Chapter 40

59 5 1
                                    

Typo bertebaran!!🙏

Happy reading all 📖

💠💠💠

Disebuah ruangan yang cukup luas dan sunyi, seseorang tampak duduk disalah satu sofa dengan segelas minuman beralkohol yang berada ditangannya. Tatapannya lurus kedepan menatap sebuah figura cukup besar yang menempel pada dinding.

Ia meminum alkoholnya, sebelum tangannya terulur mengambil sebuah benda yang tergeletak di meja. Sebuah bayang-bayang tiba-tiba muncul dalam pikirannya, hal itu membuat dirinya merasakan sebuah emosi yang bergejolak.

"Maaf, harusnya benda ini bukan mendarat ditubuh lo," gumamnya sembari terus menatap benda yang meninggalkan bekas merah darah.

Garry, ia bangkit dan melangkah mendekati sebuah figura, tampak sebuah foto seorang remaja. Kala pandangannya tertuju pada foto tersebut, saat itu pula benda tersebut mendarat pada foto tersebut. Merasa emosi, ia mengalihkan tatapannya pada satu figura besar. Tangannya terulur menyentuh dan mengusap foto seorang gadis cantik yang tampak difoto secara diam-diam.

"Sorry, sorry, gue nyesel. Gue gak mungkin mau kehilangan lo, lo pasti kesakitan ...," monolognya sembari terus menatap foto tersebut.

"Sorry. Setelah lo sembuh, gue bakal bawa lo ... kita pergi dari sini, pergi jauh yang tidak seorangpun bisa ganggu kita."

"Emm ... atau sekarang aja?"

Senyuman terus terukir dibibirnya menatap foto-foto yang terpajang diruangan tersebut, seolah foto tersebut dapat merubah suasana hatinya yang sedang buruk menjadi lebih baik dalam sekejab.

💠💠💠

"Gue gak bisa diem aja, Ka." Evan terus merasa geram sekaligus gelisah.

"Van, jangan gegabah. Kita belum tau siapa lawan kita," tutur Raka.

"Chelsie ... gue gak bakal maafin siapa aja yang udah bikin Chelsie celaka," geram Evan yang terbakar emosi.

Raka menghela nafas, "Terus mau lo gimana?" tanyanya.

Evan terdiam seolah berfikir beberapa saat,

"Kalo saran gue, mending kita cari tau dulu siapa dia sebenernya." Raka meletakkan ponselnya dimeja dan menatap Evan.

Evan mengerutkan keningnya menatap penasaran pada Raka, "Maksud lo?" tanya Evan tidak mengerti.

Raka terdiam sesaat, "Lo belum tau siapa Garry, Van."

"Kenapa sama dia?" tanya Evan.

"Gini ...."

Flash back on

Malam itu, Raka yang sedang keluar tidak sengaja melihat sekelompok geng motor yang tampak sedang berkerumun. Raka menghentikan motornya sesaat, ia menatap sekeliling. Jalanan tampak sepi dan gelap, Raka melihat langit yang gelap hingga tak lama mulai turun gerimis.

Raka bersiap untuk pergi, ia memilih abai terhadap sekelompok geng motor tersebut. Dari pada ia harus kehujanan dijalan, maka ia memilih pergi. Namun, satu hal yang membuat Raka mengurungkan niatnya. Ketika sekelompok geng motor tersebut mulai bubar dan saat itu pula hujan turun.

My Reason_ [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang