Juwi beserta Alisya memindahkan piring-piring maupun mangkuk kotor dari meja ke dapur. Makan malam bersama telah dilewati dengan suasana bahagia tanpa ada kecanggungan sama sekali. Kedua perempuan paruh baya itu senang melihat interaksi akur tiga anak muda dimeja makan tadi.
Sela ikut membantu beres-beres dulu sebelum pulang ke panti asuhan diantar oleh Veen. Selesai beres-beres, dia bergantian cium tangan ke Ardi lalu Alisya, dan terakhir adalah Juwi.
"Mama, Sela pulang dulu. Mama jaga kesehatan baik-baik, ya."
Juwi tersenyum lembut, "Kamu juga jaga kesehatan baik-baik, naik ke kelas dua belas tandanya nanti mulai sibuk banget sama banyak ujian buat kelulusan, kalau nggak jaga kesehatan bisa jatuh sakit, kapan-kapan mainlah ke rumah."
"Iya, Mama. Makasih nasihatnya, Sela pulang dulu. Selamat malam semuanya."
"Hati-hati dijalan, nak."
Sela berjalan keluar dikawal oleh Veen yang sudah lengkap dengan celana jeans hitam panjang dan jaket kulit berwarna coklat tembaga. Tangan kiri pemuda itu menenteng helm untuk Sela. Ia melihat kanan-kiri, mencari keberadaan Sally. Bukannya anak itu tadi izin ke depan sebentar?
"Kamu cari apa, Veen?"
"Oh?" Pemuda tersebut berhenti mencari. "Enggak, ayo pulang sekarang, keburu makin larut. Ibu Lestari pasti cemas di rumah."
"Kak Sela! Tunggu Sally!"
Sepasang kekasih tersebut berhenti didekat motor, menoleh bersamaan ke sumber suara. Dari gerbang depan rumahnya, Sally berlari kencang sembari membawa kotak hadiah berukuran lumayan besar. Entah apa isi dari kotak hadiah itu.
Sesampai di dekat Sela, pertama-tama Sallyana mengatur nafas lebih dulu baru kemudian memberikan kotak hadiah, "Sally denger Kak Sela ulang tahun yang ke 18 tiga hari lalu. Ini ada hadiah kecil dari Sally, semoga kakak suka. Ambil, ya!"
Terkejut. Itulah perasaan yang menimpa Sela, gadis remaja ini bahkan memberikan dia hadiah ulang tahun? Dari mana Sally bisa tahu dia berulang tahun tiga hari lalu? Anak-anak disekolah saja tidak tahu berapa tanggal ulang tahunnya kecuali satu orang, kekasihnya-Veen.
Refleks kepala Sela bergerak menoleh ke belakang, "Kamu yang kasih tahu Sally kalau aku ulang tahun tiga hari lalu?"
Lengan Veen mengusap puncak kepala gadisnya hati-hati. "Bener, aku yang kasih tahu Sally kalau tiga hari lalu hari ulang tahun kamu. Anak itu tiba-tiba tanya kapan ulang tahun kamu kemarin sore, aku bilang ulang tahun kamu udah lewat."
Sallyana merupakan orang ketiga setelah Lestari dan Veen sebagai pemberi kado hadiah ulang tahun. Hati Sela terenyuh. Dia berkali-kali iri dan dengki pada anak gadis didepannya, akan tetapi gadis itu justru begitu baik padanya. Mungkinkah dia telah melakukan hal jahat selama ini karena membenci anak gadis sebaik dan setulus Sallyana?
Untuk pertama kalinya, Sela mengabaikan ego kemudian menarik tubuh Sallyana untuk dia peluk erat. Mata hitamnya berganti ke warna merah perih, "Makasih banyak."
Meskipun canggung karena ini pelukan pertama mereka setelah sekian lama seolah menjadi musuh bebuyutan, Sallyana membalas pelukan Sela. "Sama-sama, kakak. Semoga kakak selalu mendapatkan apa yang kakak mau."
***
"Bunda, kok ada Sally didalam kamar aku?"
Alisya berhenti menulis resep kue baru buatan dia dengan Juwi. Menoleh lalu mendongak, melihat putranya masih berdiri di depan pintu kamar dilantai dua, "Sallyana ketiduran waktu baca buku novel koleksi kamu, jadi sekalian aja Bunda taruh dia ke ranjang. Lagian pas kecil kalian udah sering tidur bareng, sekarang tidur bareng lagi juga gapapa dong." Berkata memang mudah, tapi menjalani tidak semudah mengatakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALLVEEN [WBM 2] - [ END ]
FanfictionWajib baca buku musim pertama. Judul : Wanna Be Me, bisa dibaca di akun wp @azzurayna