chapter 05

29 10 0
                                    

05 | kemenangan tak berarti.










Sepasang iris cokelatnya mengedarkan pandangan ke setiap gedung yang dilewati. Tidak menyangka pula dapat menginjakkan kaki di universitasnya lagi. Bangunan tua itu masih berdiri kokoh menyatu dengan gedung pencakar langit lainnya yang memenuhi pusat kota. Tak banyak yang berubah, dari mulai gedung fakultas, perkuliahan, administrasi hingga markas yang selalu menjadi tempat melampiaskan emosi masih di tempat semestinya. Aura kampus pun masih melekat kuat hingga tak ayal sekelibat memori lama mampir sepanjang dirinya meniti jalan.

Jadwal padat selain menemui para pembisnis, Hemi juga mengisi seminar kampus hingga ia menolak segala tawaran interview. Lagipula tak ada yang menarik dari kehidupannya untuk dicetak dalam majalah atau situs berita online, kecuali bila mereka ingin membahas soal bisnis dan investasi yang dilakukannya, mereka bisa ikut menghadiri seminar tanpa perlu membuat janji temu secara pribadi.

Khususnya sampai harus datang ke kamar hotel dan malah berakhir tidur bersama. Mengingat itu, Hemi sudah berkali-kali membunuh dirinya sendiri dalam pikiran sejak membuka mata di pagi hari. Untungnya ia yang pertama kali bangun dan bisa langsung pergi meninggalkan Jungkook tanpa perlu mencari alasan. Langsung berpindah hotel agar tidak bertemu lagi. Sudah cukup kelengahan hatinya membawa petaka.

"Kau benar, Namjoonie. Dia benar-benar mirip."

Langkah kaki Hemi berhenti didepan pintu keluar auditorium usai menyelesaikan seminar sepuluh menit lalu. Mendengar suara Seokjin bicara didepan balkon pembatas, Hemi tahu siapa yang Seokjin maksud.

"Kupikir Jungkook hanya berkhayal saking kacau kondisinya. Tapi dia benar, Sun Wilson mirip Jung Hemi."

"Sun Wilson?"

"Anak zaman sekarang memanggilnya Sun Wilson," beritahu Seokjin.

Namjoon mendengus malas. "Bilang saja Kakak memanggilnya seperti itu karena ingin dianggap muda dan terlihat up-to-date padahal tidak tahu apa-apa."

"Dan, menggosipkan seseorang sangat menyenangkan, bukan?" Hemi sengaja menginterupsi dua lelaki tersebut yang kontan berbalik badan bersama keterkejutan dalam mata keduanya. "Manajer Kim, apa kau tidak punya pekerjaan selain mengikuti kemana pun aku pergi?"

Hemi yakin sekali kehadiran Seokjin di sini tak luput dari memiliki urusan dengannya, barangkali diberitahu Namjoon bila kehadiran Hemi sebagai salah satu pembicara seminar membuat Seokjin lekas datang. Lalu sebelum lelaki itu menjawab, dering ponsel dari milik Seokjin membuat lelaki itu sedikit menjauh dari jangkauan Hemi maupun Namjoon. Kendati Hemi masih bisa mendengar siapa yang menelepon saat Seokjin menyebutkan sebuah nama.

"APA?!" Kontan Hemi bersamaan dengan Namjoon melirik Seokjin yang tiba-tiba berteriak, "Bagaimana bisa kau ada di hotel?! Hei, bukankah aku menyuruhmu menemuinya? Dasar gila, bagaimana bisa kau tidak tahu!"

Dima-diam Hemi menelan ludah, merasakan kegugupan menyergap saat Seokjin menyebutkan sebuah hotel. Dipastikan Jungkook baru bangun dari tidurnya. Tapi tunggu, apa ia baru saja mendengar Jungkook tidak tahu dirinya ada di sana? Apa itu berarti Jungkook tidak mengingatnya?

Lekas mengendalikan ekspresi wajah saat Seokjin kembali menghampiri usai memutuskan sambungan telepon, lelaki itu mengusap tengkuknya sebelum bicara, "Sebenarnya aku ke sini hanya ingin bertemu dengan temanku. Tapi setelah mendengar kabar bahwa jurnalis yang kemarin kukirim belum sempat bicara denganmu, maka di sini aku sendiri yang akan bicara langsung. Apa kau punya waktu, Direktur?"

"Jurnalismu sungguh tidak sopan dengan main pergi begitu saja, padahal aku sudah meluangkan waktu ditengah istirahatku."

"Maaf atas sikap jurnalisku yang tidak sopan itu," Seokjin merenggut berharap Hemi luluh atas permohonan maafnya. "Jurnalisku itu sering kali membantu seorang turis tersesat hingga kadang kala ikut menginap di hotel bila jarak pulangnya terlalu jauh, mungkin itu alasan dia buru-buru pergi. Mungkin juga di telepon temannya untuk menggantikan pekerjaan sebagai pemandu wisata karena dia tipe orang yang tidak bisa menolak ketika seseorang butuh bantuan."

After Fallin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang