15 | sebagai teman.
"Bagaimana dengan mama?" Hemi bertanya saat Zachary datang dan menghentikan sejenak tindakan Jungkook yang sedang mengobati luka pada pelipisnya.
"Ibumu untuk sementara tidak diizinkan menemui siapapun," beritahu Zachary setelah sekembalinya dari rumah sakit atas perintah Hemi. Sayangnya, keinginan wanita itu untuk membawa ibunya pulang ke rumah sama sekali tidak mendapat izin dari Dokter Woo. "Nyonya Jung butuh penanganan serius setelah hampir membunuhmu."
Hemi yang hendak menjawab dialihkan oleh apa yang tengah dilakukan Gerald. Pria itu membawa keluar koper besar miliknya tanpa izin. "Apa yang Papa lakukan?"
Yang ditanyai enggan menggubris dan sibuk membereskan barang-barang Hemi ke dalam koper, termasuk dalaman wanita itu tanpa merasa segan. Tentu, pemiliknya langsung memerah dan panik. Ia menahan tangan Jungkook untuk membubuhkan obat merah di sikunya, lalu beranjak menghampiri Gerald sebelum merebut beberapa bra dan celana dalam yang setelahnya malah berjatuhan. Sial, Gerald mempermalukannya!
"Meski kau ayahku sekarang, itu bukan berarti kau bisa menyentuh semua barang-barangku seenaknya."
"Ini semua demi kebaikanmu," jawab Gerald lalu setelahnya menandas tegas, "Kau harus segera pergi dari sini."
"Apa kau bilang?"
"Bersembunyilah di mana pun kau bisa untuk sementara waktu," beritahu Gerald tanpa memberitahu alasannya.
Hal itu membuat Hemi melupakan rasa malunya, tergantikan oleh kekesalan. "Kenapa aku harus bersembunyi? Bukankah kau berjanji akan menjelaskan semuanya setelah datang kemari?!"
"Tidak sekarang, Anna." Gerald memandang Hemi serius, "Tidak ada waktu lagi."
"Jangan konyol," Hemi meloloskan tawa hambar, ia merasa kalimat Gerald terdengar aneh, "Setelah aku mendengar omong kosong dari Harry Berlvara yang mengaku sebagai ayahku. Kumohon, jangan kau juga. Aku sudah cukup muak menjadi pihak yang tidak tahu apapun."
"Aku berjanji akan menjelaskan semuanya. Tapi tidak sekarang," Gerald mencoba meyakinkan Hemi, "Mereka sudah menemukanmu dan jangan sampai kejadian tadi terulang lagi. Masih untung kau bisa melarikan diri jika tidak, aku tidak tahu bagaimana nasibmu nanti."
"Mereka siapa?!" Hemi semakin muak melayangkan pertanyaan yang sama terus-menerus sejak tadi namun tak satu pun dijawab oleh Gerald.
Kini pria itu malah melewati Hemi hanya untuk mendekati Jungkook berada. "Tolong, bawa Anna ke tempat yang aman, Nak. Aku akan menyusul setelah menemui Harry."
"Papa!" suara bentakan Hemi menghentikan Jungkook untuk membuka mulut.
Sementara Gerald menengok bersama sorot mata memohon sehigga membuat Hemi yang hendak memprotes tak kuasa lagi dan memilih bungkam. Apalagi setelah Gerald menyebutkan nama ibunya
"Aku mohon, aku tidak mau terjadi sesuatu padamu dan Seri."
Ada begitu banyak pertanyaan yang masih memenuhi kepala, pada akhirnya Hemi berada di sebuah tempat yang tak pernah ia pikirkan sama sekali. Tempat yang sangat berbeda dari terakhir kali ia mengunjungi kediaman Jeon Jungkook lima tahun lalu. Bukan sebuah apartemen biasa yang harus berbagi dengan Jimin. Melainkan apartemen baru yang tak begitu luas dibanding miliknya untuk berada di kawasan yang sama, akan tetapi tempat tersebut sangatlah rapih dan terkesan maskulin.
Aroma khas dari sosok Jeon Jungkook begitu kuat kala Hemi menginjakkan kaki pertama kali, seluruh ruangan didominasi cat abu-abu dan hitam, bergaya minimalis dan sedikit perabotan khas selayaknya seorang lelaki lajang. Hemi menyadari bahwa Jungkook telah berubah banyak menjadi lelaki dewasa, kendati cara berpakaian lelaki itu tidaklah berubah masih menyukai kaos polos kebesaran. Berbeda sekali ketika keseharian Jungkook bila sedang berkerja, Hemi pikir kebiasaan Jungkook memakai kaos kebesaran itu telah berhenti seiring usianya bertambah namun ia salah besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Fallin'
FanfictionSequel of Fallin' All In: AFTER FALLIN' "After fallin', my time stops, my sun doesn't rises & sets, and my season stops changing." --- Tak butuh ujung belati atau moncong pistol tertuding baik didepan jantung maupun pelipis untuk membuat seseorang...