Tiga lima

359 91 9
                                    

Mulai bab ini, lompat tahun ya ... karena salah satu point dari judul ini, ada dialur bab berikut ;

______

Selamat membaca 🍂

6 tahun kemudian.

"Antena!" panggil Abe. Dari dalam rumah, Athena berjalan dengan kesal keluar rumah.

"Athena, Abe ... Athenaaa!" jerit kesal anak perempuan yang hampir lima tahun.

"Sama aja. Ayo naik!" perintah Abe dari atas sepeda.

"Athena! Mau ke mana?!" teriak Sonya dari dalam rumah.

"Jalan-jalan sama Abe, Ma, ke lapangan!" jawabnya sambil naik berdiri memijak besi diantara roda samping sepeda.

"Tante Sonya! Antenanya Abe pinjam, ya!"

"Hati-hati, Be!" Sonya yang sedang memeriksa tugas kuliah mahasiswanya dibuat jantungan dengan ulang dua bocah itu. Bukan alasan, minggu lalu Athena dibawa Abe ke dekat jembatan kali di luar komplek, lihat orang mancing. Eron dan Sonya kalang kabut karena dua anak itu tidak pulang sejak jam sebelas siang hingga satu. Melewatkan jam makan siang.

Sonya menghubungi Keisha dengan ponselnya. "Keis, Abe sama Athena naik sepeda ke lapangan, aman, 'kan?"

"Aman, Nya. Kali ini ... maafin anakku ya, suka bawa kabur Athena," ujar Keisha.

"Nggak papa, cuma suka bikin serseran. Titip ya, Keis," pinta Sonya.

"Oke."

Diperjalan menuju lapangan. Athena terus memegang pundak Abe yang menggowes sepeda. Bocah itu tidak takut jatuh, karena Abe pelan menggowes sepedanya. Ia tau Athena harus dijaga, kalau tidak, Eron bisa ngomel-ngomel dan Abe tidak diajak main PS lagi.

"Abe, kita kapan ke rumah Om Atatia? Lihat dedek bayi, yuk!" ajaknya.

"Jauh nggak rumahnya?" tanya Abe.

"Deket. Lewat jalan itu, nanti belok kanan, terus kanan lagi, terus kiri. Nanti ada tukang bakso, belok kiri. Terus ada tulisan gede sama gambar burung besar. Masuk ke sana, terus lurusss ... lagi, ada pos hansip, belok kiri, nah, sampe deh."

Abe bingung, tapi sok tau dengan manggut-manggut.

"Mau ke sana?" ajaknya.

Athena diam, ia berpikir dulu. Dilain tempat, Keisha, Tristan, Eron dan Bondan asik bercanda sambil menunggu pertandingan lanjutan Voly antar cluster. Eron dan Tristan menjadi peserta mewakili cluster mereka. Sementara Bondan jadi penonton saja. Acara 17an di komplek besar itu, harus ramai. Itu juga atas usul Eron dan Tristan dengan penuh menggebu-gebu. Akhirnya, disetujui, mau gimana lagi. Eron ketua RW, termuda sepanjang sejarah komplek rumah itu dan Tristan bendahara RW. Klop sudah.

Setengah jam berselang, dua bocah itu tidak muncul. Keisha mulai celingukan, mencari keberadaan anak dan keponakannya, takut kalau terselip diantara keramaian suporter.

Detik berganti menit, tidak muncul juga. Eron sedang bertanding, sebagai RW ia diminta ikut bermain juga. Keseruan meriah, tapi hati Keisha ketar ketir.

"Ndan, Abe sama Athena ke mana, ya, udah setengah jam lebih nggak sampe-sampe. Ya ampun anak gue, dibawa kemana si Athena ...," khawatir Keisha menjadi-jadi. Ia bahkan memberikan kotak makan siang  Abigail--adiknya Abe, anak kedua ia dan Tristan--ke pengasuhnya.

"Anak cantik, maem sama suster Fifin dulu, ya, Mama mau cari Mas Abe sama Kak Athena."

"Hati-hati, Bu," ujar Fifin. Keisha mengangguk. Ia mulai berjalan, menyusuri satu persatu kerumunan orang. Ia bahkan mencari sepeda Abe apakah terparkir di tempat yang sudah disediakan. Nihil, tidak ada jejaknya sama sekali.

Aksi Papa Muda ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang