27 | kejutan tak terduga.
"Aku ... akan menikahi Hana minggu depan."
Kalimat sederhana itu mendadak sukses bergaung bagai genderang perang, menghantarkan sekon melambat dari apa yang coba Hemi pahami. Sesaat di sana, ia menangkap sinyal tidak bagus. Sial. Kelewat sial. Hemi mengerjap, fokusnya kembali terpusat namun sebagian dari dirinya sudah berhamburan menjadi kepingan yang retak.
"Jung, tolong katakan sesuatu."
Cukup lama terdiam, rupanya Jungkook menanti respon sang lawan bicara yang tengah berusaha menyusun dirinya sendiri dari kepingan rasa sesak yang mendera.
"Kau ingin aku mengatakan apa? Selamat?" Hemi tercekat, hatinya mencelos menahan sesuatu yang sebentar lagi akan runtuh. Ia benar-benar tak bisa menebak isi kepala Jungkook yang selalu membuat dirinya terkejut berkali-kali. "Jika kau menyuruhku menunggu, aku akan menunggu. Tapi nyatanya, kau tetap ingin meneruskan pernikahan itu. Maka aku tak ada artinya lagi bagimu."
"Jung—"
"Stop calling me like that!"
Hemi menatap tajam sebagai sebuah peringatan. Terpaksa meluapkan amarah dibanding rasa sedih, ia tak mau menunjukkan dirinya yang hancur dihadapan Jungkook entah untuk kesekian kali. Ia merasa bodoh dan terlalu percaya diri. Berpikir bahwa Jungkook akan memilihnya persis bagaimana pemuda lima tahun silam yang tetap bersikeras mempertahankan meski penolakan yang selalu Hemi berikan. Ia terlalu banyak menyimpan harapan yang seharusnya tidak pernah dibangun.
"Kau adalah orang kesekian kalinya yang menghancurkan aku, Jeon Jungkook." Perih terasa hingga Hemi tak sanggup menahan genangan air mata yang mengenang. "Aku mulai membencimu."
"Hemi, maaf—"
Kalimatnya terpotong karena Hemi sudah lebih dulu keluar dari mobil, membanting pintu hingga menghasilkan suara keras. Itu tak sepadan dengan apa yang ia rasakan saat ini. Rasanya seperti baru saja dijejali ribuan belati tepat di jantung, sakitnya luar biasa melebihi kekecewaan yang selalu ia terima selama ini. Hemi semakin yakin bahwa di dunia ini memang tidak ada yang harus ia percayai sepenuh hati.
Seorang petugas keamanan berlari menghampiri Hemi. Baru sadar ia berdiri didepan sebuah mobil yang mendadak berhenti. Kendati tidak bisa dimungkiri jantungnya berdetak dua kali lipat saat menyadari dirinya nyaris tertabrak. Fokusnya kini benar-benar kacau dan ia merasa kehilangan arah.
"Ada apa dengan dirimu sebenarnya, Nona? Apa kau tidak melihat ada mobil yang tengah melaju?"
"Aku tidak apa-apa," balas Hemi singkat sembari menghapus kasar jejak air mata. Lalu pandangan terjatuh pada sosok Harry yang keluar dari mobil tersebut.
"Oh, Lasandra. Kau tak apa?" tanyanya dan Hemi memilih bungkam, mengepalkan tangan kuat. Disaat seperti ini seharusnya ia bisa melakukan rencananya namun karena Jungkook semua jadi kacau balau. Harry pun menyadari ada yang salah dengan gadis didepannya lekas menghampiri, "Ingin ikut bersamaku? Sepertinya kau tidak baik-baik saja."
Meneliti Harry beberapa saat guna memastikan bahwa pria itu tidak tengah merencanakan sesuatu apabila Hemi langsung menyetujui ajakannya. Ia tahu betul bagaimana seorang Harry Berlvara yang ia dengar selama ini. Mengesampingkan peringatan apapun soal dirinya yang akan celaka bila dekatnya, Hemi menganggap ini adalah sebuah kesempatan untuk mengetahui lebih banyak soal sesuatu yang tersembunyi mengenai dirinya dan kepura-puraan yang ayahnya jalani selama ini.
Lantas atas dasar keingintahuan yang tinggi Hemi memberanikan diri mengambil risiko dengan masuk ke dalam mobil tanpa tahu kemana ia akan dibawa pergi. Untuk saat ini ia tak masalah dengan apapun yang akan terjadi. Ia hanya ingin pergi sejauh mungkin dan berharap dengan begitu rasa sakit hatinya dapat terobati dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Fallin'
Fiksi PenggemarSequel of Fallin' All In: AFTER FALLIN' "After fallin', my time stops, my sun doesn't rises & sets, and my season stops changing." --- Tak butuh ujung belati atau moncong pistol tertuding baik didepan jantung maupun pelipis untuk membuat seseorang...