Bahagia melihat komen cepat penuh, aku bakal rajin banget kalau komen pun naik cepat, tapi votenya jangan lupa:(
200 vote dan 70 komen.
Alira-Zahian
Alira sudah menelusuri latar belakang Zahian, pria berusia 24 tahun yang merupakan korban penculikan.
Dia diculik saat usia 13 tahun, dan dipaksa bekerja menjadi gigolo selama setahun, saat ditemukan dia justru bersikap layaknya jalang.
Sifat nya terbentuk selama setahun dipaksa bekerja menjadi jalang, itu membuat sifat lamanya hilang.
Keluarganya yang selama setahun mencari Zahian, justru kecewa saat tau perubahan sikap dan sifat terjadi pada anak manis mereka.
Karena tak mau menanggung malu akan tingkah Zahian, keluarganya membuang Zahian ke Panti Asuhan sampai dia dewasa.
Dan dia bekerja sebagai gigolo sudah bertahun-tahun, sudah terbiasa akan cemohan dan berbagai hinaan lainnya.
Tapi Zahian tak perduli, hidup bahagianya sudah hilang sejak usia 13 tahun, sejak dia dipaksa untuk melayani seorang wanita dan berakhir kehilangan keperjakaannya.
Karena latar belakang seperti itulah yang membuat Alira tak mau kasar pada pria itu.
Alira tumbuh di keluarga yang harmonis, Mommy dan Daddy yang sangat lembut, tak pernah marah padanya sedikitpun.
Dulu dia punya seorang abang, tapi dia sudah meninggal karena kecelakaan.
"Huh, miris sekali hidupmu Hian."
Tadi pagi Alira berdebat dengan Zahian hanya karena masalah sarapan, tapi Alira mengalah dan membiarkan Zahian melakukan apapun yang dia mau.
Hari ini Alira hanya memantau salah satu cabang restorannya saja, setelah itu dia akan pergi ke Bakery Zahian.
"Chef, anda butuh sesuatu?"
Alira menggeleng pelan dengan senyum diwajahnya "Tidak ada, saya akan pulang, jadi tolong awasi anak baru yah, Jio."
"Yes Chef!"
Alira menepuk pundak remaja 18 tahun itu, yang baru lulus dan mencoba bekerja di cabang restoran Alira.
Karena dari yang Jio tau, Alira itu adalah seorang Owner sekaligus Chef yang baik, dia tak memikirkan untung yang berlebihan.
Dia sudah terlahir kaya raya sebagai keturunan Dameswara, menjadi Chef dan membuka Restoran hanya cita-cita nya saja.
Bisnis Alira juga ada banyak, Butik, toko kue, toko alat bangunan dan berbagai bisnis lainnya.
Maka tak masalah bagi Alira jika restorannya tak terlalu menguntungkan.
Yang pasti uangnya tak akan habis walau dia buang ke sungai sekalipun.
Alira memandang ke titik merah di ponselnya, itu adalah alat pelacak yang Alira letakan di cincin pernikahan Zahian.
Dia harus memastikan pria itu aman.
"Baguslah dia ada di Bakery."
Alira akan segera kesana.
.....
Raut wajah Zahian begitu kecut saat melihat Alira masuk ke dalam.
"Mau apa kau kemari?" sewotnya kesal.
Justru dimata Alira dia terlihat manis.
"Aku akan membantumu."
"Ck, gausah, kau gatau apapun soal kue!"
Alira hanya tertawa saja "Mending kau diam, biarkan aku bekerja, aku gabut." ujar Alira seraya mengambil sebuah apron hitam.
Zahian mendecih, dia menarik apron itu lalu mendorong Alira agak kuat.
"Pergilah, kau tau, aku sudah cukup muak melihat wajahmu Lira!"
"Oh ya? Tak heran, aku memang cantik dan menawan."
"Kau terlalu pede."
"Itu fakta, dan akan aku tunjukan kekuatan wajah ku padamu, Hian."
Alira segera keluar dari Bakery selama beberapa menit, dan tak lama segerombolan siswa dan siswi SMA dari sekolah Binus depan terlihat masuk.
Ada sekitar 20 sampai 30 orang.
Zahian terkejut, apa-apaan ini!?
"Kalian tau, disini kue nya enak dan murah, silahkan dicoba, aku jamin kalian akan suka!"
"Benarkah? Aku memang ingin mencoba kue disini tapi tak pernah ada yang berjaga diluar, aku jadi ragu untuk masuk."
"Benar, tak ada orang yang mencoba diluar, jadi kami bingung ingin menanyakan pada siapa."
Alira tersenyum manis, sampai beberapa siswa memekik girang.
"Mulai sekarang aku akan berjaga diluar, jadi silahkan pilih kue nya~"
Siswa dan siswi itu langsung berpencar di bakery Zahian, sampai pria itu speechless ditempat.
Alira berjalan mendekati kasir lalu tersenyum lagi pada Zahian.
"Hian, kalau mau Bakery ramai, usahakan ada 1 orang didepan untuk promosi, kebanyakan orang ingin masuk tapi ragu sebab tak ada yang berjaga diluar."
"Ck, iya-iya, bacot banget."
Alira menepuk bibir Zahian pelan "Bibir manismu tak cocok berkata sekasar itu," tegur Alira.
"Suka-suka! Kau gausah ngatur."
"Hah, sudahlah, nanti sepulang dari sini ikut aku."
"Gak mau!"
"Ayolah, kita harus membeli beberapa oven dan bahan-bahan kue, kau bisa membuat kue di rumah kalau sedang bosan." bujuk Alira lembut.
Zahian diam, tak menjawab lagi dan Alira anggap itu sebagai jawaban Iya.
Walau mereka akan bercerai nantinya, Alira hanya berharap Zahian keluar dari dunia malam itu.
Barulah Alira bisa tenang melepaskan pria itu.
🌺Bersambung🌺
KAMU SEDANG MEMBACA
IMarried A Gigolo [End]
RomanceKecelakaan satu malam membuat wanita itu harus menikahi seorang gigolo di klub malam. Kesucian ya selama ini Alira jaga, harus hilang karena kecelakaan di bar malam itu, bersama seorang gigolo berwajah manis yang binal. Alira memaksa Gigolo itu agar...