🌺AlZah-07🌺

10.1K 1K 146
                                    

Kalau hari ini komen bisa cepat penuh, keknya bisa up terus, tapi votenya jangan kelupaan ya.

200 vote dan 70 komen.

Alira-Zahian

Jam 1 siang, Alira pergi bersama Zahian menuju panti setelah kejadian tadi, Zahian tak bersuara sama sekali.

Alira tau, apa yang Zahian katakan tadi pagi itu semua karena emosi, dia tak akan memikirkannya.

Zahian mengenakan kemeja putih dan celana cream sementara Alira mengenakan kemeja cream dan celana putih gading.

"Zahian, aku minta maaf."

Zahian yang tadinya lagi memandangi luar mobil hanya melirik sekilas, kemudian berdehem.

"Bukan sepenuhnya salahmu, emosiku memang buruk." gumam Zahian tanpa menoleh kearah Alira.

Dia juga mengaku salah, sebab tak bisa mengatur emosi serta tekanan dari masa lalunya, membuatnya jadi sejahat ini.

Alira tersenyum tipis, dia mengelus rambut pirang pucat Zahian lalu mencubit pipi chubbynya pelan.

"Pulang nanti, mau belanja lagi untuk keperluan di luar negeri?"

Zahian menegakan tubuhnya, mendengar kata belanja membuatnya selalu bersemangat, dia menoleh kearah Alira dengan senyum yang mengembang.

"Mau! Mau belanja cemilan untuk disana, kita mau pergi ke Negeri mana?" tanya nya bersemangat.

Alira mengerjab pelan, terpesona pada senyuman indah Zahian, berusaha untuk mengendalikan diri, dia berdeham pelan.

"Kau mau nya kemana?"

"Aku? Tapi bukannya kau mau pembukaan restoran baru?"

"Ya itu hanya sehari, selebihnya aku akan ikut kemana kau pergi."

Zahian semakin melebarkan senyumnya, dia bertepuk tangan dengan senangnya.

"Aku mau ke Jepang, ke Turki, lalu ke Swedia, lalu mau Swiss ke Belanda, ke Italia!"

"Baiklah, kita akan kesana."

"Beneran!? Yeayyy!"

Zahian tak pernah merasa sebahagia ini, sudah lama tak pergi jalan-jalan membuat otaknya sakit serta jenuh, ada bagusnya dia pergi liburan sejenak.

Zahian mengeluarkan note kecil dari tas selempang putihnya, dia harus mencatat apa saja yang dia dan Alira harus bawa.

"Berapa lama kita liburan?" tanya Zahian dengan tatapan mata penuh binar.

Alira mendengus geli "Mungkin sekitar sebulan."

"YEAYYY! Serius!? Akhh makasih Lira, sebulan itu kita bisa keliling dunia! Mau kan?"

"Tentu, asal bisa membuatmu bahagia."

"Ya aku bahagia, terima kasih~"

Zahian sedikit mendekatkan diri kearah Alira kemudian mengecup pipi wanita itu, karena merasa malu dia langsung berpura-pura menulis catatan di note miliknya.

Pipinya bersemu merah dengan bibir bergetar, kelakuannya tadi membuat Zahian malu, itu dia lakukan sebagai bentuk terima kasih pada Alira karena sudah mau membawanya pergi.

Untuk saat ini dia tak mau berbuat kasar, liburan nya tak boleh rusak hanya karena gengsi sialan itu, tapi setelahnya dia harus bersikap kasar lagi.

....

Mobil sudah terparkir apik di depan pagar tinggi Panti Asuhan Merpati, Alira segera keluar dan membuka bagasi mobil sementara Zahian berlari riang ke arah anak-anak Panti.

"HAIII SEMUAAAAA, AAAAAAA KAK HIAN KANGEN KALIAN!" pekiknya bahagia seraya memeluk anak-anak kecil sekitar 6 sampai 10 orang.

Alira tersenyum senang, kini dia sudah menambahkan 2 daftar kebahagiaan Zahian.

Yang pertama, adalah memasak.

Yang kedua adalah melukis.

Yang ketiga adalah belanja.

Yang keempat adalah uang.

Yang kelima adalah liburan.

Dan yang keenam adalah anak Panti Asuhan.

Dengan hal-hal itu Alira bisa melihat senyum indah Zahian, senyum tulus yang begitu indah dimata Alira.

"Eh siapa ini? Cantik sekali." puji Ibu Panti.

Zahian menoleh kearah Alira, dia tersenyum tipis dengan rona dipipinya.

"Dia istri aku, Buk." jawabnya pelan.

Alira tersenyum sopan, dan menyalami Ibu Panti.

"Saya Alira Dameswara."

"Dameswara, wah keren ya."

"Haha, iya Buk."

Alira dan Zahian dibiarkan masuk ke dalam dan mendapatkan jamuan makan siang, Alira berbincang sedikit tentang masa lalu Zahian dan kini dia tau, saat Zahian di masukan ke Panti, dia dalam keadaan tak sadarkan diri.

Kemungkinan dia dibius baru dibawa ke Panti.

Saat Alira sibuk berbincang, Zahian justru sibuk bermain dengan anak-anak panti.

Jika dilihat seperti itu, dia tak lebih dari pria lembut yang penuh kehangatan, diri lama Zahian bisa dilihat saat di ada Di Panti Asuhan.

"Hian anak yang baik, dia lembut dan penuh kelembutan, Ibuk sangat menyayangkan kejadian penculikan itu sampai membuatnya bekerja menjadi gigolo, kalau Hian kasar atau berkata buruk padamu, Ibuk harap kamu tak memukulnya ya, kamu tau, mental Zahian sudah rusak sejak dia berusia 13 tahun, dan ibuk harap dia bahagia sama kamu."

Alira hanya mampu tersenyum saja, apa bisa dia membahagiakan Zahian sementara pria itu sangat amat..yah..bertingkah seperti itu padanya.

Tapi Alira akan berusaha untuk membuat Zahian bahagia, hanya sampai batas kemampuan Alira saja.

Karena setelahnya, Alira akan melepas Zahian lagi.

🌺Bersambung🌺

IMarried A Gigolo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang