Chapter 26

53 13 0
                                    

Typo bertebaran!!🙏

Happy reading all 📖

💠💠💠

Jauh dari negara tanah air, tampak dua orang dewasa, yaitu seorang wanita dan seorang pria paruh baya yang sedang berbincang disalah satu ruangan yang lebih terlihat seperti sebuah ruang kerja. Keduanya tampak serius membicarakan banyak hal.

"Bagaimana selanjutnya?" Tanya si wanita dewasa tersebut.

"Mau mu?"

"Aku__ aku sangat ingin menghabisi si sialan itu! Karna dia dan anaknya aku jadi kesulitan membawanya kemari."

"Anak itu juga anakmu, jika kau lupa."

"Ck. Aku tidak perduli. Yang aku mau hanya dia. Lagi pula jika kita bisa cepat membawanya kemari, bukankah kita akan semakin cepat mendapatkan apa yang kita butuhkan."

"Hm, tenang saja. Sejauh ini kita masih aman, dia tidak curiga pada kita."

"Lalu apa selanjutnya?"

"Lihat saja nanti, kau tau anak mu itu punya masa lalu yang masih membekas hingga sekarang."

"Maksudmu? Siapa?"

"Ck. Ibu macam apa kau ini tidak tau tentang anakmu sendiri."

"Diamlah dan katakan!"

"Sopanlah dengan yang lebih tua, aku ayahmu jika kau lupa."

"Hm, katakan."

"Nanti saja, jangan sekarang. Aku mau melihat seberapa jauh anak itu bisa bertahan untuk berjuang."

"Apa yang kau maksud sebenarnya?"

"Nanti kau akan tau sendiri."

"Ck. Aku tidak suka menunggu."

"Nikamti saja, lihat lah anak mu yang sedang menjadi incaran sana sini. Dan lihat siapa yang akan berhasil mendapatkannya nanti, setelah itu baru kita yang akan bermain."

"Hm, terserahmu."

💠💠💠

"Astaga! Ini kepala kenapa rame banget si perasaan!!" Gerutu Chelsie yang sejak tadi tidak bisa tidur.

Hari semakin malam, bahkan kini waktu telah menunjukkan pukul 01:05 dini hari dan Chelsie sejak tadi hanya berguling-guling diranjangnya karna tidak bisa tidur meski sudah ia paksa. Karna merasa jengah ia memutuskan untuk bangkit dan keluar di balkon kamarnya.

Tidak ada rasa kantuk sama sekali, ditambah angin malam yang berhembus menerpa tubuhnya yang hanya memakai baju tidur berlengan pendek. Namun hal itu tidak membuat dirinya menggigil seolah memang sudah terbiasa dengan hawa dingin. Tatapannya lurus kedepan menyusuri gemerlap dari lampu-lampu yang menyala di sekitar rumahnya.

Malam ini keadaan langit sedang gelap, tidak ada bulan yang biasanya menunjukkan dirinya untuk memberi penerangan. Malam ini yang ada hanya awan hitam yang menutup langit malam serta angin yang sedikit kencang, seperti akan turun hujan. Meski begitu Chelsie tidak memperdulikannya, karna kini dikepalanya masih banyak hal lain yang bersarang dan membuatnya pening.

My Reason_ [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang