Typo bertebaran!!🙏
Happy reading all 📖
💠💠💠
Semua orang yang ada didalam markas seketika mengalihkan atensi mereka pada beberapa orang yang kini berdiri didepan pintu masuk. Mereka adalah Rizki, Ersya, Dion dan Reza. Tidak hanya mereka namun juga ada cukup banyak anggota Vendetta yang siap bertarung diluar markas.
Ersya datang setelah Yudha yang diam-diam menelfonnya beberapa saat lalu, ketika mereka baru saja sampai dimarkas. Disaat Aldo dan Satria melawan dua anggota Loot Moon yang menjaga pintu saat itulah ia menelfon Ersya, sebab ia tidak yakin bisa melawan Garry sedangkan mereka hanya ber empat. Bukan ia meremehkan, namun ia tau Garry orang yang licik.
"Masih berani lo ganggu adek gue lagi Garry?" geram Ersya menatap nyalang pada Garry.
"Hah~ kenapa jadi banyak tamu yang dateng?" gumam Garry.
"Lo pikir gue bakal diem liat adek gue sama bajingan kaya lo." sarkas Ersya.
Garry merasa geram mendengar ucapan Ersya, ia menatap penuh emosi pada Ersya begitupun sebaliknya. Rizki yang hanya diam sedari tadi terus menatap Chelsie yang juga hanya diam, keduanya saling beradu pandang seolah sedang bertelepati.
"Sampe kapanpun Caca gak bakal pernah balik lagi ke elo, Gar. Cara apapun yang lo lakuin gak akan bisa bikin Caca jatuh ke elo," ujar Ersya.
"Oh, yakin?" jawab Garry menatap datar pada Ersya.
Chelsie yang melihat gerak gerik tatapan Rizki yang seolah memberikan dirinya arahan pun mengangguk kecil. Melihat Garry yang sibuk berdebat dengan Ersya, Chelsie mencoba untuk menjauh dari Garry. Ia sudah siap untuk kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi padanya, barangkali ada yang menyadarinya dan ia harus siap melawan. Namun sayangnya kemungkinan yang tidak Chelsie duga yang justru terjadi.
Srett
Garry yang ternyata menyadari pergerakan Chelsie menariknya dalam pelukannya dan sesuatu yang diluar dugaan Chelsie menimpa dirinya. Chelsie seketika membelalakan kedua matanya dan meremat baju Garry kala sesuatu yang tajam mendarat diperutnya, kepalanya pun sedikit mendongak menatap layu rahang Garry dan tubuhnya melemas seketika.
"Jangan sentuh adek gue!" sentak Ersya yang emosi, kedua tangannya mengepal dan giginya tampak saling beradu dengan tatapan membunuh yang mengarah pada Garry.
"Lo denger ...," ucap Garry menunjuk Ersya.
"... Ini akhir. Kalo gue gak bisa dapetin Chelsie, gak ada seorangpun yang berhak dapetin Chelsie," lanjutnya lagi.
Kedua mata Chelsie melebar, "Aghh!" teriaknya tertahan.
Tubuh Chelsie semakin melemas kala Garry semakin memperdalam tusukannya, darah segar sudah keluar sejak tadi. Namun, karena Chelsie yang hanya diam membuat semua orang tidak menyadari apa yang terjadi.
"Chelsie?!" teriak Dewi yang pertama menyadari sesuatu yang mengganjal dan melihat darah yang menetes di lantai.
Garry menarik pisau yang masih menancap diperut Chelsie dalam sekali tarikan dan melepas pelukannya membuat Chelsie seketika memegangi perutnya dan melangkah mundur dengan langkah lunglai, semua orang yang baru menyadari hal itu jelas sangat terkejut.
"Chelsie!/Caca!" pekik semua orang hampir bersamaan.
Raefal yang sadar pun langsung berlari dan menangkap tubuh Chelsie yang limbung dan tumbang dengan darah yang terus keluar mengotori seragam Chelsie. Raefal terduduk dan memangku kepala Chelsie dipahanya, melihat keadaan Chelsie membuat tubuhnya seketika bergemetar, untuk kedua kalinya ia harus melihat darah dari tubuh Chelsie yang membuat dirinya sendiri ikut merasakan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Reason_ [ HIATUS ]
FanfictionCerita pertama gak bisa deskripsiin, jadi langsung baca aja. ⚠️warning⚠️ Terdapat beberapa kata-kata kasar dan adegan yang kurang baik dibeberapa part, mohon untuk bijak dalam menanggapi isi cerita🤗 Jangan lupa follow author dan kasih vote ⭐ ya, au...