23 | komplotan rahasia.
"Mau sampai kapan kau akan menampungnya di sini?"
Jungkook terpaku saat hendak mengetuk pintu ruangan Seokjin. Pemandangan yang tidak aneh mendengar bahkan melihat perdebatan antara Seokjin dengan ayahnya karena perbedaan sudut pandang soal menjalankan perusahaan, namun Jungkook tahu diri bahwa kebanyakan konfrontasi yang terjadi disebabkan karena dirinya.
"Perusahaan ini lama-lama akan bangkrut karena belas kasihmu. Aku tahu bahwa dia sahabatmu, tapi bedakan di mana dia harus diperlakukan, Jinie."
"Aku akan mengurusnya," berapa kalipun Seokjin di nasehati, ia tetap membela Jungkook. Entah karena kesetiaan merasa kasihan. "Ayah tenang saja, sebentar lagi plaftorm kita akan memimpin lagi karena aku tengah menyelidiki sebuah kasus besar."
"Untuk terakhir kalinya, Jinie. Setelah itu aku yang akan putuskan apakah Jungkook masih berhak ada di sini atau tidak. Bahkan dia bukan pegawai resmi di sini."
Tak ada balasan ataupun pembelaan dari Seokjin menandakan percakapan diantara anak dan ayah itu selesai, Jungkook segera menjauh dari pintu sebelum ada yang menemukannya mendengarkan percakapan tersebut. Usai melihat kepergiaan Kim Hanju, Jungkook yang bersembunyi dibalik dinding kemudian keluar. Ketidaknyaman mulai menyergap cepat, perasaan rendah diri bahwa ia selama ini menjadi beban bagi Seokjin mulai menganggunya.
Seokjin memang tidak banyak protes soal kinerjanya yang jauh dari kata baik sebab menjadi seorang jurnalis merupakan sesuatu yang baru bagi Jungkook. Awalnya ia melakukan setengah hati sampai membuat Seokjin selalu berada dalam masalah karenanya. Semakin lama ia sadar bahwa keputusasaan akan seseorang telah membuat hidupnya ke dalam situasi sulit. Sejak saat itu Jungkook mulai memiliki tekad untuk berubah. Namun sayang, ternyata waktu yang ia miliki tidak sebanyak itu.
"Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi," ungkap Seokjin disamping Jungkook merasa bersalah ketika berhadapan dengannya. Jika ia bisa melakukan apapun guna mengganti semua yang telah ia terima maka Jungkook akan lakukan. Tapi sesuatu yang Seokjin inginkan belum bisa Jungkook berikan semudah itu, "Berikan dokumen itu. Aku yang akan mempublikasikannya dan kau tidak akan disalahkan atas hal itu."
"Maafkan aku, Kak. Tapi aku belum bisa menyerahkannya kepadamu."
"Kenapa? Kau sudah berjanji padaku, Jungkookie." Memandang lawan bicara yang nampak murung, Seokjin pun telah kehabisan waktu untuk tetap bersabar disaat dirinya terus didesak oleh ayahnya. "Aku tahu, kau dan Rachel memiliki sesuatu yang besar untuk diungkapkan. Lantas tunggu apalagi? Kau tahu 'kan, apapun yang kalian miliki sekarang akan sangat menguntungkan kita?"
"Iya, aku tahu. Kalaupun bisa aku juga sangat ingin membalas budi padamu. Tapi semua itu belum tuntas, aku dan Kak Rachel masih menyelidikinya."
"Setidaknya kau tahu garis besar kasus itu bahkan kudengar, kau menyimpan sebuah dokumen daftar transaksi penggelapan uang perusahaan Kim In Guk."
Jungkook kontan mendongak, menatap Seokjin penuh keterkejutan.
"Aku juga tahu bahwa selama ini kau diam-diam menyelidiki latar belakang keluarga Jung Hemi."
"Dari mana...."
"Kau menemui Lim Saha disaat ada Namjoon di sana," beritahu Seokjin yang mana seharusnya Jungkook langsung paham bahwa diantara sahabatnya, Namjoon yang sering menemui Seokjin meski hanya sekedar minum-minum ataupun membahas hal serius mengenai kafe miliknya yang kini dipegang oleh Namjoon.
"Aku pasti akan memberikannya padamu disaat semua telah jelas," ungkap Jungkook, "Sesuatu terjadi tanpa diduga dan itu terlihat buruk."
"Satu minggu," balas Seokjin, "Kau punya waktu menyelesaikannya satu minggu. Kuharap memang benar-benar terjadi sesuatu alih-alih kau ragu karena semua ini menyangkut Jung Hemi."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Fallin'
FanfictionSequel of Fallin' All In: AFTER FALLIN' "After fallin', my time stops, my sun doesn't rises & sets, and my season stops changing." --- Tak butuh ujung belati atau moncong pistol tertuding baik didepan jantung maupun pelipis untuk membuat seseorang...