Chapter 20

46 17 0
                                    

Typo bertebaran!!🙏

Happy reading all 📖

💠💠💠

Raefal kembali terduduk dilantai sambil memegangi kakinya yang terasa nyeri. Ersya yang menyadari keadaan Raefal pun menghampirinya.

"Kenapa kaki lo?" Tanya Ersya.

"Gak papa bang, cuma terkilir kayanya tadi." Ucap Raefal.

"Gak hati-hati si lo!"

"Ca!" Panggil Ersya pada Chelsie yang masih berdiri didepan pintu.

"Hm."

"Bantuin sini."

"Males, lo kan bisa si kak."

"Buruan, atau kita gak jadi ke kasablanka."

"Ishh lo mah gituan!" Ucap Chelsie menghentakkan kakinya kesal.

"Cepet dong Ca, bentar doang." Ucap Ersya.

"Gue gak papa kali bang, lebay lo. Kasian Chelsienya tuh ngambek lagi." Ucap Raefal.

"Gak papa." Ucap Ersya.

"Kenapa?!" Tanya Chelsie setelah berdiri di samping mereka berdua.

"Bantuin ini, urutin. Takutnya nanti bengkak." Ucap Ersya.

"Kak! Gue gak bisa!" Ucap Chelsie.

"Bisa. Coba dulu cepet, gue mau ke kamar mandi nih." Ucap Ersya.

"Gue gak bisa gimana sih?!" Ucap Chelsie.

"Bisa, nanti gue balik lagi. Tolongin ya Ca, biar cepet ke kasablanka." Ucap Ersya yang langsung pergi dari ruangan meninggalkan Chelsie dan Raefal.

"Nyebelin." Gerutu Chelsie melihat Ersya pergi.

Selepas kepergian Ersya, hanya ada keheningan diruangan itu, Chelsie yang masih enggan untuk membantu Raefal dan Raefal yang tidak enak dengan keadaan seperti ini, seketika ingatannya kembali pada kejadian saat di toilet sekolah.

"Lo keluar aja gak papa, takut lo gak nyaman berdua kaya gini." Ucap Raefal. Bukan ia ingin mengusir, ia hanya tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama seperti waktu lalu.

"Ngusir?"

"Bukannya gitu, gue takut lo gak nyaman berdua kaya gini sama gue." Ucap Raefal.

Mendengar itu, Chelsie hanya menghela nafas berat. Ia memang tidak nyaman, tapi juga sebenarnya ia tidak merasa begitu khawatir apalagi ini karna perintah kakaknya. Chelsie pun berjongkok disamping Raefal.

"Siniin kaki lo." Ucap Chelsie.

"Gue gak papa kok, lo gak perlu ngelakuin apa-apa." Ucap Raefal sembari mencoba untuk berdiri.

"Ntar gue yang kena. Duduk aja bisa gak? Diem." Ucap Chelsie yang reflek memegang tangan dan bahu Raefal yang kesulitan berdiri.

"Mau kemana sih?" Tanya Chelsie ketika keduanya sudah sepenuhnya berdiri.

Raefal hanya meringis kala kakinya terasa nyeri, namun ada kesenangan tersendiri dalam dirinya. Dimana Chelsie yang kini mau membantunya meski hanya paksaan dari Ersya. Tapi sepertinya ia harus berterima kasih pada Ersya nanti.

My Reason_ [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang