25 | KUNJUNGAN

6.5K 609 81
                                    

"Mas Kala!"

Seruan tersebut disusul dengan suara langkah kaki berlari dan tak berapa lama Kalandra dipeluk dari belakang. Ia mengusap tangan yang melingkar di perutnya. Menoleh ke belakang untuk melihat Nora yang sudah mandi dengan rambut yang tergerai belum sepenuhnya kering dan tak disisir.

"Kenapa gak pake sisir?"

"Laper." Nora menyengir. Ia mengecup pundak Kalandra sebelum melepaskan pelukannya. Tapi, kemudian fokus menatap pundak Kalandra yang merah, terdapat bekas kuku di sana. Nora meringis pelan, ia mengusap bekas tancapan kukunya tersebut. "Maaf ya, Mas."

Kalandra kembali menoleh, melihat pundaknya yang diusap Nora. Ia tersenyum tipis seraya mengusap puncak kepala Nora.

Kalandra tak memasak, tadinya keluar untuk membeli sarapan. Mereka pun menikmati lontong sayur.

"Biar aku yang nyuci piring," ujar Nora menggeser badan Kalandra dari depan sink. Kalandra memeluk singkat pinggangnya dan mengecup pipinya.

Usai mencuci piring, Nora mencari Kalandra dan menemukan suaminya itu di area kolam renang, sedang merokok. Membiarkan Kalandra merokok, ia tak menghampiri. Tetap berdiri di depan pintu kaca yang tertutup. Saat pandangan mereka bertemu dan melihat pergerakan Kalandra yang hendak berhenti merokok, segera Nora memberi isyarat agar Kalandra tak usah berhenti.

Nora pun berlalu ke arah ruang tengah. Bingung harus melakukan apa.

Mendengar suara pintu digeser, ia menoleh dan menemukan Kalandra telah masuk. Berjalan menuju pantry. Mengamati suaminya itu yang meneguk youghurt tawar. Lalu melangkah menghampirinya.

Nora berdiri dan berseru, "Mas tangkap aku ya?"

Kalandra menghentikan langkah, mengernyit dan tiba-tiba saja Nora berlari ke arahnya kemudian melompat. Kini Nora berada di gendongan Kalandra. Melingkarkan kedua lengannya di leher Kalandra dan kedua kakinya di pinggang Kalandra.

Kalandra menopang badan Nora yang ada di gendongannya dengan menarug dua tangannya di bokong istrinya itu. Kalandra menggeleng pelan melihat kelakuan istrinya yang membuatnya terkejut. Nora tertawa, kemudian menciumnya. Mereka pun berciuman seraya Kalandra melangkahkan kaki, membawa mereka ke sofa. Duduk di sofa dan Nora berada di pangkuannya.

Sedang asyik-asyiknya berciuman, suara bel berdenting.

Nora hendak menarik diri, tapi Kalandra menahan. Mulai mengerang dan memukul pelan pundak Kalandra agar Kalandra melepasnya. Kalandra pun melepasnya. Nafasnya keduanya terengah-engah.

"Ada tamu," ujar Nora kemudian mengusap bibirnya yang basah.

"Biarin aja. Ini hari Minggu, kita gak boleh terima tamu."

Nora tertawa pelan seraya memukul lengan Kalandra. Turun dari pangkuan Kalandra. Melihat ke layar interkom lebih dulu untuk mengetahui siapa yang menekan bel di luar pagar.

"Mas! Papi sama Mami di luar!" Kemudian Nora pun keluar meninggalkan Kalandra yang menghela nafas pelan.

Kalandra sepertinya harus stok kesabaran mulai detik ini.

Sementara itu di luar, mobil Papi telah masuk ke halaman rumah. Nora senantiasa memeluk lengan Mami.

"Kamu udah mandi?" tanya Mami melihat penampilan Nora. Nora yang baru sadar hanya mengenakan celana pendek dan baju kaos Kalandra pun segera pamit untuk mengganti pakaian.

Berpapasan dengan Kalandra yang telah menggunakan baju. Kalandra keluar menyambut mertuanya. Mencium tangan Mami lebih dulu, kemudian tangan Papi yang sibuk mengamati rumahnya. Memang, semenjak pindah ke sini, baru kali ini kedua mertuanya tersebut mampir.

When He Loves MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang