Bahagia sekali diriku melihat vote gak jimplang terus komen cepat penuh, kayanya kalau gitu terus, sehari ini aku up Alira-Zahian terus nih.
Oke semua, 200 vote dan 70 komen, kalau komen duluan penuh tetap up tapi vote jangan jimplang.
Alira-Zahian
"Lira, aku mau beli itu."
"Beli lah."
Zahian berlari pelan kearah toko es krim, dia sudah lama tak makan itu dan ini kesempatannya untuk makan es krim.
Mumpung yang bayar Alira.
Mereka baru sampai di mall, jadi belum ada belanjaan sedikitpun, dan Zahian langsung minta ke toko es krim.
"Kau yang bayar kan?" tanya Zahian memastikan.
"Kartu yang kuberikan mana?"
"Itu kan untukku, aku mau kau yang bayar." cetus Zahian tak perduli, dia bersidekap dada dan menatap etalase es krim.
Alira tertawa pelan, manis sekali tingkahnya kalau lagi jinak, dia mengelus puncak kepala Zahian lalu merangkul bahu pria-nya.
"Iya aku yang bayar, sekalian aja nanti di Transmart kau beli stock es krim di rumah."
Zahian mendongak guna menatap wajah Alira lebih jelas.
"Tapi di kulkas kamarku masih banyak."
"Kulkas dapur kan masih ada."
"Iya juga, oke nanti aku beli banyak es krim!"
"Tapi satu hari hanya boleh 2 es krim."
"Ck, sok ngatur." cibir Zahian malas.
Alira tak mempermasalahkan cibiran itu, setelah es kri. Strowberri pesanan Zahian sudah selesai, mereka berlanjut ke toko pakaian dulu.
"Di Jepang lagi musim salju kan?" tanya Zahian sambil menjilati es krimnya.
"Ya, memang kenapa?" Alira menyeka sudut bibir Zahian yang terdapat sisa es krim, lalu menjilatnya.
"Berarti kita harus beli jaket yang tebal agar tidak kedinginan."
"Ya sudah beli saja."
"Kau warna biru aku warna pink."
"Kau suka warna pink?" tanya Alira.
Zahian mengangguk saja, dia memang suka warna pink karena itu sangat indah dan cocok dimata Zahian, dia menyukai warna soft tapi lebih favorite warna Pink pucat.
Mereka mulai memilih pakaian yang akan dibeli, untuk dibawa selama sebulan nanti, tak lupa juga koper.
Alira hanya ngikutin saja, yang memilah dan memilih adalah Zahian, dan semua yang Zahian pilih sesuai dengan selera Alira.
"Kaos kaki, di rumah masih ada kan?" tanya Zahian.
"Masih ada."
"Berarti hanya perlu 4 pasang saja."
Alira mengekori kemana pun Zahian melangkah, dia membiarkan Zahian memilih sesuka hatinya, uangnya tak akan habis kalau cuma belanja segini doang.
Alira punya sekitar 9 kartu ATM, ada 3 kartu khusus uang Kiriman orang tua, Oma-Opa dan Tante-Pamannya, dan juga uang bulanan khusus dari Opa Genan yang sangat nenyayanginya.
Opa Genan itu, ayah dari Papi Alira.
Dan 6 kartu lainnya adalah uang hasil usahanya, ada yang hasil restoran, toko kue dan berbagai lainnya.
Paling sedikit isinya sudah dia berikan pada Zahian, yaitu 45 Juta, paling banyak ada di rumah kartu nya, yaitu sekitar..berapa ya? Mungkin lebih dari 15M?
Entahlah Alira tak ingat.
Di dompetnya ada 4 kartu, itu masing-masing isinya adalah 500 juta, khusus keperluan.
Uang di ATM beda dengan yang ditabungan, kalau ditabungan sudah ada sejak Alira lahir sampai sekarang, orang tuanya sudah menabung untuk masa depan Alira sejak dia lahir.
Mungkin kalau dihitung sudah lebih dari 1 Triliun, jadi Alira tak takut kehabisan uang.
"Alira, aku mau beli separu baru," tunjuk Zahian pada sepatu sneakers hitam.
"Ya sudah ambil aja."
"Makasih." Zahian sempat berterima kasih walau tak terlalu jelas suaranya.
Dia bahagia hari ini, sangat!
Setelah puas dari toko pakaian yang mendapat total 10 juta, mereka beralih ke Transmart dan mulai membeli makanan untuk cemilan Zahian.
Ya benar, khusus cemilan pria montok ini saja.
Zahian suka ngemil, jadi stock cemilan gabisa kalau gak ada.
"Lira, aku mau beli cuka."
"Untuk apa?"
"Untuk nyiram ke mata mu itu, berhenti menatapku!"
Zahian malu, dia sadar sedari tadi Alira terus menatap kearahnya, jantungnya berdegup tak karuan.
Kekehan ringan Alira berikan "Oke sorry, aku akan ke rak minuman, nanti kita bertemu lagi di kasir."
Zahian segera menahan tangan Alira dan menggeleng kuat.
"Aku..aku tidak suka berjalan sendirian, temenin aku." gumamnya dengan kepala tertunduk.
Alira mengangguk paham, dia mengelus puncak kepala Zahian.
"Baiklah, aku disebelahmu."
"Jangan...tinggalin aku sendiri.."
"Enggak, aku bersamamu Hian."
Zahian mengangguk, jujur dia tak suka sendirian, dia suka keramaian dan adanya Alira bersamanya itu membuatnya senang.
Walau dia harus berikap jahat pada wanita itu, tapi untuk saat ini dia akan menjadi anak manis dan baik.
Karena wanita itu mau membawanya liburan, maka Zahian gak bisa jadi anak nakal.
🌺Bersambung🌺
KAMU SEDANG MEMBACA
IMarried A Gigolo [End]
RomanceKecelakaan satu malam membuat wanita itu harus menikahi seorang gigolo di klub malam. Kesucian ya selama ini Alira jaga, harus hilang karena kecelakaan di bar malam itu, bersama seorang gigolo berwajah manis yang binal. Alira memaksa Gigolo itu agar...