🌺AlZah-09🌺

9.1K 1.1K 138
                                    

Ya ampun senangnya aku, komennya cepat penuh hiks, walau vote belum penuh tapi gapapa, anggap aja hadiah karena komennya cepat naik.

200 vote dan 70 komen, votenya jangan lupa yaaaaaaa, kalau aku up karena komen, setidaknya votenya jangan jimplang.

Alira-Zahian

Hari keberangkatan tiba, selama 5 hari menunggu hari ini, Zahian tak pergi ke bar sama sekali.

Dia sibuk mencari nama Negara yang mau dia kunjungi selama sebulan kedepan, benar-benar hidup seperti pria normal lainnya.

Dia juga tak berkata kasar pada Alira, ya mungkin sedikit berkata ketus padanya.

Zahian kembali mengecek koper mereka, ada sekitar 2 koper dan 1 tas ransel besar.

Koper itu isinya pakaian mereka, kalau kurang disana nanti tinggal beli, lalu 1 tas besar itu isinya cemilan dan makanan milik Zahian.

"Alira, ini kurang satu lagi, minyak kayu putihnya mana? Kan udah aku masukin!" seru Zahian dari arah teras rumah.

Dia mengenakan kemeja biru laut dan celana panjang hitam, lalu ada kacamata bulat putih bertengger dihidungnya.

Dia mengenakan tas slempang berisi make up Alira, hp, power bank, kunci rumah dan kartu atm.

"Ada di meja ruang tamu." sahut Alira dari ruang tengah, dia lagi make up an sedikit, biar makin cantik.

Rambut panjangnya digerai indah dengan ujung yang ikal, dia mengenakan kemeja biru gelap dan celana hitam panjang.

Iya, pakaian mereka memang sering couple an tanpa sengaja, mereka pun tidak sadar akan hal itu.

"Oke ini dia, kau ngapain sih!? Cepetan nanti ketinggalan pesawat!"

Alira mengibas pelan "Masih 3 jam lagi kita take off, santai aja."

"Gak mau, nanti kalau ditinggal gimana?"

"Akan aku beli bandara nya."

"Gaya mu itu, udah cepetan, gausah make up lama-lama, toh kau sudah cantik." ujar Zahian dengan gumaman diakhir.

Alira tak dengar kalimat terakhir, dia menyelesaikan polesan akhir dibibirnya lalu merapikan barang-barang tadi.

"Iya aku sudah selesai, mana kunci mobil?"

"Ada di sebelah aquarium."

"Siapa yang taruh disitu?"

"Aku, memang kenapa?"

"Gak papa, nanya doang."

Zahian mendengus pelan, dia mencari kunci rumah di tas slempangnya.

"Kau keluar dari pintu garasi kan? Pintu depan aku kunci yaaaa."

"Iya, kunci saja."

Zahian langsung menutup pintu rumah dan menguncinya, menyimpan kembali kunci itu di tas slempang.

Setelah memastikan jendela rumah dan pintu sudah terkunci rapat, Zahian menarik dua koper itu ke arah luar pagar, menunggu mobil keluar.

IMarried A Gigolo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang