#37. Sidang Pertama

63 15 3
                                    

Hari dilaksanakannya sidang yang dinanti-nanti oleh Sallyana dan Kim Taehyun setiap malam akhirnya tiba juga. Sidang akan berlangsung selama dua hari dengan hari pertama berisi gugatan hak asuh sedangkan hari kedua adalah untuk menggungat Yuwi atas kejahatan yang sudah dilakukan terhadap Juwi di masa lalu.

Untuk hari pertama, Sallyana harus ikut. Dia tertuduk dikursi roda dan didorong oleh Madam Jung yang datang dua hari lalu ke Indonesia atas perintah sang Papa. Kesehatan Sallyana memburuk drastis dan sering lemas sehingga kehadiran Madam Jung bisa meredakan kekhawatiran Kim Taehyun selagi dia tidak bisa berjaga didekat putrinya.

"Sally Aghasi, anda ingin jalan-jalan melihat taman baru sebelum pergi?" Madam Jung bertanya ramah tanpa menghentikan langkah kaki.

"Boleh, terima kasih karena Madam sudah merawat aku selama beberapa hari terakhir," balas Sally, suaranya terdengar lirih dan tidak bertenaga. Pandangan mata karamelnya terlihat kosong memandang lurus ke depan. Aksa tertidur manis dilengan kiri sang kakak, sangat tenang dan tidak membuat ulah.

Kursi roda berjalan melintasi area taman yang belum lama dibuat atas perintah Vino. Pemuda itu tahu setiap perempuan suka bunga, apalagi perempuan feminim seperti Sallyana. Sudah pasti hamparan bunga indah dihalaman rumah akan menjadi sambutan hangat yang memberikan ketenangan hati, Sallyana butuh ketenangan batin dan mental untuk saat ini hingga seterusnya.

"Omo~~ taman ini indah sekali. Benar 'kan, Aghasi?" Pandangan Madam Jung terus mengedar, melirik setiap jenis tanaman bunga satu-persatu. Tidak disangka anak laki-laki semuda Vino bisa memberikan hadiah spesial seindah ini, khusus untuk Nona-nya.

"Arraseo, taman yang dibuat sesuai arahan Vino terlihat lebih bagus dari taman bunga yang pernah aku lihat dalam hidupku."

"Saya dengar beliau suka pada anda, bagaimana tanggapan anda untuk perasannya? Dia pemuda yang tampan dan penuh perhatian, saya rasa tidak ada masalah bila Aghasi bersanding dengan dia."

"Kita tunggu saja keputusan takdir, ketika Tuhan berkehendak maka segala sesuatu akan berjalan sesuai alurnya. Ahjumma dan aku tidak tahu masa depan, mungkin saja Vino bersanding bersama perempuan lain dimasa depan kelak." Seiring kalimat terucapkan, suara Sallyana kian melirih. Ia menunduk, melihat Aksa yang tertidur pulas tanpa terganggu sama sekali.

Tubuh Aksa semakin bertambah berat setelah diberi minum susu berprotein khusus bayi bersuai nol hingga lima bulan. Asupan gizi adik laki-lakinya bisa tetap terpenuhi walau tidak ada air susu Ibu sebagai asupan rutin.

Kim Taehyun keluar dari pintu depan, tubuh tingginya terbalut jas formal berwarna abu-abu dengan kemeja bagian dalam berwarna putih. Pria itu sengaja tidak memakai dasi karena berpikir saat sidang berlangsung--emosinya akan naik dan diuji, bisa repot andai dia memakai dasi yang mencekik leher.

Bram keluar tak selang lama setelahnya bersama Cecil yang semakin hari bertambah cantik. Dibelakang Cecil ada pemuda menawan bermata abu familier yang sudah sangat Sallyana hafal.

Mencintai Vino—ternyata lebih sulit dibandingkan tebakan awal seorang Sallyana. Perempuan selalu condong dan suka ke laki-laki yang tampan, baik, penyayang, lemah lembut, tidak kasar, dan sabar. Semua sifat ini telah ada pada sosok Vino, namun hati Sallyana tetap bersikeras menolak untuk mencintai pemuda tersebut.

Alasannya karen ada satu nama yang masih terpatri dan terukir kuat di dasar hatinya. Yakni nama Veen.

Dulu, dia yakin bahwa cintanya bukan cinta ke lawan jenis, melainkan cinta sepasang saudara sekaligus cinta kepada seorang pelindung. Namun saat Sallyana sempat kembali menerima perlakuan manis Veen, menikmati tawa pemuda itu, dan mendapatkan perhatian yang terlalu berlebihan. Sallyana tersadar, dia mencintai Veen sebagai lawan jenis, sebagai sahabat masa kecil, dan sebagai sosok pelindung.

SALLVEEN [WBM 2] - [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang