🌺AlZah-05🌺

11.1K 1.2K 110
                                    

Ayoooo vote dan komennya dong, jangan malas menekan vote ya semuaaaa.

200 vote dan 75 komen.

Alira-Zahian

Alira tengah menyiapkan makan malam untuk mereka, Zahian sendiri lagi sibuk dengan barang-barang serta alat lukisnya yang baru.

Di kamar, Zahian tersenyum terus menerus melihat sesuatu yang dulu dia sukai kembali bisa dia dapatkan.

Dulu Zahian pernah nenjuarai berbagai lomba melukis, bakatnya ada di lukis dan memasak, sayang semua hancur karena penculikan itu.

"Dia baik banget sih, aku jadi gak tega untuk kasar sama dia.." gumam Zahian lesu.

Dia tak mau terlena pada kebaikan Alira, bisa saja gadis itu pura-pura baik dan merencanakan sesuatu hal buruk untuknya.

"Oh iya, besok aku harus ke Panti, berarti aku harus minta uang sama Lira, berapa ya kira-kira."

Zahian berpikir, mungkin 20 juta cukup untuk dia bawa ke Panti Asuhan, biasanya Zahian hanya membawa uang 1 atau 5 juta saja kesana.

Zahian segera merapikan kancing kemeja nya lalu bergegas keluar dari kamar.

"Alira!"

"Ya?"

Zahian langsung berlari turun ke arah dapur, dia harus memasang ekspresi ketus dan nada suara yang kasar.

Alira mematikan kompornya, berbalik menatap Zahian yang sampai di pintu masuk dapur, sebelah meja bar.

"Ada apa?"

"Minta uang."

"Berapa?"

"20 juta, sekarang."

"Iya nanti, aku masih masak."

Zahian menggeram marah, dia tak suka kalau keinginannya tak terkabul seperti ini.

Tangannya meraih cangkir kaca di meja bar lalu melemparnya kearah Alira.

Prank!

"AKU BILANG SEKARANG! AKU MAU SEKARANG BUKAN NANTI! APA KAU MENGERTI!?"

Alira menunduk, melihat tetesan darah jatuh ke lantai dapur, dia menyentuh pelipisnya yang berdarah akibat lemparan cangkir tadi.

Perlahan dia mendongak menatap kearah Zahian yang terlihat pucat, pria itu bergetar melihat pelipis Alira berdarah.

Hela napas pelan Alira berikan, dia mengeluarkan kartu atm yang dia letakan dibalik casing hp, itu yang isinya paling sedikit, hanya ada sekitar 45 juta saja.

Dia meletakan kartu itu di meja lalu tersenyum pada Zahian.

"Pin nya 34566, ambil itu untuk keperluanmu."

Zahian menatap kartu itu di meja, lalu menatap lagi kearah Alira yang kembali melanjutkan masakannya tanpa perduli akan luka di dahinya.

"Lira..luka nya—"

"Tak apa, aku bisa obati nanti."

"Tapi Lira..itu bisa infeksi."

Alira menghela napas panjang, kemudian menggeleng. "Gak usah perdulikan aku, kau urus saja urusanmu Hian."

Zahian terdiam, tapi kemudian dia meraih kartu itu dan berlari menuju lantai 2, Alira hanya tersenyum saja melihat hal itu.

Gelengan pelan Alira berikan "Sudah aku bilang, dia orang yang tak enakan untuk kasar pada orang." gumamnya kemudian menyeka darah menggunakan tisu di meja bar.

Sementara di kamar, Zahian menutup pintunya kuat, dia merosot ke lantai kamar dan menutup kepalanya.

"Hahh..a-aku jahat..aku udah lukain Lira.." racaunya sambil memukul kepalanya kuat.

Berarti dia sama jahatnya seperti penculik yang memukul dan melemparinya dengan barang-barang, dia sama jahatnya dengan pria itu!

"Hiks..maaf Lira..maaf.."

Tempramen Zahian memang sulit diatur, dia bisa marah sampai seperti itu, ditambah memang dia tak suka jika kemauannya tak kunjung diberikan.

Tapi kejadian tadi, membuatnya sangat merasa bersalah, dia akan minta maaf besok, dia khawatir pada luka dipelipis Alira.

Benar-benar..merasa sangat bersalah.

🌺Bersambung🌺

IMarried A Gigolo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang