17 | batasan.
Taehyung sudah menunggu Hemi hampir satu jam lamanya tidak kunjung keluar dari kamar mandi. Hal itu membuat Taehyung menduga-duga bila Hemi pingsan. Ia berpikir, tak ada orang yang tidak syok tiba-tiba diserang oleh pria asing dan ditodongkan pisau. Terlebih akan sangat fatal bila ia tidak datang tepat waktu.
Lalu pintu kamar mandi lebih dulu di buka sebelum Taehyung bangkit untuk memastikan, Hemi muncul mengenakan kemeja kebesaran miliknya hingga tubuh kecil itu terlihat seakan tenggelam.
"Kak, bisa bantu aku?"
Taehyung tahu bantuan apa yang dibutuhkan, lantas mengikuti Hemi masuk ke dalam kamar mandi dan mengambil kapas yang bercecer di wastafel. Sebelumnya Taehyung sudah menawarkan diri untuk membantu mengobati lukanya tapi Hemi menolak. Lalu sekarang barangkali sulit menggapai lukanya dibalik bahu maka Hemi berubah pikiran.
"Ini luka tusuk," beritahu Taehyung setelah Hemi menurunkan sebelah kerah kemejanya sehingga bahunya terekspos.
"Aku didorong terlalu keras ke dinding dan mungkin terdapat paku tertancap di sana."
Mulai fokus memakaikan obat merah, tanpa sadar Taehyung membawa wajahnya lebih dekat guna meniupkan napasnya pada obat merah di luka Hemi agar cepat mengering. Sesekali dirinya melirik Hemi yang terdiam seakan tengah tenggelam dalam pikirannya sendiri. Taehyung yakin Hemi masih terkejut meski berusaha untuk tidak menunjukkannya secara langsung.
"Tidak sakit?" Taehyung bersuara guna mengalihkan perhatian Hemi sementara tangannya masih bekerja menempelkan plester di sana.
Hemi sedikit terkesiap namun cepat menjawab, "Ini tidak seberapa."
"Kau tahu siapa pria itu?"
"Sepertinya ada kaitannya dengan Harry Berlvara sebab dia mengenalnya juga."
"Pamanku sudah menemukan latar belakang siapa itu Harry Berlvara," beritahu Taehyung mundur selangkah guna menjaga jarak. Melihat Hemi yang nampak tidak sabar ingin mendengarnya namun suara perut kerongcongan terdengar, membuat Taehyung urung memberitahu. "Aku akan beritahu setelah makan nanti."
"Tapi Kak, aku tidak punya waktu."
"Aku sudah memesan jajangmyeon. Sebaiknya makan dulu, takut mie-nya mengembang dan aku juga tidak bisa membiarkanmu kelaparan apalagi setelah mengalami kejadian tadi."
Jika Hemi mau ia bisa saja bersikap keras kepala dan menolak keinginan Taehyung itu, tapi rasa laparnya tidak bisa diabaikan. Setelah ketegangan yang terjadi beberapa jam lalu, Hemi benar-benar dibuat lemas. Seluruh tenaganya seakan disedot habis. Ia ingat bagaimana rasa lezat jajangmyeon begitu menaikkan nafsu makannya, tapi kini malah terasa hambar dan sulit baginya untuk menelan sesuatu yang masuk ke dalam mulut. Benaknya masih terus menerka-nerka siapa dibalik semua hal yang menimpanya akhir-akhir ini. Ia merasa sejak kedatangan Harry Berlvara kejadian buruk terus menimpanya.
"Makan yang banyak, Hemi." Taehyung membuyarkan lagi lamunan dan Hemi melihat lelaki itu memberikan potongan tangsuyuk ke dalam mangkuknya yang masih penuh.
Hemi menelan kunyahan dalam mulutnya dengan susah payah. Perlakuan Taehyung mendadak mengingatkannya pada Jungkook. Tanpa alasan, Hemi bertanya-tanya apakah Jungkook mencarinya saat tidak menemukan Hemi di apartemen atau sibuk bersama Hana yang mungkin datang lagi menemuinya dan mereka menghabiskan waktu bersama lagi?
Kepala Hemi mulai terasa pening setelah meneguk segelas sampanye yang ia minta secara paksa kepada Taehyung. Pikirannya mulai kacau, kesadaran mulai menipis. Hemi teringat kembali bagaimana Hana sibuk membuatkan sarapan untuk Jungkook dan mengetahui makanan kesukaan lelaki itu. Seolah Hana sudah benar-benar menjadi istri dan milik Jungkook sepenuhnya. Sementara dirinya hanya bisa menyaksikan semua itu. Benar-benar menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Fallin'
FanficSequel of Fallin' All In: AFTER FALLIN' "After fallin', my time stops, my sun doesn't rises & sets, and my season stops changing." --- Tak butuh ujung belati atau moncong pistol tertuding baik didepan jantung maupun pelipis untuk membuat seseorang...