10 | Tak ingin memaksa.
"Semalam kau tidak tidur?" Zachary meletakkan secangkir cokelat panas ke meja kerja Hemi setelah menemukan serawut wajah lelah serta kantung mata membengkak atasannya itu yang cukup jelas menarik perhatian sejak kedatangannya ke kantor. "Terjadi sesuatu padamu?"
Teringat kembali kejadian semalam saat Jungkook memaksa pulang bersamanya namun Hemi menolak sebab ia pun butuh waktu untuk berpikir setelah apa saja yang terjadi. Kemarin merupakan hari yang panjang dan berat baginya. Meskipun bebannya sebagian terangkat karena tidak perlu lagi berbohong dihadapan Jungkook, tetap saja ia tidak bisa membuat keadaan berubah seperti dulu.
"Nanti kuberi tahu," Hemi tidak ingin membahasnya apalagi ini masih pagi. Tidak ingin pula memikirkan hal yang membuatnya kembali merasa bersalah sehingga ia memilih mengeluarkan surat milik Harry Berlvara dari dalam laci dan berucap, "Aku ingin minta tolong carikan latar belakang seseorang bernama Harry Berlvara."
"Harry Berlvara?" Tanya Zachary, "Bukankah Tuan Wilson pernah melarangmu mencari tahu?"
Hemi tahu Zachary tidak merasa asing dengan nama itu sebab sebelumnya ia pernah bertanya kepada Gerald namun ayah tirinya itu mengatakan tidak mengenal Harry Berlvara. Saat itu Hemi percaya saja dan menurut tidak mencari tahu lebih lanjut.
Gerald memperingati dirinya perlu berhati-hati, siapa tahu seseorang bernama Harry Berlvara itu merupakan salah seorang yang mencari keberadaan ayahnya untuk menagih hutang. Tapi setelah nama itu terus muncul dalam hidupnya, ia tidak bisa mengabaikannya lagi. Terlebih semua ini menyangkut ayahnya juga.
"Iya, tapi aku ingin kau mencaritahu tanpa sepengetahuan Papa," pinta Hemi. "Selama lima tahun ini seseorang bernama Harry Berlvara tidak berhenti mengirim surat kepada ayahku tanpa tahu ayahku sudah meninggal. Dan, dalam waktu dekat dia akan datang ke sini dan aku harus menemuinya."
"Kenapa kau harus? Bagaimana jika...."
"Tidak, kurasa dia bukan salah satu orang yang menagih hutang kepada ayah. Dia hanya ingin mencari istrinya dan sepertinya ayahku tahu. Tapi sayangnya, dia tidak tahu ayahku sudah tiada."
Bertepatan setelah itu pintu ruangan Hemi dibuka dalam sekali dorong dan terkesan tidak sabar sehingga menghasilkan bunyi nyaring yang membuat Hemi maupun Zachary terkesiap. Kemudian menampilkan Jeon Jungkook berdiri beberapa saat didepan pintu bersama napas naik-turun sebelum menetapkan pandangan pada seseorang yang dicarinya lalu lekas mengambil langkah lebar mendekat.
"Jeon, ada apa?" Hemi bertanya was-was kala Jungkook terus berjalan melewati Zachary hingga berdiri dihadapannya. Lalu menarik tangan Hemi agar dan membawa tubuh kecil ke dalam dekapan. "Hei, lepaskan—"
"Kupikir kau pergi lagi," potong Jungkook mengerat pelukan agar Hemi tidak memberontak.
Memejamkan mata guna menetralkan detak jantung bersama napas tersengal karena berlari menuju ruangan Hemi berada, Jungkook ketakutan setengah mati saat mimpi yang ia dapatkan semalam menjadi nyata. Ia melihat Hemi pergi memasuki pesawat tanpa mau melihat arahnya meski seberapa keras ia memanggil namanya.
"Aku bermimpi kau meninggalkan aku," ujarnya lagi menenggelamkan wajah pada ceruk leher Hemi, mencari ketenangan serta rasa nyaman yang ditimbulkan, "Kau tidak tahu bahwa aku takut sekali hal itu terjadi. Kumohon, berjanji kau akan tetap bersamaku."
Saat dirasa pelukan Jungkook tidak se-erat sebelumnya, Hemi perlahan melepaskan diri dan memilih tidak menjawab. Ia mendapat serawut wajah Jungkook yang masih sama seperti kemarin namun kini sedikit lebih baik. Lantas menyuruh Jungkook untuk duduk di kursinya, Hemi dibuat tak bisa berkata-kata pada sikap Jungkook yang seperti ini. Ia tidak tega melihatnya dan semua ini karena dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Fallin'
FanfictionSequel of Fallin' All In: AFTER FALLIN' "After fallin', my time stops, my sun doesn't rises & sets, and my season stops changing." --- Tak butuh ujung belati atau moncong pistol tertuding baik didepan jantung maupun pelipis untuk membuat seseorang...