chapter 09

20 8 0
                                    

09 | kebohongan yang gagal.








Hemi tidak pernah merasa se-frustasi ini ketika menghadapi suatu masalah. Apalagi tentang hal yang tak pernah ada dalam ingatannya. Sedari tadi ia menerka-nerka namun yang didapat hanya otaknya terasa buntu. Hemi sudah berusaha mencari jawaban dengan menanyakan kepada ibunya, kendati selalu saja berakhir dengan teriakkan histeris setiap kali Hemi menyebut nama pengirim surat-surat misterius yang ditemukan dalam kotak berisi barang-barang peninggalannya dulu. Jake yang menerima puluhan surat itu namun tak berani dibuka sebab ia seakan di teror karena surat itu terus berdatangan.

Sebenarnya apa yang terjadi pada ibu sehingga terlihat begitu tertekan setiap kali nama Harry Berlvara disebutkan. Sebuah nama yang sempat Hemi lupakan sebab ia mengira surat yang ditulis oleh orang itu lima tahun silam tidak berarti apa-apa dan menduga mungkin salah kirim. Namun melihat kondisi ibunya semakin buruk setelah diingatkan pertama kali oleh nama itu, juga Harry Berlvara yang selalu mengancam ayahnya, semua itu patut ia pikirkan kembali.

Surat itu ditujukan untuk Gerard—ayahnya. Dan karena Harry tidak tahu kematian ayahnya, Harry seakan tidak bisa berhenti mengirim surat hingga sekarang. Hemi pun sedikit paham akan kerisauan yang dirasakan Harry sebab belum menemukan orang yang dicarinya. Dulu Hemi juga teramat kehilangan saat tahu kedua orangtuanya pergi tanpa sepengetahuan dirinya. Barangkali itu dirasakan Harry yang sedang mencari istrinya.





"Aku akan mendatangimu ke Korea Selatan, jika kau terus diam dan mengabaikan aku.

Tunggu kedatanganku, Gerard."







Surat terakhir yang Hemi dapatkan dua hari lalu. Terlalu singkat dari surat lainnya. Ia seakan merasa mendekati sebuah jawaban yang tak bisa didapatkan dari siapapun termasuk ibunya. Diam-diam ia menunggu kedatangan Harry Berlvara untuk menanyakan semua rasa penasaran yang menghantuinya setiap saat mengenai siapa Harry Berlvara dan apa kaitannya dengan ayah dan ibunya serta kenapa istri Harry Berlvara menghilang.

Barangkali mungkin ia pun dapat mengetahui alasan kenapa dulu ayahnya pergi diam-diam bersama ibunya yang tak pernah diberitahu oleh Gerald. Mereka semua seakan berusaha menutupi sesuatu darinya.

"Kau, kenapa mengikutiku?" Hemi tidak menyangka menemukan Jungkook sudah berdiri didepan mobilnya ketika ia baru saja keluar. "Bukankah Zachary sudah bilang kalau jadwal sore ini bersifat privasi dan kau tidak perlu ikut?"

"Aku sudah diberitahu tapi memorinya...." balas Jungkook. Sorot matanya tertuju pada tas milik Hemi, "...masih ada dalam tasmu. Kau belum mengembalikannya."

Merasa diingatkan Hemi lekas merogoh benda kecil dan pipih itu dengan cepat sebelum memberikannya kepada Jungkook. Memori kamera yang ia pinjam untuk melihat hasil rekaman saat makan siang bersama Kim Junghyun. Ia hanya ingin memastikan bila Jungkook harus memotong beberapa percakapan yang menjadi rahasia bisnis.

"Terima kasih, Direktur Terhormat." Jungkook sengaja bahkan ia membungkukkan badan sembilan puluh derajat. Seolah sikap segan dan canggungnya selama ini telah terkikis habis hingga mulai berani menguji kesabaran seorang Jung Hemi. "Jangan lupa, makan malamnya, Teman," lanjutnya diiringi seringai lebar.

Hemi mendelik tidak suka. "Kau yang memaksa, ingat itu."

"Tapi pada akhirnya kau mau dan aku sangat senang bisa makan bersama teman baru," terkekeh geli menampilkan deretan dua gigi besarnya layaknya kelinci, Jungkook tak dapat membendung perasaan bahagia hanya karena akan makan malam bersama, "Sampai jumpa nanti malam. Semoga sisa harimu ini menyenangkan, Teman."

"Berhenti mengejekku seperti itu!"

Sengaja tidak mau mendengar, Jungkook memilih berbalik badan sembari melambaikan tangan dan berlari diiringi meloncat-loncat kecil seperti bocah baru diberi uang satu juta won. Tidak lupa berteriak nyaring saat sosoknya menjauh, "Da-ah, Anna!"

After Fallin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang