01 | melepasmu, dipenuhi luka.
Sejak kecil Jeon Jungkook di didik oleh ayah harus menjadi pribadi yang memiliki hati besar, selalu mengutamakan kesulitan orang lain di bandingkan dirinya sendiri. Jungkook yakin bahwa kebaikan yang tanamkan itu akan selalu berbalik kepadanya suatu hari nanti. Tanpa tahu seiring dirinya tumbuh, hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan yang tak bisa dihilangkan sehingga ia akan merasa tidak enak hati bila tidak lebih dulu mengalah dan mementingkan diri sendiri.
Kebiasaan itu selalu terlihat beberapa kali, dari hal kecil seperti bila kebanyakan keluarga akan berpikir bahwa seorang kakak harus mengalah pada adiknya, Jungkook berbeda. Ia selalu jadi orang pertama yang merelakan mainan robot miliknya, mengalah tidak kebagian es krim terakhir demi keinginan kakaknya — meskipun saat di rumah ibu langsung membuatkan es krim serupa. Tapi saat itu ia ingat, rasanya benar-benar berbeda tapi Jeon kecil memilih bungkam. Katanya, menghargai usaha ibu agar tidak membuat salah satu putranya berkecil hati padahal Jungkook tidak masalah sama sekali.
Tak heran kebaikan hatinya selalu dimanfaatkan oleh orang lain. Semasa sekolah ia pun selalu dijadikan tempat pelampiasan teman-temannya untuk berkeluh kesah dan mendengar berbagai kesulitan mereka. Jungkook tak memiliki keinginan apapun selain hatinya tergerak untuk membantu dan melihat orang-orang mendapatkan kebahagiaan. Baginya melihat mereka tersenyum sudah cukup membuatnya berpuas diri. Baik ketika tahu bila Lee Yian menyukai Park Hana, begitu pun sebaliknya. Jungkook malah merasa jadi penghalang sehingga memilih mengorbankan diri demi kebahagiaan sahabatnya itu. Ia tidak berkeinginan untuk memperjuangkan perasaannya sebab cukup berbesar hati melihat Hana mendapatkan apa yang membuatnya bahagia.
Hingga pertemuan dirinya dengan Jung Hemi, itu pertama kali ia punya keinginan besar sampai bertekad tidak ingin menyerah sampai membutakan segalanya. Saat itu ia sendiri tidak mengerti dan merasa berbeda, sebuah ambisi besar selalu muncul setiap kali melihat gadis itu. Ia juga merasa menjadi dirinya sendiri dan merasa hidup sebab memiliki sebuah keinginan. Tanpa harus dibayang-bayangi kewajibannya untuk mendahulukan kebahagiaan orang lain.
"Terkadang kau harus memikirkan dirimu sendiri sebelum orang lain. Bersikap egois untuk kesehatan mentalmu tidaklah selalu buruk sebab kau tak bisa bertanggungjawab atas kebahagiaan orang lain disaat kau sendiri tidak bahagia. Bukankah itu terlihat seakan kau berpura-pura bahagia?"
Bersikap egois tidak selalu buruk. Saat itu Jungkook sadar bahwa kalimat Jung Hemi seolah menamparnya. Selama ini ia selalu merasa bertanggungjawab atas kebahagiaan orang lain alih-alih kebahagiaan dirinya sendiri. Terdorong untuk berani mengakui bahwa selama ini ia hanya berpura-pura. Segala ucapan gadis itu selalu dirasa benar dan setelah itu ia mulai berkeinginan untuk mengikuti kata hati.
Kendati setelah mendapatkan apa yang membuatnya bahagia, merasa bebas dari sebuah tanggungjawab serta dapat mewujudkan keinginan untuk menjadi seseorang yang berarti bagi gadis itu. Semesta seakan membuatnya hanya mencicipi kebahagiaan yang sekedar lewat dalam hidup. Seakan tidak pula mengizinkan untuk terus menjadi manusia egois lebih lama lagi.
Lima tahun lalu usai berita menghilangnya pesawat yang ditumpangi Hemi hingga ramai dibicarakan oleh media nasional maupun luar negeri, Jungkook seolah tersesat. Ia kehilangan kompas hidupnya. Barangkali saat itu merupakan awal kehancuran dunia pertama yang ia berani bangun sesuai keinginannya. Memusatkan seluruhnya pada Jung Hemi yang menuntunnya pada kebahagiaan yang sebenarnya. Ia bahkan seolah tidak mampu bernapas dengan tenang selama beberapa tahun belakangan.
Setiap hari tak pernah absen mengecek laman berita dalam ponsel saat bangun dan sebelum tidur, tak luput juga perhatiannya tertuju pada siaran berita televisi kala proses pencarian masih berlanjut. Mengharapkan sebuah nama muncul sebagai salah satu yang selamat. Jimin selalu menemukannya menangis sebelum terjebak dalam kegelapan malam. Tidak bisa tertawa lepas kala teman-temannya bertingkah konyol dan berakhir tawanya berubah menjadi isak tangis. Menolak hadir pada hari kelulusan dan lebih memilih mengurung diri di markas sembari menonton berita berharap mereka menemukan informasi terbaru mengenai Jung Hemi.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Fallin'
FanfictionSequel of Fallin' All In: AFTER FALLIN' "After fallin', my time stops, my sun doesn't rises & sets, and my season stops changing." --- Tak butuh ujung belati atau moncong pistol tertuding baik didepan jantung maupun pelipis untuk membuat seseorang...