16 | setengah fakta.
"Sebenarnya apa yang sedang kau rencanakan?!" Suara itu terdengar nyaris frustasi setelah keputusan yang didengarnya bahwa Gerald akan mengambil-alih seluruh pekerjaan selama di Korea Selatan dan menyuruh putri angkatnya itu berhenti bekerja untuk fokus menjaga ibunya. Hal tersebut semakin membuat Hemi geram karena tindakan Gerald sama sekali tidak bisa dimengerti olehnya.
"Kau menyuruhku bersembunyi lalu kini melarang aku bekerja. Apa-apaan itu?! Aku bisa memikirkan keputusanmu bila kau menjelaskan alasan yang sebenarnya. Tapi kau sama sekali tidak mau membuka mulut sedikit pun."
"Nak, semua ini demi keamanan dirimu. Aku tidak akan bertindak sejauh ini bila mereka ternyata masih mencari keberadaan dirimu."
"Lalu siapa mereka yang kau maksud itu?!" Hemi menyisir rambutnya ke belakang, merasa jengah bukan main. Gerald terus saja tidak ingin memberitahu sampai Hemi kesal sendiri karena rasa penasarannya membumbung tinggi. "Sejak datang kemari, kau terus saja membahas mereka seolah akan terjadi sesuatu yang buruk padaku."
"Memang begitulah kenyataannya," balas Gerald, "Bahkan ayahmu berpesan untuk menjagamu meski nyawaku yang harus dipertaruhkan."
"Jadi ayah pun tahu mereka?" Hemi semakin dibuat tidak percaya. Menemukan Gerald yang hanya memandanginya tanpa berniat menjawab, "Kalau begitu, ada hubungan apa ayah dengan Harry Berlvara? Jika kau masih tak mau menjawab, aku akan menemui Harry Berlvara secara langsung."
Hemi tidak akan tinggal diam dan menyerah begitu saja, bagaimana pun ia harus mendapatkan jawaban agar dirinya bisa merasa tenang tanpa perlu dibayang-bayangi rasa penasaran. Menerka-nerka seorang diri yang hanya membawanya pada jalan buntu. Ia tak lepas memandangi Gerald sedemikian serius untuk beberapa detik berlalu. Yang ditatap masih membungkam sehingga menghasilkan hening yang ditemani suara jarum jam berdetak nyaring.
Hela napas panjang lantas terdengar setelah Gerald sudah memutuskan apa yang hendak dilakukan, jika dipikirkan kembali cepat atau lambat ia memang tak akan bisa menyembunyikan sesuatu selamanya dari Hemi. Apalagi kenyataannya bahwa penyamaran yang dilakukannya puluhan tahun pada akhirnya akan sia-sia. Ia sudah memperhitungkannya namun tidak tahu bila akan secepat ini diketahui.
"Harry Berlvara adalah pamanmu," beritahu Gelard pada akhirnya, "Dia, adik dari ayahmu, Gerard."
"Tidak mungkin, setahuku ayah merupakan anak tunggal." Hemi kelewat yakin bahwa gakta itu benar adanya. Sebab puluhan tahun hidup bersama dan melewati banyak hal, ayahnya berjuang sendiri bahkan tak ada satu pun kerabat datang membantu kecuali Bibi Kim. "Ayah tak pernah cerita apapun soal keluarganya. Dia hanya bilang bahwa kedua orangtuanya telah tiada."
Gerald memilih bungkam tanpa harus menjelaskan lebih banyak lagi dan membiarkan Hemi tenggelam dalam pikirannya sendiri untuk beberapa detik yang lamban. Hingga pertanyaan lain kembali dilayangkan dan tanpa bisa ia cegah bersama ketakutan yang menyelimuti. "Lalu apa aku adalah putrinya?"
Hemi menatap Gerald penuh harap bahwa apa yang hendak diucapkannya sesuai dengan dugaan sebab sejak beberapa hari ini ia dibuat gelisah akan pertanyaan tersebut sehingga
"Bukan," hela napas lega terdengar melalui mulut Hemi, "Kau masih putri Gerard."
"Dan, apa benar ayah membawa istrinya Harry?"
Sepasang iris kecokelatan Hemi memicing saat Gerald kembali tak kunjung membuka mulut. Ia mencurigai ada sesuatu yang coba disembunyikan oleh Gerald. "Kenapa diam saja? Apa itu benar?" Hemi mendesaknya kembali.
Alih-alih menjawab, Gerald menghindar dengan memberikan sebuah map sebelum berucap, "Kau ada pertemuan dengan wakil dari SH Group, bukan? Pergi sekarang karena itu, merupakan pertemuan terakhir kau membahas rencana kerjasama dengan Nona Lim."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Fallin'
FanfictionSequel of Fallin' All In: AFTER FALLIN' "After fallin', my time stops, my sun doesn't rises & sets, and my season stops changing." --- Tak butuh ujung belati atau moncong pistol tertuding baik didepan jantung maupun pelipis untuk membuat seseorang...