26 | akhir sebenarnya.
"Taehyung, kau habis menyuntikkan morfin pada tubuhmu?" Tanya Rachel
Taehyung menyeringai lebar disaat tubuh tingginya perlahan merosot ke lantai. Lelaki itu tak suka mendengar suara hingga ia mendesis. "Tidak, aku tidak kecanduan!"
"Fuck, are you 'fly'?" Tanya Hemi langsung setelah lama membungkam.
Tawa Taehyung terdengar lagi, jauh lebih kencang. "Ya, ya, ya! Aku terbang! Aku melihat bintang-bintang berwarna merah menyala. Semakin kudekati, sinarnya semakin terang dan, dan...." mendadak tubuh Taehyung menegak, ekspresi wajahnya berubah seketika kala ia menatap langit-langit kamar, "...aku ada diantara mereka dan melebur!"
Lalu Taehyung terbaring dalam keadaan meringkuk, memeluk tubuhnya sendiri yang gemetar. Sorot mata redup dan begitu ketakutan. Hingga beberapa detik selanjutnya, ia terdiam tanpa kata. Mendadak kaku, menghela napas panjang hingga perlahan kedua matanya menutup. Saat itu pula Hemi mulai panik.
"Apa yang terjadi padanya?" Hemi melirik Rachel meminta jawaban yang tak ia pahami sama sekali, sementara yang ditanyai masih begitu santai seolah pernah menghadapi situasi semacam ini.
"Dia hanya tertidur, salah satu efek samping dari memakai morfin. Dia masih baik-baik saja."
"Apa kita harus memanggil dokter?"
Kontan Rachel melotot ke arah Hemi. "Kau pikir Taehyung seperti itu hanya karena sembelit dan dokter bisa memeriksanya lalu masalah selesai? Gunakan otak pintarmu, Jung Hemi. Masalahnya Kim Taehyung baru saja memaki morfin—MORFIN! Jika selain kita ada yang tahu, bukan hanya Taehyung yang akan kehilangan karirnya tapi kita berdua juga dalam masalah."
Hemi membalas. "Sial, ini pertama kalinya aku melihat seseorang sedang fly karena obat!"
Rachel memungut kembali botol kaca itu seraya menduga sesuatu. "Pasti Taehyung mendapatkan ini dari ayahnya," ujarnya dan Hemi mengangguk setuju.
Hemi dan Rachel memutuskan menetap di sana sembari mengawasi Taehyung hingga pagi. Lalu kedatangan Jungkook karena Rachel mengajaknya tanpa sepengetahuan, acara sarapan pun berubah menjadi perdebatan adu mulut diantara Taehyung dan Jungkook. Mereka berdebat perihal artikel yang ramai jadi bahan pembicaraan. Taehyung nampak begitu dikecewakan atas tindakan sahabatnya meskipun Jungkook terus beralasan bahwa bukan atas kemauannya sendiri melakukan itu.
"Aku bersumpah, Kak Seokjin yang mempublikasikan artikel itu tanpa sepengetahuan dariku!"
"Jika memang tidak berniat melakukannya, maka kau juga tak akan menulisnya meskipun hanya untuk disimpan!" Taehyung bersandar pada kursi seraya menyisir rambutnya ke belakang, perasaan kecewa itu terus mendominasi. Jungkook tidak tahu apa yang terima semalam akibat artikel itu. "Aku tak menyangka kau akan mengkhianatiku. Padahal aku sudah menganggapmu sebagai adikku sendiri hampir sepuluh tahun kita berteman!"
"Oh, demi Tuhan, Kak. Kau bisa tanyakan langsung alasannya kepada Kak Seokjin. Aku juga marah besar padanya karena diam-diam membuka file milikku."
Lelah dan tidak mau mendengar apapun lagi, Taehyung bangkit dari duduknya dan melenggang menuju kamar. Sementara Jungkook mengalihkan pandangan ke arah Hemi berada, meminta pertolongan agar Taehyung memaafkannya. Tapi sayangnya, Hemi berada di pihak Taehyung.
"Seharusnya kau bisa lebih berhati-hati, Jeon."
Pundak Jungkook melemah saat Hemi mengatakan itu. Ia sadar bahwa dirinya ceroboh beserta Seokjin yang tidak sabar menunggu untuk mengekspos kelicikan Kim Inguk. "Aku memang mewajarkan apapun yang kau tulis tentang aku karena itu memang pekerjaanmu. Tapi untuk urusan hal krusial seperti ini bahkan kau sudah berjanji untuk menjaga rahasia, perbuatanmu memang keterlaluan. Aku juga akan sangat kecewa bila ada diposisi Kak Taehyung yang sudah sangat mempercayaimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Fallin'
Fiksi PenggemarSequel of Fallin' All In: AFTER FALLIN' "After fallin', my time stops, my sun doesn't rises & sets, and my season stops changing." --- Tak butuh ujung belati atau moncong pistol tertuding baik didepan jantung maupun pelipis untuk membuat seseorang...