Lantuan lagu sunda mengiringi acara resepsi pernikahan Akasia dan Sabria, tamu undangan baik keluarga, teman dan kolega masing-masing keluarga hadir dengan senyum mengembang sempurna. Sabria cantik menggunakan baju adat sunda warna putih tulang, juga Akasia yang memakai beskap warna senada.
Tristan dan Keisha menjadi bagian pengiring pengantin sambil Tristan menggendong Abe yang pulas tidur, tak peduli musik sekeras apa, ngantuk ya tidur aja, tidak terusik.
Begitu dua kakak kandung Akasia lainnya, Sakura dan Guntar bersama dua anaknya, lalu Dimas dan Kalila dengan dua anaknya juga ikut mengiringi pengantin baru itu melangkah ke pelaminan.
Akasia terharu, saat melihat empat sahabatnya berdiri menjadi pagar ayu, tak lupa Bondan yang akhirnya hadir walau tidak membawa calon istrinya karena satu dan lain hal. Polisi itu melepaskan seragamnya, ia ikut memakai beskap sunda.
Empat sahabat Akasia menatap dengan rasa bangga juga bahagia. Senyum tampan keempatnya tak kunjung pudar. Hingga, tiba di pelaminan, barulah mereka menyeka air mata yang menetes perlahan.
"Anjrit, Akasia nikah kenapa gue cengeng gini, perasaan waktu Tristan boro-boro," gumam Eron, diikuti Andra yang menengadah kepala menatap langit-langit gedung resepsi.
"Iya. Resek si Akasia," sambung Andra yang diangguki Bondan juga Junet.
"Dah, lah, kalem. Kado udah disiapin, 'kan?" ujar Bondan.
"Udah, Mas Bro ...." Andra menepuk lengan kekar Bondan. "Ndan, lo berubah jadi binaragawan, kenceng amat ini otot lengan?!" Andra terbelalak.
"Mulut lo, Ndra." jitak Bondan. Andra cengar cengir. Acara lanjut ke ramah tamah alias makan enak kalo kata Junet. Mereka berempat berdiri di pojokan setelah diperbolehkan menikmati hidangan.
"Enak dimsumnya," celetuk Eron.
"Gue nyobain chiken cordon blue sama nasi hainan, enak juga, kayaknya catering pilihan Mami Silvi bener-bener mantep deh!" sambung Junet.
"Ehem! Kayaknya ada yang sebut-sebut nama Mami, deh." Nah, sang mpunya nama nongol, Silvi berdiri di samping Junet dengan kebaya warna pink magenta, tak lupa sanggul tradisionalnya.
"Eh ... ada Mami cantik, ini, Mi ... makanannya enak-enak." Andra mewakili tiga sahabat lainnya menjawab karena sibuk makan.
"Iya, dong ... Mami Silvi gitu lho. Eh, habis Akasia, siapa yang nyusul? Bondan ya? Apa kamu Ron? Eh tapi nggak mungkin, lulus aja belom. Junet? Andra? Yah ... Andra lagi, baru putus ya, diporotin melulu, makanya dengerin nasehat Mami, sama Bunda, ngeyel, sih!" cerocos Silvi. Semua hanya tertawa tipis.
Kemudian muncul Sonya dengan kebaya juga rambut yang ditata sanggul modern juga, ia baru saja tiba di gedung resepsi.
Kedua mata mami Silvi sontak membulat saat melihat Sonya, begitu tampak dewasa tapi cantik. Ia menyikut Andra, pasalnya Silvi belum dikenalkan secara resmi. Andra menatap lekat ke Eron yang langsung tau apa maksudnya.
"Mami, kenalin ini Sonya, pacar Eron," ucapnya.
"Halo ... saya Silvi, Maminya Akasia dan penasehat cinta juga kehidupan mereka," tunjuk Silvi ke arah Eron dan kawan-kawan. Para pemuda itu hanya bisa mesam mesem.
"Saya Sonya Bu," jawabnya.
"Mi, jangan gitu lihatinnya. Iya Mi ... iya, Sonya lebih tua dari Eron, kebetulan Eron lagi ikutin jejak Tristan." Eron menjawab dengan wajah malas karena takut di ledekin Silvi.
"Oh ... iya, usia cuma angka, kok, kedewasaan itu nggak lihat dari situ. Sonya, nikmati hidangannya, ya, saya ke tamu lainnya." Silvi tersenyum seraya pamit undur diri, Sonya mengangguk. Eron segera menggenggam jemari tangan kekasihnya itu, kemudian pamit menuju ke pelaminan karena akan memberikan ucapan juga doa restu kepada pengantin baru yang tampak saling mematap penuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksi Papa Muda ✔
RomanceSahabat sejati, katanya ... nyatanya mereka lebih dari sekedar sahabat. Semua hal hampir mereka ketahui, bahkan para istri juga tau. Kecuali urusan ranjang, mereka saling merahasiakan, selain itu ... SEMUA MEREKA TAU. Kenalkan, mereka : Akasia Tri...