Baru up lagi, soalnya targetnya baru penuh ya ges ya.
Komennya juga lama penuh, makanya up sedikit.
200 vote dan 75 komen.
Zahian tanpa Alira
3 bulan, Zahian hampir putus asa dan merasa Alira tak akan datang, rambut yang semula hanya sebatas bahu kini sudah mencapai punggungnya.
Keadaan persis seperti mimpi Zahian malam itu.
Zahian duduk disudut kamar dan menangis untuk yang kesekian kalinya.
"Lira..hiks..Lira kembali..Lira aku takut sendirian...hiks..Lira aku mohon maafkan aku Lira..aku salah..aku minta maaf..hiks..huhuuu aku takut.."
Zahian meremat rambut pink pucatnya dan mulai memukul kepalanya kembali, tangisannya sampai terdengar keluar kamar.
"MAU ALIRA! KEMBALIKAN ALIRA HUAAAA ALIRAAAA! Hiks..aku salah..aku salah..maaf..hiks..aku yang salah huhuuuu.."
Menyedihkan, Zahian jadi ketakutan pada hidupnya ini, takut Alira tak akan pernah datang menjemputnya.
Takut kalau Alira bahagia bersama pria lain di luar sana sementara Zahian menantinya kembali.
Tok tok.
Zahian yang masih gemetar mendongak kearah pintu, isakannya terdengar jelas, bahkan wajahnya sembab disertai bawah mata yang merah.
"S-siapa..hiks.."
Tak lama, Zahian melihat Dimas mengintip dari jendela jerjak pintu.
"Hian, main yuk. Di taman lagi cerah, ada Aman juga, mau main sambil ngelukis, keluar yuk." itu Dimas, teman Zahian selama di RSJR.
Pria manis yang menyesal sudah menyia-nyiakan istrinya, sekarang jadi gila karena ditinggal sama istrinya.
Rambut Dimas hitam pekat sebahu, wajahnya sangat manis untuk seukuran laki-laki, sering disangka perempuan.
"B-bentar..hiks..aku mandi dulu."
"Loh? Hian belum mandi? Ini kan udah jam 10, tumben."
"H-hian kangen sama Lira..hiks...huhuuu Liraaaaaaa."
Dimas diam didepan sana, dua sudut bibirnya turun dan kemudian ikut menangis.
"Dimas juga kangen Adel..hiks..huhuuu Adeeeeel huaaaaaaaaaa."
Alena yang tadinya baru selesai bersihin kamar Aman, menoleh kearah Dimas yang menangis didepan kamar Zahian.
Ada apa lagi sama ini dua manusia.
"Dimas, ngapain nangis disini?" tanya Alena lembut.
Dimas sesenggukan, menatap kearah Alena.
"Dimas kangen sama istri Dimas..hiks..kangen Adeline.." adunya lirih.
"Ooh, pasti nanti ketemu lagi, Dimas udah makan sarapannya tadi?"
Dimas mengangguk "Sekarang ngapain didepan kamar Hian?"
"Mau ajak Hian main..hiks.."
Alena mengangguk paham, dia membuka pintu kamar Zahian lalu membiarkan Dimas masuk, disana mereka berdua menangis bersama karena kangen sama istri mereka.
Alena hanya mampu tersenyum, kasihan, mungkin ini karma mereka.
"ALENAAAAAAAA! Hiks..ALENA TINGGALIN AMAN!"
"Mampus bayi besar gue."
Alena langsung berlari kembali ke kamar Aman, bahaya kalau Aman mengamuk, ntar dia malah minta bantuan sama setan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMarried A Gigolo [End]
RomanceKecelakaan satu malam membuat wanita itu harus menikahi seorang gigolo di klub malam. Kesucian ya selama ini Alira jaga, harus hilang karena kecelakaan di bar malam itu, bersama seorang gigolo berwajah manis yang binal. Alira memaksa Gigolo itu agar...