itu, segera Nora melajukan mobilnya.

"Hei Ra! Nora!" panggil Kalandra. Ia berdecak pelan.

Kalau saja tau jika Om Iyo pergi liburan, sudah pasti ia tak akan merasa was-was sejak kemarin. Dan malam ini menyuruh Nora untuk menginap lagi.

Saat Kalandra hendak menutup pagar, ia melihat mobil Nora kembali melaju ke arahnya. Kemudian berhenti. Kepala Nora menyembul keluar melalui jendela yang terbuka lalu tersenyum lebar. "Karena aku baik. Jadi, aku kasih bonus waktu."

"Dasar kamu." Nora tertawa mendengar Kalandra menggerutu. Kalandra pun membiarkan Nora kembali memasukkan mobil ke pekarangan rumahnya.

Usai mengunci pagar, ia berlari kemudian menerjang Nora yang telah keluar dari mobil. "Mas!" pekik Nora karena Kalandra memanggul badannya di pundak pria itu. Kemudian menghempas tubuh Nora di sofa.

"Masih mau ngerjain aku?!" Meski ekspresi Kalandra datar, tapi Nora tetap tertawa. Bahkan kini mengalunkan kedua lengannya di leher pria itu yang mengukungnya.

"Masih mau." Nora tersenyum jahil.

Kalandra pun memajukan wajahnya puncak hidung mereka bersentuhan. Nora tertawa pelan karena Kalandra yang ingin menciumnya, malah tertahan akibat hidung mereka.

Kepala Kalandra pun miring hingga bibir mereka bersentuhan. Mulai mencium bibir Nora. Tentunya dengan kelembutan. Dengan perlahan mendorong tubuh Nora hingga Nora kini rebah, sementara Kalandra berada di atasnya.

When He Loves MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang